Gencarkan Bahaya Radikalisme, Mengkambinghitamkan "Good Looking"

Oleh : Hawilawati, S.Pd
(Muslimah Revowriter & WCWH)

Elok-kah pernyataan dari seorang Mentri Agama (Menag) "Fachrul  Razi" yang disampaikannya dalam acara webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', yang disiarkan di YouTube KemenPAN-RB, Rabu (2/9), bahwa paham radikal masuk dalam institusi pemerintah  melalui orang yang berpenampilan baik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang bagus, menguasai bahasa Arab dan hafal Alquran atau hafidz?

Mencegah bahaya radikalisme, 
Menag juga akan menerapkan program sertifikasi 
penceramah bagi semua agama mulai bulan ini. Ia menyatakan pada tahap awal bakal ada 8.200 orang akan mendapatkan sertifikasi penceramah. 

Program tersebut bertujuan untuk mencetak penceramah yang memiliki bekal wawasan kebangsaan dan menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Sekaligus, kata dia, mencegah penyebaran paham radikalisme di tempat-tempat ibadah.

Tak hanya sampai disitu, dilansir
Jakarta, CNN Indonesia. Menag juga meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga pemerintahan untuk tak menerima peserta yang memiliki pemikiran dan ide mendukung paham khilafah sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS). (05/09/20)


Mendengar pernyataan Menag bahwa orang yang  goodlooking dan paham agama adalah radikal, menuai banyak kecaman  umat Islam, tak sepantasnya  statement tersebut keluar dari lisan seorang Menag yang seharusnya memiliki padangan mendalam tentang karakter pribadi muslim. 

Satu pertanyaan besar, radikalisme yang dimaksud menag juga seperti apa, ini harus jelas, agar struktural pemerintah tak memberikan pandangan ngawur yang menimbulkan kontroversi dalam masyarakat. Bahkan jangan sampai menag justru mendukung para pihak yang mempunyai agenda terselubung yang ingin menjauhkan umat dari ajaran Islam yang sesungguhnya, dengan upaya Islamophobia mengatasnamakan persatuan bangsa, cinta Pancasila dan NKRI.

Muhyiddin, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyindir Fachrul yang dianggap kerap menyudutkan umat Islam sejak menjabat Menag itu
meminta menarik ucapannya tersebut. MUI menilai pernyataan Fachrul itu sangat menyakitkan.

"Menag harus banyak baca literatur yang benar, bukan ceramah yang disiapkan oleh pihak yang sengaja punya hidden agenda di negeri ini. Seharusnya ia berterima kasih dan membantu semua pihak yang mendorong proses islamisasi di kalangan generasi muda dan ghirah umat Islam yang ingin menghafal Al-Qur'an," sambung Muhyiddin.(detikNews 05/09/20).

Upaya menangkal bahaya radikalisme kerap kali menyasar kepada islam. Islam  tak pernah tamat menjadi objek bully-an. Masyarakat dipaksakan merasakan bahwa seakan-akan Islam adalah benar pelaku tindakan radikal dan memiliki paham radikal. Tak tanggung -tanggung upaya Islamphobia terus dilakukan, agar umat takut terhadap ajarannya sendiri.

Para orientalis Sekulerisme Kapitalisme dan kaum munafikun secara aktif dan massif mem-bully  Islam.  Mulai dari penghinaan terhadap Allah Swt, Rasulallah Saw, kitab sucinya, ajaran Islamnya , simbol dan lambang ajarannya,  alim ulamanya dan kini individunya. Astaghfirullah.

_*Karakter Muslim*_

Siapapun yang meyakini Islam, maka karakter dirinya juga harus berdasarkan islam. Baik penguasa, pejabat dan pegawai pemerintah (ASN) maupun sipil , dimanapun berada,  prilaku dan pandangan berfikirnya harus mencerminkan pribadi muslim.


Sebuah kehancuran dalam kehidupan Islam, jika kekuasaan dipenuhi dengan pelayan umat yang tak memahami agama dengan benar, sehingga kasus penyelewengan  jabatan atau kerja dianggap hal biasa. Jika ada pelayan rakyat yang korupsi, pro komunisme, memberikan aspirasi keluar dari nilai agama, melakukan tindakan asusila poliandri ASN, sebagai contoh kecil tindakan lemah iman, bukan cerminan pelayan rakyat yang baik.

