Mengkaji Islam Adalah Kewajiban dan Kebutuhan, Jangan Dipermasalahkan


Oleh Nina Marlina, A.Md
Aktivis Muslimah

Baru-baru ini Dunia Maya dihebohkan dengan pernyataan Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidatonya dalam sebuah acara Seminar Nasional yang membahas stunting yang sempat mengatakan heran dengan ibu-ibu yang sering pengajian sehingga lupa mengurus anak. Ia pun berpesan kepada kaum ibu untuk bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak (Republika.co.id, 19/02/2023). Beragam komentar pun langsung bermunculan menanggapi pernyataan tersebut, ada yang pro namun banyak juga yang kontra.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Andi Nurpati menyayangkan pernyataan Megawati tersebut. Menurutnya solusi masalah stunting adalah mengatasi kemiskinan, bukan gara-gara pengajian. Ia menambahkan pengajian adalah sarana pendidikan agama yang belum tentu semua dipelajari di bangku sekolah atau kuliah. Lagipula pengajian tidak setiap hari dan hanya beberapa jam saja (Sindonews.com, 19/02/2023).

Mengkaji Islam Adalah Kewajiban dan Kebutuhan
Mengkaji islam adalah kewajiban dan kebutuhan setiap muslim termasuk muslimah. Ketika kita meninggalkan kewajiban ini maka hukumnya berdosa. Terlebih mempelajari ilmu agama adalah fardhu 'ain. Rasulullah saw. bersabda, "Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim" (HR. Ibnu Majah). Selain itu, mengkaji islam ternyata banyak dirasakan oleh setiap muslimah sebagai kebutuhan bagi mereka. Dengan mengaji, banyak ilmu yang didapatkan dan tentu amat bermanfaat dalam setiap aktivitas kehidupan. Misalnya, ilmu dalam mengurus rumah tangga sebagai seorang istri dan ibu. Ilmu yang sangat luas dalam Islam pun akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dalam hidup. Mulai permasalahan pergaulan, ekonomi hingga politik. Selain itu, mengaji juga merupakan bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan masyarakat. Pasalnya kita memiliki peran dalam berdakwah ke tengah masyarakat. Terlebih di tengah rusaknya kondisi masyarakat saat ini. 

Adapun tuduhan bahwa ikut pengajian menyebabkan anak terlantar adalah tidak berdasar. Pasalnya, justru dengan mengaji kita dituntut untuk punya skala prioritas. Kita berusaha mengatur waktu sedemikian rupa agar pekerjaan rumah selesai termasuk mengurus anak sehingga pengajian pun bisa diikuti. Justru dengan mengaji seorang ibu mempunyai bekal dalam mendidik anaknya. Anak akan dididik dan dibina dalam ketaatan kepada Allah Swt. Ibu akan berusaha menjadikan anaknya generasi cemerlang calon pemimpin peradaban. 

Adapun stunting itu sendiri adalah permasalahan lain yang disebabkan oleh kemiskinan sehingga anak tidak mendapatkan pemenuhan gizi yang cukup. Banyak anak yang mengalami kurang gizi atau gizi buruk karena tidak terpenuhinya ASI, makanan sehat dan tinggal di lingkungan yang kumuh. 

Peran Negara Menyampaikan Islam Kafah
Mengkaji islam yang merupakan kewajiban dan kebutuhan, tak perlu dipermasalahkan. Dalam sistem sekuler seperti saat ini mengkaji islam sangat dibutuhkan karena umat merasa jauh dari agamanya. Banyak umat islam yang awam dengan agamanya sendiri, tidak paham agama dan berbagai hukum syara. Pasalnya kurikulum sekuler di bangku sekolah hanya memberikan porsi pelajaran agama selama 2 jam saja dalam 1 minggu. Hal ini tentu amat terbatas bagi siswa dalam mempelajari agamanya. 

Sementara dalam negara Islam, mengkaji islam secara kafah merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian setiap individu mulai dari proses pendidikan di sekolah. Sistem pendidikan islam oleh negara akan menerapkan kurikulum yang berlandaskan akidah islam. Tujuan pendidikan dalam islam adalah membentuk individu yang beriman dan bertakwa, berkepribadian islam serta memahami ilmu pengetahuan dan sains. Individu rakyat pun akan memiliki ketinggian taraf berpikir dan kuat kesadaran politiknya.  Proses pendidikan dan pembinaan yang dilakukan oleh negara ini  tentu akan menjadi bekal bagi para ibu untuk mendidik anaknya menjadi muslim yang berkepribadian Islam sebagai calon pemimpin masa depan.

Dengan mengetahui islam kafah, kita dapat mengetahui hukum syariat agar dapat menjalankan perintah Allah dan menjauhi apa saja yang dilarang-Nya. Dengan mengkaji islam kita dapat merasakan ketenangan, kesabaran, ketawakalan dan keberkahan. Negara semestinya memberikan kemudahan, mendukung dan memfasilitasi majelis-majelis ilmu agar kaum muslimah dapat mendalami ilmu agama, bukan menghalangi bahkan mempersekusinya. 

Maka kehadiran negara ini merupakan sesuatu yang urgen bagi umat agar dapat mengetahui islam kafah dan merasakan kebaikan akibat penerapannya. Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post