DUNIA SIBUK BANTU UKRAINA, KEKEJAMAN ISRAEL MAKIN MERAJALELA


Oleh: Siti Julianti, S.Si 
(Aktivis Dakwah)

Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukrania mungkin sudah sering kita dengar beritanya. Pasalnya Konflik yang terjadi antara dua negara tersebut menjadi salah satu perhatian berbagai negara, bahkan hingga menuai simpati dari dunia. Namun perlu kita ingat kembali bahwa perang antara Rusia dan Ukrania tersebut bukanlah satu-satunya perang yang terjadi saat ini. Kita mengetahui bahwasannya Palestina dan Israel telah memulainya lebih dulu, bahkan sejak bertahun-tahun lamanya perang tersebut belum juga usai. Kekejaman yang dilakukan para tentara zionis Israel kepada warga Palestina semakin hari semakin merajalela, pasalnya ditengah bulan Ramadhan yang mulia ini Israel semakin membabi buta melakukan serangan kejinya kepada warga Palestina, tanpa rasa kasihan dan kemanusiaan para zionis Israel tega untuk melakukan pembunuhan, penyiksaan, penangkapan serta membolehkan pemukim melakukan kejahatan terhadap warga Palestina.

Pada senin (4/4/2022) lalu, perdana menteri Palestina  Mohammed Ishtay menyampaikan harapannya pada dunia untuk bisa meminta Israel agar menghentikan serangan militer yang meraka lakukan terhadap warga sipil Palestina. Negara di dunia diharapkan dapat mendorong Israel untuk segera mengakhiri pelanggaran ekstrimis Israel terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa. Selain itu, Israel juga mengizinkan pemukim membawa senjata dan membunuh warga palestina hanya karena mereka tersangka. Pada sabtu lalu, tiga anggota jihad islam palestina dilaporkan meregang nyawa saat berada di kota Jenin. Hal tersebut terjadi karena militer Israel mengklaim bahwa tiga orang tersebut memiliki senjata dan berencana menyerang israel di tepi barat. Kekejian para tentara zionis tersebut bukan hanya berakhir sampai disitu, pada Minggu (10/4) lalu, tentara israel menembak seorang perempuan palestina berusia 40-an tahun.

Sungguh kekejian yang tidak dapat dimaafkan, sudah terjadi berulang dan bertahun-tahun lamanya namun perhatian dunia seakan memudar terhadap warga palestina yang sesungguhnya masih belum merdeka. Meski telah terbukti bahwa perlakuan tentara zionis tersebut telah terang-terangan melanggar Hak Asasi Manusia warga palestina, namun tetap saja dunia tak mampu berbuat apa-apa, bahkan negari-negari kaum muslimin pun tak mampu berbuat banyak kecuali hanya sebatas mengirimkan bantuan berupa makanan, alat-alat kesehatan, selimut dan lain sebagainya.

Sebagai seorang muslim kita harus memahami bahwasannya kita bagaikan satu tubuh, maka ketika ada satu bagian tubuh yang sakit, bagian tubuh yang lainnya pun juga merasakan sakit yang sama. Begitulah seharusnya yang kita juga harus merasakan pendritaan saudara muslim kita di Palestina saat ini yang sedang merasakan kesulitan dan kesakitan, Penderitaan dan ketidakmerdekaan tersebut. Peperangan yang terjadi di palestina juga merupakan bagian dari tanggung jawab kita sebagai seorang muslim yang mana kita diikat dengan ikatan akidah islam, bukan dengan ringan mengatakan itu urusan negara mereka saja. Sesungguhnya saudara-saudara kita di palestina sangat membutuhkan pertolongan kita serta simpati dunia agar mereka dapat segera terbebas dari segala bentuk kedzaliman para tentara zionis israel tersebut. Kita harus memahami bahwa bantuan dana yang kita sampaikan kepada saudara muslim kita di palestina belumlah cukup untuk mengakhiri penderitaan mereka. Kita membutuhkan solusi Islam dan penerapan hukum islam secara kaffah, yang mana hanya dengan jalan tersebutlah segala penjajahan di dunia ini akan dapat terselesaikan, dan segala penderitaan warga palestina dapat diakhiri.

Kemenangan Palestina sesungguhnya juga adalah kemenangan bagi seluruh kaum muslimin. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda yang peduli akan nasib saudaranya dan seluruh kaum muslimin di dunia, kita wajib memperjuangkan islam kaffah. Dengan diterapkannya hukum islam secara kaffah maka tentara zionis yang sejatinya adalah penjajah yang berusaha merebut tanah suci milik kaum muslim tersebut akan dapat disingkirkan. Wallahua’lan bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post