Oleh : Roslina sari Ummu Luthfi (Analisis dan Aktivis Muslimah Deli Serdang).
Penderitaan saudara muslim Gaza berada dalam titik nadir. Gaza tidak berdaya lagi. Penduduk Gaza dalam kepasrahan. Setelah seluruh pembantaian, seluruh penghancuran gedung-gedung, dan genosida melalui upaya melaparkan penduduk Gaza dan blokade dijalur Gaza yang menghalangi bantuan dunia terhadap Gaza.
Pembantaian di pos-pos bantuan terhadap saudara Gaza yang kelaparan oleh tentara zionis terkutuk. Zionis semakin beringas membantai saudara Gaza. Tanpa satupun penolong dan bantuan.
Dan membisunya negara-negara dunia dan para penguasa nya dari penderitaan Gaza. Membangkitkan kemarahan dan perlawanan rakyat dunia.
Keprihatinan, nurani, kemanusiaan, emosi, kemarahan berkumpul menjadi satu, mendorong puluhan ribu rakyat dunia berkumpul dari berbagai negara dan seluruh kalangan untuk membantu Gaza dan melakukan longmarch ke gaza.
Namun gerakan ini pun mendapatkan penghalangan dari rezim Mesir yang berkuasa. Tertahannya para peserta aksi longmarch akhirnya membuka mata umat bahwa para penguasa mesir itu adalah penghianat.
Diberitakan dari KAIRO, KOMPAS.TV - Pemerintah Mesir dilaporkan mendeportasi puluhan aktivis yang berencana mengikuti konvoi kemanusiaan dengan tujuan melawan blokade Israel di Jalur Gaza. Aksi Global March to Gaza yang sedianya dimulai pada Minggu (15/6/2025) besok bertujuan untuk menekan pihak-pihak terkait agar membuka blokade Gaza yang digempur Israel sejak Oktober 2023.
Seorang pejabat Mesir menyatakan, pemerintah setempat telah mendeportasi lebih dari 30 aktivis di hotel dan Bandara Internasional Kairo. Pejabat itu menyebut para aktivis dideportasi karena "tidak mengantongi izin yang diperlukan."
Pemerintah Mesir secara terbuka menentang blokade Israel di Gaza dan mendesak gencatan senjata segera. Namun, Kairo juga getol membungkam pembangkang dan aktivis yang mengkritik hubungan ekonomi dan politik Mesir-Israel.
Hubungan tersebut merupakan isu sensitif di Mesir karena pemerintah tetap menjaga hubungan dengan Israel kendati publik secara luas bersimpati dengan masyarakat Palestina.
Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan peserta Global March to Gaza harus mengantongi izin terlebih dulu. Pihak kementerian juga mengaku menerima "banyak sekali permintaan" akses menuju perbatasan Mesir-Gaza.
"Mesir berhak melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keamanan nasional, termasuk meregulasi keluar-masuk dan pergerakan individu di wilayahnya, khususnya di daerah perbatasan yang sensitif," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir dikutip Associated Press, Rabu (11/6).
Munculnya gerakan Global March To Gaza (GMTA) menunjukkan kemarahan umat yang sangat besar. Segala emosi dan kemarahan ini ditujukan kepada negara mereka sendiri dimana penguasa mereka tidak memperlihatkan tindakan untuk segera menolong Gaza.
Bahkan badan dan lembaga- lembaga Internasional yang mereka harapkan memberikan pembelaan terhadap Palestina. Nyatanya tidak mampu berbuat apapun kecuali mengutuk dan sekedar beretorika.
Hak asasi kemanusiaan yang selalu diusung pun tidak ada bukti nya. Dimana nasib anak-anak dan bayi -bayi Gaza yang kelaparan, ibu-ibu Gaza yang tinggi lemah tak berdaya, dalam kelaparan akut dan syahid dalam kelaparan.
Akibat blokade Zionis laknatullah di jalur gaza yang menghalangi bantuan makanan, susu bayi, popok, pembalut, obat-obatan dan segala yang dibutuhkan penduduk gaza yang menderita.
Cukup menjadi manusia untuk peduli pada penderitaan ini, namun umat merasa kehilangan harapan, ketika tidak ada satupun penguasa mereka dan lembaga Internasional itu berusaha menghilangkan penderitaan penduduk gaza.
