Potensi Pelajar dan Pemuda yang Dikerahkan, Tidak Sesuai Harapan?


Oleh : Siti Rukayah

Muktamar Nasional Ke-32 Pelajar Islam Indonesia (PII) terselenggarakan dengan hadirnya 750 peserta, tepatnya di Kompleks Asrama Haji Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jum’at, 5 Mei lalu dengan tema “Transformasi Gerakan Pelajar Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara tersebut dihadiri oleh Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Dalam pidatonya, Menko Muhadjir menyampaikan mengenai begitu pentingnya menanamkan semangat keislaman dan jiwa nasionalisme secara seimbang. Karena hal tersebut dapat menjadi salah satu sumbangsih generasi yang bermakna bagi Indonesia.

Selain itu, Menko Muhadjir juga menjabarkan bahwa penting adanya keterampilan yang dimiliki oleh para pelajar, terutama jika menyangkut dengan dunia kerja dan kehidupan di era globalisasi saat ini. Keterampilan yang dimaksud seperti berpikir kritis, berkomunikasi, kolaborasi, percaya diri, kreatifitas dan inovasi yang seharusnya dimiliki oleh setiap generasi muda sebagai penerus bangsa.

"Karena itu jika semuanya dibekali dengan mental kebangsaan dan ideologi keislaman yang mantap, diperkuat dengan soft skill yang mumpuni, maka Insya Allah Indonesia Emas dapat terwujud tahun 2045 nanti," kata Muhadjir, dalam pidatonya.

Dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis perlu dengan adanya keterampilan, sekaligus membantu para pelajar untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan dengan lebih siap dan mampu beradaptasi

Ia juga meminta para pelajar memiliki mimpi besar dan cara pandang global yang jauh ke depan serta tanamkan jiwa wirausaha sehingga nantinya dapat berkontribusi dalam memajukan Indonesia.

Kondisi Pelajar dan Pemuda Saat Ini
Pelajar adalah subjek atau pelaku bagi penimba ilmu. Dikatakan pelajar apabila menimba ilmu pada usia TK (Taman Kanak-kanak) hingga jenjang perkuliahan, di mana rentang usia tersebut sama dengan rentang usia pemuda, 18-40 tahun.

Pemuda disebut sebagai  masa kekuatan yang diapit oleh dua kelemahan. Di masa ini cukup singkat, namun memiliki potensi dan peluang yang besar bagi orang yang mampu memanfaatkan masa tersebut dengan baik. Di masa ini seseorang akan lebih produktif karena berkesesuaian dengan tenaga yang masih kuat. 

Pemuda yang semestinya mengembangkan segala potensi yang ada serta memiliki semangat kuat dalam menimba ilmu, namun nyatanya jauh dari harapan. Pemuda saat ini terutama yang masih berstatus pelajar melenceng daripada wajah pelajar itu sendiri yakni citra intelektual dan berakhlak baik. Pemuda saat ini tak ayalnya bermental preman dan memiliki kehidupan yang terlalu bebas bahkan kelewat batas.

Tentunya hal itu dikarenakan sistem saat ini salah dalam mengarahkan pemuda dan pelajar. Pemuda dan pelajar malah didorong untuk mendukung sistem kapitalis (dikuasai oleh para pemilik modal) yang berjiwa nasionalis dan hal tersebut semakin menguatkan cengkeraman daripada perangkap sistem saat ini. Seharusnya pemuda dan pelajar dikerahkan untuk kebangkitan Islam yang memang pernah terbukti benar dalam mengerahkan potensi para pemuda yang seharusnya.

Ditambah lagi, para pelajar saat ini juga didorong untuk memiliki mimpi dan impian yang besar. Namun impian besar yang dimaksud adalah lebih kepada cara pandang global yakni dengan memiliki jiwa wirausaha. Pelajar saat ini selain dituntut menjadi pekerja dengan bergaji tetap, selain itu juga mereka diarahkan untuk mampu berwirausaha dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, melihat masalah banyaknya pengangguran saat ini.
Padahal hal tersebut adalah jebakan sistem saat ini yang menganut sistem kapitalis (dikuasai oleh pemilik modal). Pelajar dan pemuda yang sebenarnya memiliki kekritisan dan potensi yang besar malah dialihkan. Sehingga , hal itulah yang menjadi peran pemuda dan pelajar saat ini jauh dari yang semestinya.

Potensi Pelajar dan Pemuda dalam Islam
Pelajar dan pemuda dalam pandangan Islam adalah generasi pemimpin. Merekalah yang nantinya akan membangun peradaban Islam yang gemilang. Di dalam Islam, peran pemuda dan pelajar akan diarahkan untuk mempersiapkan diri menjadi ilmuwan/ahli/pakar sebagai upaya untuk kemaslahatan umat dan negara yang diatur dalam sistem pendidikan Islam.

Karena pendidikan Islam tidak sekadar transfer pengetahuan, melainkan lebih penting daripada itu. Pendidikan Islam bertujuan untuk mentransfer peradaban Islam dan membentuk pribadi-pribadi tangguh yang akan senantiasa mampu menyokong peradaban Islam.

Sehingga, potensi pemuda akan dikerahkan agar nantinya mampu mengemban amanah sebagai agent of change yakni penjaga penerapan syariat dan siap mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.

Post a Comment

Previous Post Next Post