Mengenalmu Sebelum Kau Lahir ke Dunia


By : Ummu Aisyah 

Belasan tahun mengenalmu sahabatku di dunia dan di surga. Itulah lantunan doa disepanjang masa. Masa itu, dimana kita masih sama-sama muda. Ibu muda yang memiliki satu putra. Usiaku 22 tahun. Hidup bertetangga denganmu, wanita asli dari jawa, yang baik hati. Senang mengenalmu, perlahan tapi pasti. Cinta itu tumbuh kian bersemi. Cinta karena Allah, terhadap sahabat yang baru kutemui. Ada cemistry yang terjalin, sehingga kebersamaan melahirkan kerekatan tak terelakan. Namamu tak jauh dariku. Tetapi kedekatan ini bukan karena sekedar nama. Namun, benar-benar lahir dari kasih sayang. 

Saat itu kami masih sama-sama ngontrak. Qodarullah, sahabatku ini memiliki rizki lebih dulu. Sehingga Allah mampukan untuknya membeli rumah di perumahan yang lain. Walaupun tidak terlalu jauh, dengan tempat tinggal sebelumnya. Disaat pindahan, saya sempatkan membuat camilan sederhana untuk membersamai sahabatku ini. Itulah salah satu tanda cintaku untuknya🥺🥰. Kehilangan itu pasti. Namun, saya sering menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumahnya. 

Untuk sekedar berbincang tentang Islam. Bahkan tumbuh kembang putra-putra kami. Qodarullah, Allah berikan ujian kepada sahabatku ini, yaitu tumbuh kembang putranya. Masya Allah, itu menunjukkan hebatnya sebuah iman yang dimiliki sahabatku itu. Sehingga ujian itu tampak berat dipikulnya. Jika itu menimpaku, belum tentu diri ini kuat. Ketika Allah berikan ujian seorang putra yang istimewa. Sering terucap di lisan sahabatku was-was jika ingin menghadirkan putra kedua. Ada rasa yang sulit untuk diungkapkan apalagi dituliskan. Sebagai sahabat yang mencintainya, tugasku adalah membesarkan hatinya. Agar segera membuat program untuk kelahiran anak kedua. Sering kusampaikan, sahabatku, yakinlah, bahwa putra kedua akan baik-baik saja. Apalagi sudah berpengalaman dengan putra yang pertama.


Yakinlah, bahwa Allah akan memberi pengganti yang jauh lebih sempurna, walaupun tetap putramu yang pertama paling sempurna, karena ia akan ada di surga tanpa hisab🥰🥺😭. Tak bosan rasanya, kuterus memberikan semangat untuk menghadirkan buah hati yang kedua. Allah Maha Penyayang akhirnya mengabulkan harapku dan harapan sahabatku. Sahabatku ini akhirnya mengandung putra kedua. Bahagia tiada terkira. Lantunan doa terus terpanjat tanpa jeda. Rasa sayang terhadap sahabatku itu begitu dalam. Sembilan bulan kemudian, lahirlah dari rahim sahabatku, seorang bayi laki-laki mungil dan tampan. Kemudian diberi nama Muhammad Aldin Abdussalam. Masya Allah tabarakallah. Aldin begitu panggilannya. Tumbuh menjadi anak yang nyaris sempurna. Kehadirannya bukan hanya menjadi qurrota a'yun. Namun, ibarat memiliki surga dunia.

Ayah bunda, sudah mengenal Aldin? Kini Aldin telah kelas 6. Prestasinya dari mulai masuk KU hingga kini tak terhitung. Keshalihannya, membuatku tak bosan bercerita tentangnya. Jangan tanyakan sayangku untuknya. Karena rasa sayang untuk Aldin, seperti sayang ibunya. Tak rela jika Aldin ada yang mengusik atau menjailinya. Pun tak rela jika Aldin harus salah langkah dalam menjalani hidup di dunia. Cerita tentangnya banyak menghiasi beranda facebookku dan facebook sekolah, demikian pula di dalam  buku-bukuku. 

Ayah bunda, kini ananda Aldin sudah memiliki hafalan 7 juz. Senang rasanya, sudah bertahun-tahun mendapingi seorang anak istimewa. Yang seolah saya mengenalnya sebelum ia lahir. Masya Allah tabarakallah shalih kesayangan ibu. Semoga cita-citamu tercapai. Menjadi hafidz Al-Quran yang cerdas dan paham saintek juga pengemban dakwah yang agung. Yaitu dakwah Islam kafah. Demi tegaknya Islam di muka bumi ini. Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin 

Ayah bunda, di bawah ini ada sedikit kesan-kesan dari ananda. Selama berada di KU, karena sebentar lagi ananda lulus...

*Kesan-kesan selama belajar di Khoiru Ummah Rancaekek*

By : Aldin

Alhamdulilah, saya telah dipertemukan dengan guru-guru Khoiru Ummah, yang senantiasa membimbing saya di sekolah. 
Saya merasa senang sekali belajar di sekolah, semua guruku istimewa. Guru Tahfidz dan Tahsin saya adalah Ustadzah Sumiati. Beliau mengajar sebagai guru tahsin dan tahfidz di kelas 6. Kami diajarkan menghafal Al-Quran menggunakan Metode Ummi. Beliau sabar sekali menghadapi murid-muridnya. Apabila ada anak yang bertengkar, beliau menegur dengan cara yang halus. Banyak pengalaman yang berkesan, salah satunya ketika ustadzah memberikan hadiah kepada murid-muridnya.  Ustadzah ingin bisa  masuk Syurga bersama kami. 
Terima kasih kepada guru-guru Khoiru Ummah yang telah berbagi ilmu dan membimbing kami  hingga saat ini. 
Mohan maaf apabila ada kesalahan yang di sengaja maupun tidak di sengaja. 

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Masya Allah tabarakallah shalih🥰

Post a Comment

Previous Post Next Post