Sudah tidak diragukan lagi wilayah Papua yang terletak di Ujung Timur Indonesia ini begitu kaya akan sumber daya alam. Tak heran banyak perusahaan asing yang berebut izin ingin melakukan eksploitasi .
Papua merupakan negara yang kaya akan bahan tambang seperti tembaga, emas, batu bara, besi, batu kapur, pasir kaolin, minyak bumi dan gas alam. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, Indonesia memiliki tambang emas seluas 1.181.071,52 hektare (ha). Tambang tersebut tersebar di 25 provinsi.
Papua memiliki tambang emas terbesar di Indonesia dengan luas mencapai 229.893,75 ha. Tambang emas tersebut tersebar di enam kabupaten, yakni Pegunungan Bintang, Keerom, Nabire, Dogiyai, Mimika dan Paniai. Dan masih banyak lagi kekayaan alam dibumi Papua.
Namun disisi lain kenyataan sungguh terjungkal dimana baru-baru ini, kelaparan terjadi menimpa Kabupaten Puncak, Papua Tengah, memakan korban jiwa enam warga dan berdampak pada sedikitnya 7.500 orang. Kejadian ini dipicu kekeringan di daerah itu selama dua bulan terakhir yang menyebabkan kelaparan karena hasil kebunnya gagal panen.
Bupati Puncak Willem Wandik di Mimika, Papua Tengah, Kamis (27/7/2023), mengatakan, kekeringan terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Akibatnya, enam warga meninggal, lima orang di antaranya adalah orang dewasa dan satu orang lainnya merupakan bayi berusia 6 bulan. “Para korban meninggal dunia karena tidak ada makanan dampak dari musim kemarau. Bahan makanan tidak bisa didistribusikan lantaran maskapai penerbangan tak ada yang mau terbang ke daerah itu karena gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” jelas Willem dalam keterangan persnya kepada wartawan, dikutip Minggu, 30 Juli 2023.
Indahnya Alam Papua Tak Seindah Nasib Rakyatnya
Berbicara tentang Papua memang tak lepas dari beragam masalah seperti pertikaian kelompok bersenjata, kelaparan, ketertinggalan pembangunan, ketidakadilan, korupsi dan sebagainya. Adapun selama ini, solusi yang ada hanya sebatas teknis semata semisal mengirimkan bantuan dana, logistik, tenaga ke Papua. Padahal bantuan teknis terbukti tak mampu menyelesaikan permasalahan secara tepat.
Misalnya terkait anggaran dana yang besar untuk Papua, ternyata malah dikorupsi oleh penguasa. Padahal di satu sisi, anak bangsa rela berbondong-bondong ke Papua demi meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Papua meski bertaruh nyawa akibat tidak terjaminnya keamanan di sana.
Sumber daya alam yang melimpah di Papua, nyatanya tak menyejahterakan rakyat Papua, tetapi dirampas penjajah asing. Berdirinya pabrik-pabrik raksasa yang mengelola sumber daya alam tak menjamin kesejahteraan masyarakat Papua.
Indahnya alam Papua pun tak seindah nasib rakyatnya. Di manakah rakyat Papua mencari keadilan? Haruskah berharap pada pejabat yang minim empati, hobi berjudi dan suka korupsi? Papua merana entah sampai kapan. Selama sistem kapitalisme tetap bercokol di negeri ini tak ada jaminan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat. Para penjajah yang begitu rakus akan tetap menggerus sumber daya alam yang melimpah. Para penguasa yang tidak amanah, tidak kapabel dan mudah dijadikan boneka oleh para kapital akan semakin menyengsarakan rakyat melalui kebijakan yang tidak pro rakyat.
Papua merana tanggung jawab siapa? Penguasa seolah buntu solusi, miskin ide dan tak bertaring atas kekacauan di Papua. Tak ada kepedulian yang murni kecuali munculnya kesadaran (yang berlandaskan keimanan kepada Allah) akan pentingnya melindungi negeri ini dari penjajahan negara imperialis yang menyebarkan ideologi kapitalisme sumber permasalahan dunia saat ini. Sehingga, negeri ini butuh segera menanggalkan ideologi kapitalisme dan beralih pada sistem Islam yang membebaskan penjajahan, penuh kemuliaan dan menyejahterakan seluruh umat.
Sejahtera dalam Islam
Sejatinya, yang dibutuhkan Papua adalah kepemimpinan berbasis ideologi yang kuat, yaitu kepemimpinan dan ideologi Islam. Kepemimpinan ini tegak di atas akidah Islam.
Dengan akidah inilah para penguasa akan menempatkan diri di posisi dan tempat yang benar, yaitu sebagai pengurus rakyatnya. Dengan kepemimpinan ini pula, penguasa tidak akan berkompromi dengan kapitalis, menjadi antek asing, dan menggadaikan kekayaan alam demi kepentingan diri dan golongannya.
Dalam dekapan syariat Islam, Papua akan mendapat keadilan, kesejahteraan, dan perlindungan yang tidak hanya untuk kaum muslim, tetapi juga nonmuslim. Dengan sistem dan kepemimpinan Islam, kebutuhan dasar rakyat berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan akan terpenuhi.
Kesejahteraan di Papua akan terwujud jika pengaturan urusan rakyat dikembalikan pada Islam. Dengan kebijakan politik ekonomi Islam, kekayaan alam yang dimiliki Papua diposisikan sebagai harta milik umum. Dalam Islam, pengelolaan harta milik umum harus dikelola oleh negara agar rakyat dapat memanfaatkan hasilnya. Tidak boleh ada swastanisasi dan kapitalisasi dalam harta milik umum.
Dengan segenap kekayaan tersebut, bukan hanya Papua yang sejahtera, bahkan bisa berguna untuk menghidupi rakyat seluruh Indonesia. Ini baru SDA di Papua, belum wilayah lainnya. Papua dan penduduk Indonesia bisa sejahtera asalkan pengaturan sistem dan kepemimpinan saat ini berganti menjadi sistem Islam kafah dengan kepemimpinan yang amanah.
Wallahu A'lam Bisshowab