Ancaman Lost Generasi Benarkah Dampak Pademi


Oleh : Suhartini  

Anak-anak adalah amanah yang di titipkan kepada seluruh orang tua di dunia termasuk orang tua di Indonesia, karena anak-anak merupakan generasi penerus atau pewaris dari kehidupan dan akan melanjutkan kehidupan yang akan datang. Tentunya untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik, maka generasi tersebut harus dibekali dengan berbagai hal baik itu ilmu agama, penegathuan, ahlak, ketanguhan dalam menjalani kehidupan di masa mendatang. 

Tentunya itu adalah tugas orang tua karena rumah merupakan tempat pertama kali pendidikan bagi anak dilakukan. Namun pendidikan juga harus didukung oleh peran negara agar mutu generasi penerus tetap terjaga. Faktanya di era revolusi industri 4,0  sekarang ini justru banyak terjadi kemunduran terutama kualitas dari generasi muda, yang sangat banyak mengalami kemunduran terutama kualitas dari generasi muda itu sendiri.  Faktanya :
Seorang siswi SMP di Pontianak, AU, menjadi korban pengeroyokan sejumlah siswi SMA. Aksi tersebut terjadi pada Jumat, 29 Maret 2019, di sebuah bangunan yang terletak di Jalan Sulawesi, Pontianak, Kalimantan Barat. Berbagai kasus tindakan brutal remaja selalu menjadi konsumsi media berita setip hari. Remaja negeri kini tengah mengalami dekadensi moral yang luar biasa. Atas nama globalisasi, remaja diseret dalam kubangan lumpur liberalisme yang menuhankan kebebasan sehingga meningkatkan gaya hidup tanpa aturan. Tingkah laku mereka sangat jauh dari adat ketimuran apalagi dari nilai nilai keislaman. Bobroknya moral generasi bangsa sungguh menjadi sebuah bencana di masa depan, bagaimana tidak remaja yang seharusnya menjadi penerima tonggak estafet kepemimpinan di masa depan namun jauh dari harapan, mau dibawa ke mana bangsa ini jika generasi penerusnya tak dapat diharapkan? Remaja seharusnya menjadi pewaris budaya luhur, justru menjadi korban budaya kufur. (www.republika.co.id)
Kebebasan tanpa batas dalam akses internet pada akhirnya berujung pada rusaknya mental dan moral generasi muda Indonesia. Bangsa ini kini tengah terancam lost generation akibat terpapar pornografi di dunia maya. Bagaimana efektivitas program revolusi mental dan pendidikan karakter selama ini? Meski Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 287 Tahun 2001 tegas mengharamkan pornoaksi dan pornografi, faktanya konten asusila ini justru makin menggila, baik yang digital maupun di dunia nyata. (www.republika.co.id)

Di Indonesia, khususnya di zaman millennial ini telah mengalami krisis moral yang berdampak langsung bagi perkembangan dan tingkah laku anak. Dari berbagai kalangan dan usia (anak-anak, remaja, dewasa, dan tua sekalipun) melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan aturan kesusilaan. Seperti mencuri, korupsi, penipuan, pemerkosaan atau pelecehan seksual, tawuran, bullying, pembunuhan dll. Faktor yang menyebabkan rusaknya moral pada generasi muda pada saat ini yaitu kemajuan teknologi, memudarnya kualitas keimanan, pengaruh lingkungan, hilangnya kejujuran, hilangnya rasa tanggung jawab, tidak berpikir jauh kedepan, rendahnya disiplin. (www.kabarmadura.id)

Bangsa ini telah jatuh ke dalam jurang kemerosotan dan kehancuran dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa wilayah negara harus bertekuk lutut di bawah kekuasaan dan hegemoni bisnis negara-negara lain. Sudah pasti kepedihan dan kesedihan merupakan imbas dari hegemoni bisnis tersebut. Kehilangan sumber daya alam dalam jumlah yang cukup besar, kehilangan kekuatan, otoritas ekonomi, melonjaknya angkatan kerja tanpa skill, pengalaman teknikalisasi tersendat dan bangsa ini harus kehilangan unsur-unsur kemandirian lainnya adalah sebagai akibat dari hegemoni bisnis yang dilakukan oleh negara-negara lain hingga saat ini. (www.news.detik.com)

