Menghapus Putus Asa


Oleh :Citra dewi anita 
( sweet shaley cookies ) 

Sedih. Dunia kesehatan Indonesia berduka, selama 6 bulan pandemi ini IDI sudah mencatat 111 dokter meninggal karena covid 19.

Sekjen ikatan ahli kesehatan masyarakat Indonesia, Dedi supratman berkata indonesia menempati peringkat ke 3 tertinggi di dunia dengan presentasi 2,4 % dari total 89 kematian tenaga kesehatan akibat covid 19 per 13 juli 2020. 

Hati ini jadi kacau, galau, risau dan semakin tak karuan. Entah sampai kapan pandemi akan berakhir. Semakin banyak korban berjatuhan, termasuk tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan. Putus asa semakin masuk ke dalam jiwa manusia. Takut dan stres merajai diri. Astagfirullah. 

Tidak ada lagi penolong kecuali Allah. Tidak ada lagi yang bisa menenangkan kecuali berharap Allah. Semoga Allah menurunkan pertolongan kepada kita semua. 

Teringat sebuah kisah tentang nabi Zakaria yang tidak pernah berputus asa dalam meminta pertolongan kepada Allah. Nabi Zakaria mengaharapkan kehadiran seorang anak sedangkan dia sudah tua renta dan istrinya di vonis mandul oleh tabib atau dokter pada masa itu. Tapi, nabi Zakaria tidak pernah putus asa. 

Lalu Allah SWT berfirman, "Demikianlah, hal itu adalah mudah bagi-Ku dan sesungguhnya telah Aku ciptakan engkau sebelum itu, padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali". (QS Maryam ayat 9). 

Nabi Zakaria terus berharap dan memohon pertolongan kepada Allah. Walau seluruh manusia bilang tidak mungkin, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Nabi Zakaria bisa memiliki anak dalam usia yang sudah sangat tua dan dengan istrinya yang mandul. Masyaallah. 

Ini semua bukti bahwa pada diri orang beriman tidak ada kata "mentok", tidak ada kata "kehabisan jalan ",  karena kita punya Allah. Jika Allah sudah berkehendak, Allah akan hilangkan atau Allah akan beri. 

Hidup kita memang penuh dengan ketidakpastian, tapi kita punya Allah yang akan selalu bersama kita. Allah akan selalu memberikan kita yang terbaik. Boleh jadi sekarang kita belum bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi. Tapi, setiap qadha yang menimpa kita, pasti baik bagi kita. Kita senang atau tidak dengan qadha (ketetapan) itu. 

Mari kembali pada Rabb kita, sang Pencipta kita, Yang Maha Mengetahui. Mari kembali pada Nya secara kaffah. Agar tenang dan tentram diri kita. Agar putus asa bisa dihapus dari diri kita. 

Wallahu'alam bish shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post