> Tawuran, Agenda yang Tak Pernah Hilang? - NusantaraNews

Latest News

Tawuran, Agenda yang Tak Pernah Hilang?


(Freelance Writer)


Sebannyak 20 pelajar menangis massal dan bersimpuh di kaki orang tua mereka saat dipertemukan di Polsek Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2023). Para pelajar ini sebelumnya diamankan karena hendak tawuran dengan membawa senjata tajam.


Sebelumnya, pelajar ini diamankan polisi saat hendak tawuran bersama kelompok pelajar lainnya pada Sabtu dini hari (22/7/2023). Di depan orang tua mereka, remaja ini meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi di kemudian hari.


Selain itu, banyak kasus serupa yang terjadi di berbagai wilayah, seperti yang terjadi di Johar Baru, purwokerto, Magelang, Tangerang, jakarta Utara dan masih banyak lagi, dengan model yang serupa berupa perkelahian antara pelajar.


Kasus ini seperti agenda rutin yang tidak ada habisnya, mengapa sedemikian buruk potret generasi muda saat ini? Hal ini jelas bukan tanpa sebab, karena hal itu banyak penyebabnya, di antaranya, yaitu: Pertama, faktor internal. Adapun faktor internal seperti krisis identitas, di mana keterkaitannya dengan kurangnya ketakwaan individu. 


Para generasi muda saat ini tak sedikit yang tidak mengetahui hakikat penciptaan dirinya, tidak memahami mengapa dan untuk apa ia di ciptakan, sehingga ia bertindak sesukanya, tanpa memikirkan lagi benar salah, terpuji atau tercela. 


Di samping itu, hal ini pun dipengaruhi oleh lingkungan terdekat, yakni keluarga sebagai pihak pengasuh pertama pada diri setiap anak. Jika pola pengasuhan baik, maka akan tercipta kepribadian yang baik dan sebaliknya jika pola pengasuhan buruk, maka kepribadian anak akan buruk pula. Belum lagi saat ini, pola pengasuhan tak banyak yang dilandasi oleh keimanan yang kuat, bahkan nampak menyimpang.  


Kedua, faktor eksternal. Faktor ini dapat dipengaruhi oleh teman pergaulan, di mana yang menjadi tempat seorang anak mencontoh adalah teman sebayanya. Karenanya sungguh baik buruknya pergaulan sangat mempengaruhi karakter seseorang.


Pun lingkungan masyarakat memiliki peran. Betapa tidak, saat ini budaya amar makruf nahi mungkar kian terkikis di tengah masyarakat. Dari itu, wajar jika kontrol masyarakatnya juga berkurang.


Tak kalah penting adalah peran negara. Penerapan hukuman yang tidak bersifat menjerakan bahkan terkesan lemah akan dapat memicu individu untuk dapat mengulangi lagi tindakan yang serupa. 


Sungguh sangat miris melihat perilaku generasi muda saat ini, padahal mereka adalah ujung tombak peradaban. Karena jika mereka rusak, maka tergambar sudah bagaimana masa depan negara ke depannya. 


Padahal jika mencontoh bagaimana gambaran kaum muda di masa Rasulullah Saw. hingga perkembangan Islam masa setelahnya pada abad pertengahan, yang berjasa dan menorehkan karya luar biasa seperti Usamah bin Zaid (18 tahun). Memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu.


Sa’ad bin Abi Waqqash (17 tahun) merupakan yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro. Al Arqam bin Abil Arqam (16 tahun). Menjadikan rumahnya sebagai markas dakwah Rasul Shallallahu’alahi wasallam selama 13 tahun berturut-turut.


Zubair bin Awwam (15 tahun) merupakan yang pertama kali menghunuskan pedang di jalan Allah. Diakui oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam sebagai hawari-nya. Zaid bin Tsabit (13 tahun). Penulis wahyu. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani, sehingga menjadi penerjemah Rasul Shallallu’alalihi wasallam. Hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Al Qur’an.


Nama-nama tersebut hanya sedikit gambaran tentang pemuda yang luar biasa dan masih banyak lagi pemuda lainnya yang tak kalah hebat. Sesungguhnya Allah Swt. tidak pernah berdusta ketika Ia berjanji, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an surah Al Kahfi ayat 13 yang artinya, "Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka."


Dengan demikian, tidak mudah menjadikan generasi muda saat ini jauh dari tawuran, jika kondisi lingkungan mereka seakan memberi celah. Dari itu, sungguh ketika para pemuda saat ini, berpegang teguh pada agama dan mengikuti segala peraturan yang ditetapkan oleh pencipta akan menjadikan mereka pribadi yang salih, bermartabat serta menjadi ujung tombak perubahan generasi kearah yang lebih baik. Semua  itu tentunya hanya akan terwujud dan mudah diraih, jika aturan-Nya diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu a’lam.

NusantaraNews Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.