Bahkan hati nurani penguasa mereka sebagai manusia bahkan ketika mereka sebagai penguasa muslim pun serta merta tidak membuat para penguasa itu mereka luluh menolong saudaranya yang dibantai.
Hal itu menandakan bahwa tidak bisa berharapan kepada lembaga Internasional dan para penguasa hari ini.
Kemarahan ini membuat umat mengambil alih ketidakpedulian negara- negara mereka terhadap gaza. Dengan melakukan aksi perlawanan rakyat dunia atas dasar nurani, emosi, kemanusiaan.
Sehingga gerakan Global March to gaza ini akhirnya menyatukan umat dunia atas dorongan kemanusiaan, lebih dari 50 negara dunia berkumpul dari negeri-negeri muslim bahkan dari negeri-negeri eropa, dan berbagai aktivis kemanusiaan dunia. Puluhan ribu mereka berjalan 50 km menuju jalur gaza. Atas dasar hati nurani.
Namun upaya melawan blokade Israel di jalur Gaza melalui aksi global march to gaza ini pun malah mendapat halangan dari pemerintah Mesir, dan para tentara Mesir.
Sungguh sangat menyedihkan, karena yang menghalangi aksi ini adalah saudara muslim mereka sendiri. Pemerintah Mesir dengan barisan tentara nya telah menjadi tameng Israel agar tetap membantai saudara muslim mereka. Puluhan ribu peserta aksi Global March To gaza ini tertahan di pintu Rafah.
Pintu yang menjadi jalan masuk ke gaza.
Tertahan nya mereka di pintu Rafah justru makin menunjukkan bahwasannya gerakan kemanusiaan apapun tidak akan pernah bisa mensolusi masalah Gaza.
Karena ada pintu penghalang terbesar yang berhasil dibangun penjajah di negeri-negeri kaum muslimin yakni nasionalisme dan konsep negara bangsa.
Inilah tembok penghalang sebenarnya. Tembok Rafah akan mudah dibuka jika tembok nasionalisme dan konsep bangsa itu runtuh dari paham para penguasa dan tentara muslim.
Paham ini telah memupus hati nurani para penguasa muslim dan tentara mereka, hingga rela membiarkan saudaranya dibantai di hadapan mata mereka. Bahkan ikut menjaga kepentingan pembantai, hanya demi meraih keridhoan negara adidaya yang menjadi tumpuan kekuasaan mereka yakni Amerika.
Apalagi untuk pemerintah Mesir sendiri. Mesir adalah kacung Amerika dan Israel yang telah menjual gaza kepada para penjajah. Rezim Mesir adalah penjaga gerbang Rafah untuk Amerika dan Israel. Karena telah sejak lama Mesir menyerahkan Rafah dan semenanjung Sinai kepada Amerika dan Israel dalam Perjanjian Camp David.
Dan perjanjian itu menghianati serta merugikan Palestina.
Sehingga tidak heran mengapa penguasa Mesir penghianat dan tentaranya begitu keras menjaga gerbang Rafah. Karena gerbang Rafah sudah menjadi milik Amerika dan Israel dan kepentingan para penjajah tersebut.
Perjanjian Camp David adalah dua perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1978 antara Mesir dan Israel, dengan mediasi Amerika Serikat, yang bertujuan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Perjanjian ini terdiri dari "Kerangka Kerja untuk Perdamaian di Timur Tengah" dan "Kerangka Kerja untuk Penyelesaian Perjanjian Perdamaian antara Mesir dan Israel". Hasil dari perjanjian ini adalah Perjanjian Damai Mesir-Israel yang ditandatangani pada tahun 1979.
Begitulah sikap para penguasa penghianat tersebut. Ditambah paham nasionalisme yang telah membelenggu pemikiran mereka sejak lama.
Bahkan ketika sistem Khilafah masih ada. Racun pemikiran ini telah disuntikkan kedalam benak kaum muslimin. Yang akhirnya menjadi penyebab runtuhnya Khilafah Utsmaniyah di Turki.
Umat Islam harus paham betapa bahayanya paham nasionalisme dan konsep negara bangsa dilihat dari sisi pemikiran maupun sejarahnya keduanya justru digunakan musuh-musuh Islam untuk meruntuhkan Khilafah dan melanggengkan penjajahan di negeri-negeri Islam.
