Palestina Berduka di Bulan Mulia



Oleh: Yanyan Supiyanti A.Md
Pengajar di Sekolah Tahfidz dan Member Akademi Menulis Kreatif

Palestina kembali berduka. Saat kaum muslim tengah gembira menyambut bulan yang mulia, Palestina justru sedang dibombardir.

Dilansir oleh m.kumparan.com., pada tanggal 6 Mei 2019, ketenangan untuk menunaikan ibadah puasa pada Ramadan 1440 H tampaknya belum bisa dirasakan warga jalur Gaza, Palestina. Mereka diliputi was-was karena gempuran rudal dari militer Israel dalam beberapa hari terakhir. Diberitahu AEP, hingga Minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk diantaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi. Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak Sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan.

Bumi Palestina, yang wilayahnya berdasarkan historis secara konsisten meliputi wilayah di antara Laut Tengah (Dead Sea) dan Sungai Jordan (Shaleh. 2002: 13), dan menjadi wilayah yang berpenghuni sejak lama, sejatinya adalah milik umat Islam. Islam hadir di bumi Palestina pada tahun 636 M ketika Khalifah Umar bin Khattab menerima Al Quds setelah mengusir Romawi. Sempat terlepas pada masa Perang Salib, namun dapat dikuasai kembali hingga berakhirnya Kekhilafahan Turki Utsmani di Palestina tahun 1917.

Sejak berdirinya negara Israel tahun 1948 hingga saat ini, kezaliman penjahat perang Israel laknatullah terus saja terjadi. Pembunuhan anak-anak, perempuan, dan orang-orang Palestina lainnya yang tidak berdaya dan pendudukan wilayah Palestina telah menjadi strategi utama zionis selama ini. Selama 71 tahun warga Palestina ditindas bahkan diusir dari tanahnya sendiri.

Ramadan yang mestinya menjadi bulan yang khusyu' untuk beribadah puasa bagi umat muslim, justru terasa pilu dengan tangisan dan jeritan saudara kita di Palestina. Kondisi mereka begitu menyesakkan dada. Jangankan untuk makan dan tidur, bahkan sekadar bisa hidup tenang pun terasa sulit. Karena ancaman rudal dan mortir selalu mengintai setiap saat. Hingga untuk ibadah shalat pun mereka harus bertaruh nyawa.

Dunia seolah tuli dan buta dengan kebrutalan agresor Israel. Padahal selama ini HAM selalu digembar-gemborkan, perdamaian dunia pun nyaring disuarakan PBB.

Akar masalah Palestina hakikatnya adalah keberadaan Israel yang telah menyerobot, merampok, dan menduduki tanah Palestina dengan mengusir penduduk dan pemilik aslinya dengan bantuan negara adidaya dan PBB.

Maka, solusi Palestina adalah menghilangkan eksistensi negara Israel. Tanah Palestina adalah tanah umat Islam. Secara fikih, bumi Palestina adalah tanah kharajiyah, tanah yang dibebaskan umat Islam melalui peperangan. Status tanah kharajiyah adalah tetap hingga hari kiamat. Bila ada yang mengambil, maka harus direbut kembali sebagaimana Palestina yang diambil oleh Israel.

Tidak ada perdamaian dengan Israel. Apalagi memberikan secara cuma-cuma tanah milik umat Islam untuk dijadikan negara Yahudi.

Jihad telah dilakukan rakyat Palestina sejak awal bangsa Yahudi dengan bantuan Inggris, menguasai Palestina. Berbagai peperangan sudah dilakukan. Namun dengan prinsip nation state (negara bangsa), seolah kewajiban jihad hanya bagi umat Islam di Palestina. Padahal, sebagai tanah kharajiyah, maka kewajiban jihad tersebut adalah kewajiban seluruh umat Islam. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 14:

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin."

Juga firman Allah surat al-Baqarah ayat 191:

"Usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian."

Berdasarkan ayat di atas, Israel harus diperangi dan diusir dari tanah Palestina. Dengan kata lain, jihad fi sabilillah terhadap Israel wajib dilancarkan.

Palestina membutuhkan pelindung seperti Sultan Abdul Hamid II yang menolak sama sekali segala bentuk penyerahan tanah Palestina kepada kaum kafir meskipun hanya sejengkal. Keberadaan khilafah Islam yang mengikuti manhaj kenabian, akan menjadi pelindung umat yang hakiki, yang bakal melancarkan jihad terhadap siapa saja yang memusuhi Islam dan kaum muslim.
Wallahu a'lam bishshawab.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post