Dalam Islam pegawai negara justru harus memiliki kualifikasi ilmu agama yang mumpuni. Tugasnya melayani rakyat akan bernilai ibadah jika standar profesinya yaitu baik buruk, halal dan haram sesuai dengan pandangan Allah bukan kapitalisme yang menghalalkan segala cara, yang penting happy dapat materi banyak.


_*Umat Butuh Ajaran Islam Syamil*_

Disadari atau tidak umat saat ini berada dalam krisis multidimensi yang parah, kerusakan semakin menjadi-jadi, kemaksiatan semakin merajalela. Akibat Aqidah  Islam tak digunakan sebagai asas bernegara. Dan  Sekulerisme Kapitalisme yang lebih diagung-agungkan. Karenanya, rakyat butuh solusi segala masalah kehidupannya. Kewajiban negara berperan besar menjalankan amanah yaitu  menjaga diri dan agama rakyatnya.

Sebagai Muslim harus bangga terhadap agamanya, iapun memiliki kewajiban menyampaikan keagungan dan kemuliaan serta kebenaran Islam di tengah umat. 
Jika ASN menyampaikan Islam agam syamil, sempurna atau  kafah, hingga membahas ide khilafah sebagai ajaran Islam,  lalu  dituduh sebagai tindakan radikal bahkan sampai dipersekusi bak penjahat, itu sebuah kemunduran berfikir.

_*Khilafah Ajaran Islam*_

Sudah sepatutnya negeri muslim ini memahami sejarahnya. Khilafah adalah Sistem pemerintahan yang didasarkan Aqidah Islam, terbukti  selama 13 abad lamanya, telah menjadi negara adidaya dan  mampu meriayah (menjaga) rakyat berdasarkan pelegalan syariat Islam secara kafah di berbagai aspek kehidupan. Sistem ini mampu mengayomi manusia baik muslim maupun non muslim (kafir Dzimmi).  Amanah kekuasaannya dijalankan untuk melayani dan melindungi rakyat, tidak hanya sekedar pencitraan.

Khilafah bukanlah monster yang harus ditakutkan, berdasarkan historis justru keberadaannya mampu menyelamatkan peradaban hingga dirasa sebagai rahmatan Lil'alamiin.

Jika sepakat khilafah bukan ide yang dilarang, namun mengapa pelakunya dilarang menjadi ASN, dicap radikal dan dicekoki dengan Islam versi rezim melalui dai bersertifikat. Semua ini menegaskan kebijakan  Kemenag makin tidak jelas
sebagai leading sector penanganan radikalisme agama.

Sungguh terlalu, jika pemeluk Islam yang taat syariat kerap kali di pojokkan dan disudutkan dengan sematan negatif. Ini sebuah fitnah besar dan perang terhadap ketetapan Allah Swt bahwa  manusia diciptakan hanya untuk taat kepadaNya bukan kepada yang lain, apalagi sampai mengagungkan isme sesat dan mengkambinghitamkan ajaran Islam dan pemeluknya.

Sudah saatnya penguasa dan umat Islam terus menyadari keterpurukan bangsa ini karena isme buatan manusia, yaitu sekulerisme kapitalisme yang terus  bercokol di negeri ini yang  masih diagung-agungkan,  hanyalah menambah kesengsaraan hidup dan penghalang pemimpin dan rakyat taat kepada ajaran islamnya.

Mari kita bersegera  memahami Islam kafah dalam menyambut era kejayaan islam Khilafah 'Ala min hajjinubuwah yang telah dijanjikan Allah Swt dan dikabarkan Baginda Rasulullah Saw, dengan membekali  diri dan generasi dengan ilmu syar'i (faqih fiddin,  hafal Al-Qur'an dan menguasai bahasa Arab) agar menjadi pribadi yang baik dan salih (good looking) sehingga mampu amanah sebagai Kholifah Fil ardh . Wallahu'alam bishowab
Previous Post Next Post