Gaza Membara, Penguasa Muslim Di mana?

Oleh : Yuni Damayanti
(Pena Muslimah Konawe)

Menjalankan ibadah puasa dengan tenang  tampaknya hanya sebatas mimpi bagi warga jalur Gaza, Palestina. Ramadhan 1440 H mereka masih diliputi rasa was-was karena gempuran  rudal dari militer Israel dalam beberapa hari terakhir. Diberitakan AFP, hingga minggu (5/5) malam, roket Israel terus menghantam kawasan Gaza. Akibatnya 23 warga Gaza meninggal dunia. Termasuk diantaranya seorang perempuan yang sedang mengandung dan seorang bayi. Serangan dari tank dan rudal udara Israel mulai menggempur Gaza sejak sabtu (4/5). Militer negara zionis itu berdalih serangan dilakukan sebagai bentuk balasan.

Milisi palestina memang menembakkan roket ke wilayah yang diduduki Israel. Empat WN Israel tewas akibat roket yang ditembakkan dari kawasan Gaza, tiga diantaranya adalah militer. Korban jiwa yang bertambah tampaknya tidak membuat Israel  mengendurkan serangan. Pperdan Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah memerintahkan militernya untuk terus menggempur Gaza. “Lanjutkan serangan masif ke elemen teror di Jalur Gaza” kata Netaanyahu. Sedangkan kelompok yang menguasai Gaza, Hamas, membuka peluang gencatan senjata dengan Israel. Pemimpin Hamas Ismail Haniya mengatakan situasi bisa kembali tenang jika Israel berkomitmen bisa menghentikan serangan (Kumparan.com, 06/05/2019).

Kekacauan ini dimulai ketika penembak jitu dari gerilyawan Palestina menembak pasukan Israel dan menyebabkan terluka. Israel membalasnya dengan serangan udara. Keduanya pun kemudian saling meluncurkan roket. Eskalasi ini terjadi jelang Ramadhan dan hari kemerdekaan Israel (Cnnindonesia.com, 05/05/2019).

Konflik Israel dan Palestina telah berlangsung sejak lama, kekejaman zionis Israel telah banyak menelan korban. Lalu apa yang dilakukan kaum muslimin yang berjumlah 1,5 miliar? Selama ini seruan-seruan yang dilontarkan dari dunia Islam tidak lebih dari memberikan bantuan dana, bantuan pengobatan, semua sebatas mengobati korban. Sesungguhnya ini tidak cukup. Sebab seharusnya ada yang mampu menghentikan apa yang telah dilakukan Israel.

Penderitaan muslim Gaza berlangsung di depan mata, entah sudah berapa banyak nyawa yang melayang, berapa banyak pertumpahan darah membasahi tanah palestina. Seolah tidak ada yang mampu menolong mereka, apalagi para penguasa muslim sudah terbelenggu ikatan nasionalisme dan perjanjian rahasia dengan penjajah dan pendukungnya inilah yang menyebabkan mereka bungkam melihat penderitaan saudaranya.

Padahal Islam telah menganjurkan untuk saling tolong-menolong kepada sesama saudara yang ditimpa kesusahan. Seperti digambarkan dalam hadis Nabi: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakanya dengan berjaga dan merasakan demam” (H.R Bukhari dan Muslim).

Seharusnya pemimpin-pemimpin kaum muslimin lebih tegas dalam menghadapi kaum kafir penjajah bukan hanya sekedar melakukan negoisasi perdamaian dan negara-negara muslim tidak boleh kehilangan nyali saat berhadapan dengan negara-negara kafir. Karena sesungguhnya tanah palestina adalah tanah wakaf milik kaum muslimin yang wajib dipertahankan.

Sejak Islam tidak diterapkan sebagai peraturan hidup, darah umat islam begitu mudah ditumpahkan, kehormatanya dilecehkan, kekayaan mereka dijarah dan negeri mereka dijajah. Untuk menyelesaikan semua masalah itu termasuk masalah palestina diperlukan persatuan kaum muslimin diseluruh dunia. Persatuan inilah kelak yang mampu mendobrak sekat-sekat nasionalisme, dan mengetuk hati pemimpin-pemimpin kaum muslim untuk menolong saudaranya. Ramadhan semestinya membuat umat semakin bersemangat untuk mewujudkan kemuliaan umat dan persatuan hakiki dibawah naungan Islam. Wallahu a’lam bisshowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post