JKdN viral: Ada Apa dengan Khilafah?

Poto: screenshoot video channel Youtube MMC

Oleh: Abida Wadiatun Ilahi
    Selang beberapa hari sebelum satu minggu yang lalu, menjadi puncak sebuah karya kontroversial anak bangsa. Tak habis di situ, setelah penampilan premier karya tersebut, salah satu syariat dalam Islam yang menjadi bagian dalam judul karya tersebut semakin ramai dibincangkan. Bagaimana tidak, lebih dari sekadar jagat sosial media, dunia pertelevisian pun mulai mengundang pembicara-pembicara untuk membahas karya tersebut hingga ada pula yang kembali menyoal syariat Islam yang satu ini. Siapa yang tidak tahu? Sebuah film dokumenter yang tayang premier tepat 1 Muharram Kamis yang lalu, Jejak Khilafah di Nusantara.  
    Jauh sebelum film ini sebenarnya bahasan Khilafah (salah satu syariat Islam) ini telah ramai disebut-sebut. Terlepas dari opini apa yang ada dalam benak setiap pembahasnya. Sutradara sekaligus penulis dari Film ini, Nicko Pandawa, sempat menyampaikan dalam acara televisi yang mengundang beliau bahwa karya ini sebenarnya hadir demi itu, yakni menjawab tantang zaman yang kian hari publik semakin didengungkan syariat Islam yang satu ini.
    Terlepas dari viralnya film ini, pro-kontra jelas terjadi. Namun, yang disayangkan mereka yang tidak memiliki alasan yang jelas dalam pro dan kontranya. Sehingga apa yang menjadi kebenaran atau hakikat dari apa yang mereka perdebatkan tidak ditemukan. Akan lebih baik dan bijak apabila setiap mereka kepo dan seobjektif mungkin dalam memahami syariat Islam atau apa pun yang menjadi viral kapan pun. Terutama ini, apalagi ini adalah syariat Islam.

Khilafah Sesuatu yang Baru?
    Banyak yang beropini bahwa, Khilafah adalah sesuatu yang baru. Sedangkan sesuatu yang baru itu cenderung dimusuhi sebagaimana perkataan Sayyidina Ali karomallaahu wajhah yang disampaikan ustaz azizi dalam youtube channelnya Gus Nur, "Manusia ini cenderung memusuhi sesuatu yang baru yang belum dia mengerti." Padahal syariat Khilafah ini adalah ajaran Islam. Beliau banyak menjelaskan, bahwa sebetulnya ini bukan sesuatu yang baru bahkan telah ada sejak lama. Kita saja yang belum tahu. Bisa dilihat dalam kitab-kitab ulama terdahulu, banyak mereka yang membahas. Contoh dekatnya, misal dalam buku Fiqih Islam karya ulama Nusantara lulusan al-Azhar, Ustaz Sulaiman Rasyid, disitu membahas syariat Islam Khilafah ini sebagai materi terakhir dalam bukunya. Kemudian, buku karya beliau ini telah menjadi rujukan Madrasah-Madrasah di Indonesia sejak lama sampai sebelum perubahan KMA akhir-akhir ini. Jadi, opini bahwa syariat Islam Khilafah sebagai sesuatu yang baru adalah tidak benar. 
    Netizen yang baik, tentu menganggap pemahaman atas apa itu khilafah sebagai sesuatu  yang sangat perlu dan berupaya mencari tahu faktanya. Hal tersebut sebelum mereka merilis komentar atau memilih untuk pro maupun kontra. Meski tak dipungkiri, banyak diantara kita yang hanya terbawa oleh arus media yang belum pasti kebenarannya. Jadi, sebenarnya apa itu syariat Islam khilafah?