Kondisi diatas sudah berlangsung sejak lama, dan diperparah dengan adanya musibah wabah virus Covid 19. Dengan adanya wabah tersebut sebagai pihak menjadikan alasan bahwa rusaknya kualitas generasi diakibatkan oleh wabah virus, namun dibeberapa pihak dan juga berdasarkan fakta yang telah terjadi jauh sebelum wabah virus merebak, bahwa kondisi dari generasi bangsa ini sejatinya sudah berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

Tentu ini merupakan buah dari sebuah sistem yang dipakai oleh negara ini. Dimana sistem tersebut justru tidak mementingkan keberlangsungan sebuah generasi, namun lebih mementingkan materi, dimana materi tersebut dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Padahal sejatinya sebuah negera bersama sistem yang dipakai itu untuk memperbaiki dan mempertahankan serta meningkatkan kualitas dari kehidupan yang didalamnya juga termasuk generasi penerus. Sistem yang sedang berjalan sekarang ini tidak mempunyai visi dan misi yang baik, dikarenakan sistem yang dipakai adalah hanya sistem yang mengekor dari negara-negara barat yang menginginkan hancurnya sebuah negara yakni Indonesia. 

Sistem yang dibuat negara-negara barat tersebut merupakan cara lain untuk melakukan penjajahan kepada Indonesia melalui sistem yang mereka buat. Salah satu strategi yang mereka gunakan melalui sistem yang ada yaitu dengan menjauhkan generasi dari agama, sehingga generasi akan menjadi asing dengan agama. Dan ini akan berdampak pada kualitas generasi itu sendiri dimana mereka tidak memiliki keimanan. Dampak dari hilangnya keimanan adalah adanya generasi yang bebas melakukan apa saja yang menurut mereka benar, tanpa berpikir jauh kedepan dan juga menghasilkan generasi yang tidak memiliki kejujuran.

So, setuju tidak setuju bahwa dengan adanya wabah virus covid 19 membuat kita sadar bahwa lost generasi disebabkan oleh sistem yang kita pakai sekarang, bukan wabah virus yang membuat kita lost generasi. Wabah virus merupakan teguran sekaligus ujian bagi kita terutama umat muslim yang selama ini sudah menyalahi aturan yang sudah ditetapkan oleh sang pencipta. Saah satunya adalah dengan memakai sistem yang dibuat oleh manusia bukan sistem yang telah di siapkan oleh sang pencipta yaitu ALLAH SWT. Sistem yang sangat memanusiakan manusia dan membawa keberkahan bagi semesta alam. Seperti dalam firman Allah Surat Al-Anbiya ayat 106 -107 :
اِنَّ فِيْ هٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوْمٍ عٰبِدِيْنَ ۗ
106. Sungguh, (apa yang disebutkan) di dalam (Al-Qur'an) ini, benar-benar menjadi petunjuk (yang lengkap) bagi orang-orang yang menyembah (Allah).
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
107. “Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad), melainkan (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Maka dengan sistem Islam lah seharusnya kita hidup di dunia ini, sistem Islam secara Kaffah dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan semata-mata hanya untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT. Saatnya kita menganti sistem yang baru yaitu Sistem Islam Ideologi. Sistem yang sempurna, berasal dari Pencipta manusia. Otomatis sistem sosial yang lahir dari-Nya adalah yang terbaik bagi kehidupan manusia karena Pencipta mengetahui seluk beluk ciptaan-Nya. Sistem yang mampu menjawab segala problematika umat manusia. Sistem ini juga akan bekerja menjaga individu serta masyarakat di dalamnya jika negara bersedia menerapkannya. Sistem ini secara historis bahkan mampu menjaga keamanan, kepemilikan, keimanan, hingga moralitas generasi yang plural dalam bingkai wilayah kesatuan. 
Wallahu a’lam bi ash-showwab

Post a Comment

Previous Post Next Post