Liberalisme Suburkan Islamofobia di Norwegia


Oleh: Satriani 
(Mahasiswi Fakultas Hukum USN Kolaka)

Ketegangan memuncak di ibu kota Norwegia, Oslo ketika seorang  pengunjuk rasa anti Islam merobek-robek halaman Al-Qur’an. Kepolisian Norwegia sampai menembakkan gas air mata untuk memisahkan dua kelompok yang bentrok. Sedikitnya ada 30 orang yang ditangkap polisi Norwegia. Akibat bentrokan itu, unjuk rasa anti Islam di Oslo pada Sabtu (29/8) membuat acara itu diakhiri lebih awal dari jadwalnya. Seperti dilansir Deutsche Welle (DW) pada Ahad (30/8), unjuk rasa anti Islam itu diorganisir kelompok Stop Islamisasi Norwegia (SIAN). Unjuk rasa berlangsung di dekat gedung parlemen Norwegia.

Sementara itu dilaporkan kantor berita DPA ratusan pengunjuk rasa lainnya juga berkumpul dengan meneriakkan tidak ada rasis dijalanan kami. Situsasi ini pun memuncak ketika seorang wanita yang merupakan anggota SIAN merobek halaman Al-Qur’an dan meludahinya. Wanita tersebutsebelumnya pernah di dakwa kemudian di bebaskan atas ujaran kebencian. Dalam unjuk rasa itu, wanita tersebut mengatakan pada para pengunjuk rasa “lihat sekarang saya akan meludahi Al-Qur’an”, 

Bentrokan pun tak dapat terhindarkan antara pengunjuk rasa anti Islam yang dimotori SIAN dengan kelompok yang kontra. Menurut media Norwegia NKR , aparat kepolisian menangkap 29 orang dimana beberapa diantaranya adalah anak dibawah umur. Insiden serupa juga terjadi di kota malmo, swedia pada jum’at (28/8) dimana pengunjuk rasa bentrok dengan aparat pasca kelompok eksrimis sayap kanan membakar Al-Qur’an 

Kebebasan yang Destruktif
Para pembenci Islam dan ajarannya selalu tumbuh subur. Bagaimana tidak, di negeri-negeri barat selalu berusaha untuk merusak moral pemuda dengan menyebarkan aturan-aturan yang dibuatnya keseluruh dunia baik di negeri muslim ataupun di negara non muslim. Aturan yang dibuat oleh kafir barat itu di tujukan agar Islam mengalami kemunduran. Hal ini terlihat banyaknya aksi-aksi yang melecehkan Islam seperti kasus diatas. Beritanya pun hampir setiap tahun dikabarkan tentang aksi-aksi tersebut. 

Di negara muslim, dari kalangan pemuda hingga kalangan tua juga akhirnya terjangkit akan kebencian Islam atau ketakutan terhadap Islam yang lebih dikenal saat ini adalah Islamofobia. Hal ini bisa kita buktikan dengan banyaknya kaum muslim yang membenci ajaran agamanya dan berusaha untuk mencegah kebangkitannya, para ulama dikriminalisasi dan lain sebagainya. 

Liberalisme dalam sistem demokrasi kapitalis mengajarkan empat kebebasan yang sangat destruktif, yaitu kebebasan beragama, berpendapat, kepemilikan, dan berperilaku. Kebebasan berpendapat telah melahirkan orang-orang yang berani menyimpangkan kebenaran Islam, menghina dan menghujat ajaran Islam yang sudah pasti kebenarannya, seperti kebenaran Al-Qur’an dan kemaksuman Nabi saw. 

Mereka bebas melontarkan pemikiran atau pendapatnya sesuai hawa nafsunya, tanpa berpikir apakah pemikiran atau pendapatnya itu benar atau tidak, menyakitkan orang banyak atau tidak, apakah pemikiranya itu sesat atau menyesatkan orang lain atau tidak, memberikan dampak buruk di tengah-tengah masyarakat atau tidak.

Selama tidak mengganggu kebebasan orang lain, sah-sah saja. Inilah yang sesungguhnya membahayakan umat Islam.

Islam, Solusi Maraknya Penistaan
Islam mengajarkan untuk selalu menghargai sesama manusia, baik muslim maupun non muslim dengan tidak meninggalkan akidahnya. Dengan ini kewajiban negara adalah memndidik rakyatnya dengan benar sesuai dengan Islam, hingga membentuk keimanan rakyatnya dan menanamkan ketakwaan rakyatnya kepada Sang Maha Pencipta alam semesta dan seisinya. Sebab dengan ketakwaanlah, para individu-individu akan mengagungkan Islam. Firman Allah swt “ demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hari”. ( Qs Al-hajj [22] 32 ).

Dalam Islam, negara juga wajib menetapkan sanksi jera bagi setiap pelaku-pelaku kejahatan termasuk pelecehan terhadap agama. Dalam kasus penistaan agama pun, Islam dengan sangat jelas memosisikan dan menanganinya. Sebagaimana kisah seorang sahabat buta yang memiliki budak wanita, yang setiap hari menghina Nabi Muhammad saw.

Suatu malam dia menghina Rasulullah saw kembali, sehingga sahabat buta itu membunuhnya. Dan keesokan harinya, nabi mendengar kabar tersebut dan membenarkan sahabat buta itu. (HR Abu Daud 4363, ad-Daruquthni 3242 dan disahihkan al-Albani). Sungguh sangat tegas, ketika aturan Islam ditegakkan di muka bumi ini. Pada akhirnya para pembenci Islam akan takut untuk menyebarkan virus Islamofobia kepada yang lain dan yang belum terjangkiti pun akan terlindungi dari virus tersebut dengan kebijakan (hukum) yang ditetapkan oleh negara.

Sungguh usaha untuk mencegah kebangkitan Islam dan menanamkan Islamofobia terhadap umat itu tidak akan pernah berhasil. Sebab, dengan adanya aksi-aksi yang menunjukkan kebencian Islam, justru membuat banyak dari kalangan non muslim berbondong-bondong masuk Islam dan para pejuang Islam semakin kuat untuk membangkitkan Islam kembali.

Bahkan kemenangan Islam akan segera tiba seiring dengan bukti kerusakan sistem kapitalisme sekularisme dari segi ekonomi, pergaulan sosial, bahkan politik. Sekuat apaun para pembenci Islam dan ajaranya berusaha untuk memadamkan api kemenangan cahaya Islam sejatinya selama itu pula mereka mengalami kekalahan yakni tidak akan pernah mampu memadamkannya. Firman Allah “mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut(ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahayannya meskipun orang-orang kafir membencinya”. (qs as-saff [61] 8). Wallahu ‘alam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post