Barat menyadari bahwa mereka tidak mampu secara langsung mengalahkan Islam.
Hal ini juga sebagaimana sejarah telah mencatat gagalnya berbagai upaya kafir barat di masa lalu.
Karena upaya-upaya langsung untuk mendominasi dunia muslim (seperti yang terlihat dalam perang-perang imperialis awal abad ke-19). Maka kini, Barat beralih ke strategi lain, yaitu propaganda dan manipulasi informasi. Mereka akan menyebarkan dan memutarkan fakta untuk membangkitkan sentimen anti khilafah Islamiah di kalangan umat Islam.
Kaum kafir Barat menggunakan nasionalisme dan sektarianisme untuk melawan khilafah Islamiah. Mereka memprovokasi sentimen nasionalis dan persaingan antar negara untuk mencegah persatuan di bawah kekuasaan Khilafah Islamiah.
Mereka akan menekankan perbedaan-perbedaan antar negara dan memicu konflik untuk mencegah persatuan di bawah panji Islam. Strategi ini serupa dengan upaya mereka untuk menghancurkan kekhalifahan di masa lalu.
Barat secara konsisten membangun perpecahan dan perpecahan di antara negeri-negeri Islam. Mereka memanfaatkan nasionalisme dan konflik antar negara untuk mencegah persatuan.
Setelah revolusi Arab, Khilafah ‘Utsmaniyyah benar-benar hancur. Kaum kafir penjajah telah bersiap-siap hendak membelah negara Islam menjadi kepingan-kepingan wilayah yang kecil agar lebih mudah menguasainya.
Hal ini akhirnya terwujud dalam perjanjian Sykes-Picot. Sebuah perjanjian pembagian wilayah-wilayah Islam kepada kafir penjajah pasca kekalahan Turki pada perang dunia I. Jenderal Allenby dari Inggris ketika memasuki Al-Quds (Jerussalem) pada tahun 1917, bahkan mengatakan, “Hari ini, perang salib telah berakhir”.
Sejak saat itulah maka negeri-negeri muslim terpecah belah dalam konsep negara bangsa yaitu sekat-sekat nation state sebagaimana yang kita lihat hari ini. Dan perasaan busuk nasionalisme yang ditanamkan barat, merasuk pada diri dan pemikiran para penguasa boneka barat dan tentaranya. Umat islam disibukkan dengan masalah dalam negeri nya sendiri.
Dan menganggap urusan saudara mereka di negeri lain bukan urusan mereka, sehingga jika saudara nya dijajah, ditindas mereka tidak perlu menolong mereka.
Begitulah propaganda barat atas diri umat ini agar umat tidak bersatu, apalagi menegakkan kembali Khilafah yang selama 13 abad lamanya telah menyatukan negeri-negeri muslim dan melindungi mereka dari tipu daya penjajah.
Umat Islam juga harus paham bahwa arah pergerakan mereka untuk mensolusi konflik Palestina, harus bersifat politik yakni fokus membongkar sekat negara bangsa dan mewujudkan satu kepemimpinan politik Islam di dunia.
Gerakan umat tidak bisa hanya berdasarkan kemanusiaan, karena umat tetap akan lemah tanpa kekuasaan politik islam yang akan melindungi mereka. Bahkan umat 2 milyar ini terlihat seperti buih di lautan tanpa institusi pemerintahan islam sebagai pemersatu nya.
Maka gerakan harus berdasarkan kesadaran politik yang satu. Bahwa mereka harus punya kekuatan dan kekuasaan politik yang mampu mengalahkan kekuatan para penjajah itu.
Umat harus sadar. Sekat nasionalisme yang selama ini merantai mereka harus segera di hancurkan. Hingga mereka bersatu dalam ikatan Aqidah dan syari'ah. Inilah ikatan mabda/ ideologi islam. Akidah islam yang menyatukan mereka atas Laailaaha illallah muhammadarrasulullah.
Atas dasar persatuan ini mewujudkan kepemimpinan politik yang satu yaitu menegakkan negara adikuasa islam. Yang mampu mengalahkan negara adikuasa kafir penjajah.
Untuk itu, urgen untuk mendukung dan bergabung dengan gerakan politik ideologis yang berjuang tanpa kenal lelah dan terbukti konsisten memperjuangkan tegaknya kepemimpinan politik Islam tersebut di berbagai tempat.
