Mewaspadai Komunis, Generasi Mileneal Harus Melek Sejarah


Oleh : Sri Yulia Sulistyorini, S. Si 

Bulan September selalu menjadi pengingat bagi kita akan bahaya Komunis. Tapi, itu dulu, ketika Film G-30 S PKI rutin diputar di layar Televisi. Seluruh masyarakat, dari anak-anak kecil sampai orang tua faham betul dan sepakat akan bahaya laten Komunis. Namun, sekarang, apakah generasi milenal faham dan mau peduli terkait Komunis?

Mantan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo menyampaikan pernyataan mengejutkan tentang potensi kebangkitan Komunisme di Indonesia. Menurutnya, gerakan kebangkitan komunis sudah terendus sejak 2008 dan sampai sekarang semakin nyata terlihat. 

Upaya membangkitkan PKI dilakukan dengan mengganti hari lahirnya Pancasila menjadi 1 Juni. Padahal 1 Juni adalah konsep Trisila dan EkaSila yang disampaikan Bung Karno. Selain itu, dilanjutkan dengan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Menurut Gatot, RUU HIP sangat bertentangan dengan UUD 1945. Karena, dasar negara Idonesia adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana yang terdapat pada pasal 29 UUD 1945,  diganti dengan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di RUU HIP (JPNN, Selasa, 22 September 2020).

Sungguh mengerikan jika benar PKI akan bangkit kembali. Apalagi dengan kondisi saat ini, di mana anak-anak muda seolah cuek dengan opini yang berkembang. Mereka hanya asyik dengan gadget, hoby nge-game , demam korea, konser, nongkrong di mall, tawuran pelajar, dan lain-lain. 

Lantas, mungkinkah generasi mileneal ini bisa bangkit dengan tingkat kepedulian yang tinggi terhadap sekitarnya? Tentu saja, sangat mungkin. Karena, potensi yang luar biasa pasti ada pada generasi muda yang mau belajar dan menjadi inspirator kemajuan peradaban.

Bagaimana dengan PKI? Sungguh kekejaman dan kebengisan PKI sangat mengerikan. Terutama, pada ummat Islam. Karena, yang dianggap musuh oleh mereka adalah ummat Islam. Agama adalah racun masyarakat. Maka, agama harus dilenyapkan. Komunis dikenal sebagai ideologi yang tidak mengakui adanya pencipta atau Tuhan.  Hal ini menyalahi fitrah manusia yang butuh mengagungkan dan menyembah sang Pencipta. 

Generasi milenial harus tahu ini. Bagaimana caranya? Ya harus melek sejarah. Kewaspadaan harus terus dipupuk agar senantiasa menancap dalam benak. Mereka harus faham bahwa setiap ideologi, meskipun sudah runtuh, masih mempunyai potensi untuk bangkit kembali. Karena, selalu ada pengembannya setiap masa. Makanya, pendidikan sejarah sangat penting untuk menanamkan kesadaran akan bahaya Komunis. Jangan sampai dilupakan, apalagi dihapus. 

Adapun ummat Islam, yang dahulu sempat menjadi musuh PKI, harus selalu waspada. Caranya adalah dengan selalu menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Pendidikan untuk memahamkan dan mencerdaskan anak-anak atau generasi selanjutnya sangatlah penting untuk dilakukan. Aqidah adalah benteng utama. Karena, dengan Aqidah yang kokoh, akan terwujud jiwa-jiwa yang kuat, muncul mental pejuang yang sanggup mengorbankan jiwa dan raga mereka demi Islam. Islam harus tegak di muka bumi ini. 

Di zaman Keemasan Islam, para pemuda dididik untuk menjadi pejuang yang handal. Kepiawaian mereka di berbagai bidang keilmuan sangat luar biasa. Generasi-generasi yang unggul di zamannya dan usia-usia mereka masih terbilang muda. Di Andalusia, Abdurrahman an-Nashir dari Dinasti Umayyah naik takhta pada usia 22 tahun. Dalam bidang militer dan pemerintahan, sejarah Islam mengenal sosok Muhammad al-Fatih, Umar bin Abd al-Aziz, dan Salahuddin al-Ayyubi. Muhammad Al Fatih, khususnya, masih sangat muda saat ia berhasil menaklukkan Konstantinopel. Saat itu usianya 23 tahun. 

Di masa sebelumnya, ada Usamah bin Zaid(18 tahun), sang pemimpin pasukan. Anggotanya adalah para sahabat, di antaranya adalah Abu Bakar dan Umar ketika menghadapi pasukan terbesar dan terkuat pada masa itu. Selain itu, banyak pejuang yg lain yang usianya muda, seperti Arqam bin Abi Arqam(16 tahun), Zubair bin Awwam(15 tahun), Zaid bin Tsabit (13 tahun), Thalhah bin Ubaidillah (16 tahun), dan lain-lain.

Mereka semua adalah para pemuda yang hebat di zamannya. Merekap dididik dengan pendidikan Islam. Sehingga, tertanam keimanan yang kokoh dan tangguh pada diri mereka.
Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 35)

Di dalam ayat yang lainnya, Allah SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجنّةُۗ  يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ ۗ  وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰٮةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِ ۗ  وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَـبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖ ۗ  وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 111).

Sungguh, semangat dan ketangguhan mereka(para sahabat dan pengikutnya), yang sanggup mengorbankan diri dan harta mereka di jalan Allah, sangatlah patut dijadikan tauladan. Mereka hidup di masa Rasulullah SAW dan kekhilafahan selanjutnya. 

Wallahu A'lam bisshowwab. 

Post a Comment

Previous Post Next Post