Wujud Toleransi Beragama Ditunjukkan Warga Winong

.

Pati, nusantaranews.net - Hari raya Idul Fitri 1444 H menjadi momen wujud toleransi antar umat beragama khususnya di Desa Winong, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Hal ini nampak jelas ketika Sholat Idul Fitri 1444 H yang dilaksanakan hari ini. Sabtu (22/4/2023).

Kerukunan tersebut nampak jelas ketika umat muslim Desa Winong dan sekitarnya melaksanakan Sholat Idul Fitri di Masjid Al Muqorrobin. Sholat Idul Fitri yang diikuti lebih kurang 200 orang ini dilaksanakan pagi hari sekitar pukul 06.30 Wib. Dengan banyaknya jamaah, masjid Al Muqorrobin tidak bisa menampung sehingga ada jamaah yang mengikuti Sholat Idul Fitri di jalan samping masjid dan teras Gereja GKMI Winong.

Perlu diketahui Masjid Al Muqorrobin dan GKMI Winong letaknya berhadapan dan hanya dipisahkan jalan kampung. Meskipun dipisahkan jalan akan tetapi tepat diatasnya dipasang atap kanopi sehingga antara masjid dan gereja tersambung satu kanopi.

Ketika Sholat Idul Fitri akan dimulai, jamaah nampak penuh sehingga pengurus Gereja GKMI Winong membuka pintu pagar agar teras gereja dapat dipergunakan jamaah. Hal ini tidak kali ini saja dilakukan, akan tetapi sudah berlangsung tiap tahun.

Menurut Pendeta Didik Hartono M.Th kebersamaan ini berlangsung sudah sekian lama ketika umat Islam melaksanakan ibadah pihak gereja membuka teras agar dapat dipergunakan.
" Tidak hanya kali ini saja, ketika umat muslim ada kegiatan dan perlu adanya tempat yang luas, kami mempersilakan teras gereja dapat dipergunakan," ungkap Didik.

.

Demikian pula ketika pihak gereja ada kegiatan, pihak masjid juga membuka lahan parkir sehingga jemaat gereja dapat memarkirkan kendaraannya di depan masjid.

Santrimo Ketua Takmir Masjid Al Muqorrobin membenarkan hal tersebut. Ketika pihak gereja ada kegiatan kami dari pihak takmir juga dilibatkan. Seperti ketika ada kunjungan dari luar negeri kami diajak duduk bersama memperkenalkan kentalnya toleransi antar umat beragama.
" Ketika gereja mendapat kunjungan dari dewan gereja dari Amerika kami pengurus masjid diajak duduk bersama dan melaksanakan sarasehan sehingga kerukunan antar umat terus terjalin," ungkap Santrimo.

Bahkan ketika ada acara peribadatan yang waktunya bersamaan akan selalu dikordinasikan seperti saat umat muslim melaksanakan Sholat Magrib dan umat Nasrani melaksanakan peribadatan, pihak masjid hanya melaksanakan adzan dan tarhim tidak dilakukan dengan pengeras suara. Hal ini dimaksudkan agar umat nasrani yang sedang beribadah tidak terganggu.  

Itulah beberapa wujud toleransi yang diperlihatkan antar umat beragama khususnya di Desa Winong, selain letak tempat ibadah yang berhadapan dan tersambung dengan kanopi, kegiatan peribadatan juga dikoordinasikan bersama selama tidak menyalahi peribadatan itu sendiri. (m@s)


Post a Comment

Previous Post Next Post