Memangnya Khilafah itu Apa? 
    Khilafah, sebagaimana disampaikan di atas banyak dibahas oleh ulama-ulama, jadi untuk mengetahui lebih jauh dapat merujuk kepada buku-buku mereka yang tidak sedikit dan tebal itu. Di antara ulama yang membahasnya secara definisi adalah al-Imam al-Mawardi dalam kitab beliau, as-siyasah as-Sultoniyyah, "Imamah itu sebutan untuk penggangi dari pada kenabian untuk menjaga agama (dalam penerapannya) dan mengurus urusan dunia." Beliau menyebutnya dengan istilah imamah. Dan perlu diketahui bahwa setiap kali disebut istilah imamah maksudnya adalah khilafah. 
    Dalam kitab yang lain, kitab Mukoddimahnya Ibnu Qoldun. Beliau menyampaikan, "Khilafah itu adalah memimpin masyarakat seluruhnya dengan berdasarkan syariat Islam untuk kemaslahatan akhirat dan kemaslahatan dunia yang kembalinya juga untuk kemaslahatan akhirat." Sejalan dengan yang disampaikan ustaz azizi bahwa Ibnu Qoldun melanjutkan dalam kitab tersebut bahwa, apapun di dunia ini dinilai maslahat dan atau tidaknya itu berdasarkan akhirat. 
    Dari dua definisi yang mewakili definisi yang lain di atas dapat dipahami bahwa Khilafah itu adalah bagian dari syariat Islam yang ianya merupakan sebuah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim seluruhnya di dunia dalam rangka menerapkan syariat Islam dan mengemban dakwah Islam keseluruh dunia. Jadi sederhananya merupakan wadah penerapan perintah Allah (hukum-hukum Islam) dalam mengurus urusan kaum Muslim dan  manusia seluruhnya.

Lalu bagaimana menyikapi Khilafah ini? 
    Sebagaimana telah di bahas sebelumnya, bahwa jelas khilafah adalah bagian dari ajaran Islam maka sikap seorang Muslim sewajarnya adalah menerima dan menyampaikannya sebagaimana adanya. Mengapa kita katakan seperti itu, karena faktanya dewasa ini banyak opini negatif yang tersebar tentangnya bahkan pernah dan ada yang masih meragukan statusnya sebagai bagian dari ajaran Islam. Sehingga ditakutkan umat Muslim sendiri karena ketidaktahuan mereka menjadi menolak ajaran mereka sendiri. 
    Banyak juga ditemukan tindak zolim terhadap orang-orang yang menyampaikan syariat Islam Khilafah. Entah apa alasan tindakan tersebut, tidak kita analisa dalam tulisan ini. Namun sikap kita semestinya paling tidak mengingkari kezoliman tersebut, jika tidak bisa dengan perbuatan maka dengan hati. Bukan malah ikut-ikutan menolak dan menzolimi, sekadar karena ada yang melakukan itu. Padahal, jika kita mengingat, menolak kemungkaran dalam hati adalah selemah-lemahnya yang bisa dilakukan seorang Muslim. Jika itu pun kita tidak melakukannya, bukankah itu sudah sampai derajat yang buruk? Perlu dikuatkan lagi upaya kita mencari klarifikasi tentang ajaran kita sendiri. Adakah wajar seorang Muslim menolak bahkan meragukan ajarannya sendiri? 
    Terakhir, viralnya bahasan Khilafah sampai saat ini semoga menjadi ladang bagi setiap Muslim untuk lebih mengenal dan objektif dalam mengenali salah satu syariat Islam ini. Agar tidak sekadar menjadi daun yang jatuh dialiran air sungai, ikut arus tanpa berbuat apa-apa. Bagaimana jika arusnya beropini negatif? Bahkan, lebih dari itu meski pun opini yang tersebar adalah positif, tetap saja belajar atau memahami tentangnya adalah hal yang penting, hingga timbul kesadaran sendiri yang mengakar dalam dirinya. Sikap zolim setelah demikian akan mungkin untuk dijauhi.
    Semoga Allah merahmati kita semua dengan ilmu yang berkah, iman yang kokoh dan pertolongan untuk mampu melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Aamiin Allahumma Aamiin.
Wallaahu a'lam.
Previous Post Next Post