Kriminalisasi Ulama dan Upaya Menyuburkan Islamophobia


Oleh: Putri Rahmi DE, SST

Akhir-akhir ini, berbagai perlakuan buruk dialami para ulama. Kejiadian ini menambah daftar penyerangan yang menyasar para pemuka agama, baik itu ustaz, imam masjid, hingga ulama. 

Publik  dibuat geger oleh kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber pasalnya saat ustad tersebut sedang mengisi tausiyah bertema "Memperbaiki Hati" di Kota Bandar Lampung,Minggu (13/9) petang,  ide pokok tausiyah tersebut adalah nilai-nilai Alquran yang berisi semangat perdamaian dan persatuan. (www.cnn Indonesia.com,14/09/2020)

Syekh Ali Jaber tiba-tiba ditusuk pemuda  saat memberikan tausiyah yang baru berjalan 15 menit sehingga mengakibatkan luka lengan serius sehingga harus dijahit dan harus mendapatkan perawatan medis. Saat diwawancara oleh Tv One, Syekh Ali Jaber mengatakan peristiwa berawal saat dirinya baru saja meminta seorang anak untuk maju ke atas panggung. "Acara baru awal, saya panggil anak 9 tahun untuk tes bacaannya karena itu acara wisuda hafalan Al Quran, ketika selesai keluarga minta foto. Saat itu, ada seseorang pemuda lari ke atas panggung," ujarnya. (www.republika.com, 13/09/2020)

Tidak hanya itu beberapa hari yang lalu jumat (11 September 2020) Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Nurul Iman, Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Muhammad Arif (61) dibacok oleh salah satu anggotanya saat menjadi imam salat. Korban korban segera dibawa ke RSUD Kayu Agung namun dirujuk ke RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang karena luka yang parah dan perlu tindakan medis lebih lanjut. Selam dalam perawatan kondisinya terus menurun. Ada luka parah di bagian leher belakang sekitar telinga dan kepala. Dua luka itu saling berdekatan dan itu yang memperparah kondisinya. Korban akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah tiga hari dirawat RSMH akibat luka parah yang dideritanya, Senin (14 September 2020).  (www.cnn Indonesia.com,14/09/2020)

Tantangan Dakwah Hari Ini dan Upaya yang Menghalanginya

Para pengemban dakwah hari ini pun mengalami berbagai tantangan dan persekusi. Berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan dakwah. Di antaranya dengan membubarkan pengajian-pengajian; mengancam dan mengintimidasi jemaah pengajian maupun ustaz yang mengisi pengajian; juga mengkriminalisasi para dai dengan tuduhan sebagai kaum radikal, membahayakan kebinekaan, mengancam persatuan dan kesatuan, dsb.

Ajaran Islam juga dikriminalkan, terutama syariat dan Khilafah. Para penentang dakwah melakukan framing terhadap dakwah penegakan syariat dan Khilafah sebagai ancaman terorisme. (www. Muslimah New.com,15/09/2020)

Allah mengancam siapa pun yang meninggalkan dakwah, apalagi yang menghalangi dakwah. Penghalang dakwah akan menuai azab Allah sebagaimana firman-Nya:
“…..Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan, mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini dan sekali-kali tidak ada bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka yang selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihatnya.” (QS Huud [11]: 18–20).

Perlakuan buruk terhadap ulama ini sebenarnya mengkomfirmasi bahwa maraknya upaya islam phobia di negeri ini, tidak hanya di negeri ini bahkan di dunia. Sejarah mencatat bawa istilah Islamophobia ini semakin  populer setelah tragedi 11 September 2001 di gedung WTC Amerika Serikat. Sejak itu barat menyebar teror dan ketakutan pada simbol dan ajaran Islam . Bahkan di Barat sendiri Islam phobia ditebarkan dalam upaya pelarangan cadar bagi muslimah,  diskriminasi terhadap pelaksanaan ibadah umat, pembakaran  Al quran dan penghinaan terhadap Rasulullah SAW. 

Sedangkan di Negara mayoritas muslim Islam ditebar melalui kriminalisasi ulama dan ajaran Islam. Karena itu merebaknya Islam phobia diseluruh dunia merupakan bagian dari rekayasa Barat yang dirancang secara global. Islamophobia sengaja dihadirkan oleh Barat untuk  menjauhkan umat dari kemulian yang hakiki yang tidak akan mungkin diraih oleh sistem kapitalis yang rusak . Islamophobia sengaja dirancang dengan target menghancurkan Islam dan kaum muslimin serta mencegah kebangkitan Islam dengan tegaknya Islam. (MMC News Rabu, 16 September 2020)

Khilafah Menghentikan Persekusi

Dakwah adalah sebuah kewajiban dan amalan yang sangat mulia. Banyak ayat Alquran maupun hadis Nabi ï·º yang menjelaskannya. (Di antaranya lihat QS Fussilat [41]:33; QS Ali Imran [3]: 104, 110; QS Al Ashr [103]: 3 ).

Dalam negara Khilafah, aktivitas ini tentu mendapatkan dukungan penuh. Negara akan mendorong seluruh warganya untuk melakukannya, dan menjamin tertunaikannya kewajiban ini tanpa ada tekanan maupun ancaman.

Negara Khilafah tak hanya menghentikan persekusi dakwah, bahkan akan memfasilitasi dakwah, seperti membuka luas semua masjid untuk kajian keislaman. Demikian juga dengan majelis-majelis taklim, dibebaskan untuk menggelar kajian-kajian keislaman.
Negara akan mengarahkan dan mengontrol agar semua kontennya adalah ajaran Islam yang menyeluruh, mencakup semua aspek kehidupan, yang bersumber dari Alquran dan Hadis.

Negara juga akan membiayai dakwah dan memastikan dakwah sampai ke seluruh pelosok wilayah kekuasaan Khilafah, sehingga tidak ada satu pun tempat di wilayah kekuasaan negara Khilafah yang penduduknya tak paham Islam.

Bahkan negara Khilafah akan mengirim para ulama dan para dai ke seluruh penjuru dunia untuk menyebarkan Islam ke seluruh umat manusia. Itu karena mengemban dakwah Islam adalah aktivitas utama Daulah Khilafah Islamiyah selain penerapan hukum-hukum Islam di dalam negeri. 

Wallahu a’lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post