Islam Terus Diserang, Kita Butuh Khilafah


Oleh : Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK

Lagi-lagi ajaran Islam diserang. Kaum liberal di bawah naungan kapitalis demokrasi selamanya tidak akan pernah berdiam diri untuk terus menyerang ajaran Islam yang mulia. Kali ini  tentang jilbab yang diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Menurutnya, pemakaian jilbab kepada anak-anak sedari dini dianggap sebagai bentuk pemaksaan dan berakibat negatif bagi perkembangan anak.

Dilansir dari Jurnal Gaya, (26/9/2020). Sejumlah tokoh dan netizen menghujat pembuatan konten video yang mengulas tentang sisi negatif anak memakai jilbab sejak dini. Deutch Well (DW), media asal Jerman ini telah mewawancarai perempuan yang mewajibkan putrinya mengenakan hijab sejak kecil.

DW  Indonesia juga mewawancarai feminis muslim, Darol Mahmada tentang dampak sosial anak yang diharuskan memakai jilbab sejak kecil. Menurutnya, wajar-wajar saja seorang ibu atau guru mengharuskan anak memakai hijab sejak dini.

"Tetapi kekhawatiran saya sebenarnya lebih kepada membawa pola pikir si anak itu menjadi eksklusif karena dari sejak kecil dia ditanamkan untuk misalnya "berbeda" dengan yang lain," kata Darol Mahmada. Pikiran Rakyat.com (26/9/2020)

Politisi Fadli Zon pun angkat bicara terkait permasalahan ini. Menurutnya, ini adalah pernyataan sentimen Islamofobia terhadap ajaran Islam.

Sekilas apa yang dikatakan Darol Mahmada seolah benar. Tetapi pada hakekatnya, semua adalah racun pemikiran yang sengaja dijajakan kaum feminis sebagai kaki tangan Barat kepada umat Islam.

Tujuannya tidak lain adalah untuk membuat ragu dan menjauhkan umat Islam dari pemahaman Islam, agar nilai-nilai Islam yang berkaitan dengan politik Islam dan berbagai hukum-hukum Islam lainnya dapat dihilangkan dari kaum muslimin dan diganti dengan pemikiran dan budaya barat yang kufur.

Penyerangan terhadap ajaran Islam terkait jilbab adalah upaya mendistorsi ajaran Islam. Karena kewajiban menutup aurat, kewajiban mengenakan kerudung dan jilbab pada perempuan muslim adalah perkara yang tidak  ada perselisihan di kalangan ulama.

Semua ini, akibat diterapkannya sistem kapitalisme demokrasi di negeri-negeri muslim. Sistem ini telah merusak tatanan kehidupan Islam yang benar dan mereka berusaha untuk menggantinya dengan ideologinya yaitu memisahkan agama dari kehidupan.

Masihkah kita diam dengan kondisi ini? Umat perlu disadarkan dari tidur panjangnya selama 96 tahun bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan dan solusi bagi setiap permasalahan yang terjadi.

Kesempurnaan Islam hanya bisa dirasakan dan menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'aalamiin) ketika syariatnya diterapkan secara kafah. Inilah yang akan menjamin terciptanya kebahagiaan umat manusia di dunia maupun di akhirat.

Umat juga perlu memahami, bahwa penerapan Islam kafah hanya bisa terwujud dengan khilafah Islam bukan dalam sistem bermasyarakat dan bernegara seperti hari ini.

Ketiadaan khilafah yang menyebabkan ini semua terjadi. Bahkan ketika para ibu memakaikan kerudung ke anak-anak mereka, sebagai sebuah perkara yang sangat privat dan sama sekali tidak mengganggu dipermasalahkan. Inilah kondisi umat tanpa khilafah. Maksiat merajalela, menjalankan  syariat dipersulit dan terus diserang.

Saatnya kita mencampakkan kapitalisme demokrasi yang sudah jelas menimbulkan berbagai kerusakan. Segera berjuang untuk menegakkan khilafah, agar ajaran Islam kafah bisa segera terwujud di muka bumi ini. Yakinlah bahwa kebenaran (al-haq) yang akan menang dan kebatilan akan musnah.

"Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap...." (TQS. Al-Anbiya [21]: 18)

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post