Hizbut tahrir ada diseluruh dunia. Hizbut tahrir diseluruh negeri telah menyerukan kepada umat untuk persatuan umat.
Hizbut tahrir adalah sebuah gerak politik ideologis Islam yang selama ini ada di tengah-tengah umat. Hizbut tahrir dengan sabar dan setia menuntun pemikiran umat, menerangi jalan umat dengan memberikan pencerahan pemikiran terhadap seluruh permasalahan umat bahwa semua itu dikembalikan kepada solusi Islam.
Hizbut tahrir siang dan malam bekerja dalam dakwah. Menyerukan kepada umat agar bangkit kesadaran mereka. Serta mengingatkan kepada mereka tanpa merasa bosan.
Bahwa kondisi Palestina, Gaza dan pembantaian yang dilakukan para agresor laknatullah, yaitu Israel bersama Amerika dan para pendukung nya tidak akan pernah terselesaikan dan berhenti, kecuali umat mempunyai kepemimpinan politik Islam yang akan menyatukan umat dan menjadi perisai umat yang umat berperang dan berlindung dibelakang nya.
Kepemimpinan politik Islam itu yang akan menghancurkan kekuatan Israel laknatullah dan para kaum kufar barat pendukungnya.
Akan menghukum para penguasa penghianat yang bekerjasama dalam membantai saudara muslim Gaza.
Kepemimpinan politik islam yaitu Khilafah akan memobilisasi tentara kaum muslimin untuk melakukan jihad fisabilillah. Dan atas komando seorang Kholifah kaum muslimin yang telah dibai'at oleh umat untuk menerapkan syari'ah islam atas mereka dan melaksanakan politik luar negeri islam dengan dakwah, futuhat dan jihad. Membebaskan negeri muslim yang dijajah para kaum kuffar penjajah laknatullah.
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu. bahwa Nabi Muhammad –sallallahu alaihi wasallam– bersabda,
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll.)
Dengan menegakkan Khilafah. Umat akan kembali kuat dan tidak lagi lemah. Tidak lagi terpecah belah dalam 50 lebih negeri kecil tak berdaya. Maka pembebasan Palestina dan negeri muslim yang tertindas tidak akan ada yang menghalangi.
Wahai umat 2 milyar. Islam itu tinggi dan tidak ada yang bisa mengalahkan nya. Umat akan kembali menjadi khoiru ummah jika kita punya kepemimpinan politik islam ini.
Rasulullah SAW bersabda:
الإسلام يعلو ولا يعلى عليه
"Islam itu tinggi dan tidak ada yang menandinginya".
(HR. Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi).
Begitu juga dalam QS. Ali Imran :110 . Allah SWT menyebut kaum muslimin dengan gelar “Khairu Ummah” Umat terbaik.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Allah SWT telah mewajibkan untuk menegakkan Khilafah. Dan Allah SWT berjanji akan menjadi kan umat islam kembali berkuasa, sebagaimana dulu mereka pernah berkuasa memimpin dunia. Ketika orang-orang mukmin beriman, beramal soleh yaitu dengan memperjuangkan islam, dan tidak menyekutukan sesuatu apapun dengan Allah yaitu dengan tidak menerapkan hukum selain hukum Allah. Maka Allah akan hilangkan ketakutan mereka dan Allah akan berikan kehidupan aman sentosa bagi umat ini.
Maka hancurkanlah sekat-sekat bangsa atas nama nasionalisme itu. Bersatulah dan berjuanglah bersama gerakan politik ideologis islam yaitu hizbut tahrir dunia untuk mewujudkan kepemimpinan politik islam yang akan membebaskan Palestina dan negeri-negeri muslim yang tertindas.
Ingatlah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah mengingatkan umat ini untuk bersatu.
Menjaga persatuan diantara kaum muslimin dan jangan mau dipecah belah oleh siapa pun. Allah SWT berfirman :
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. “ (Ali Imran ayat 103)
Semoga Allah segera memberikan pertolongan Nya kepada umat ini dan membebaskan Palestina dengan bersatu nya umat dan negeri-negeri. Tentunya dengan mengembalikan kepemimpinan politik islam yaitu Khilafah. Saksikan lah ya Allah hizbut tahrir telah menyampaikan seruan-Mu kepada umat ini. Allahu akbar.
Wallahu a'lam bisshawwab.
COMMENTS