Bangkitkan Kesenian Minang di Ambon, Wako Serahkan Talempong dan Gendang

Nn, Ambon ~ Kepedulian terhadap kesenian Minangkabau ditunjukkan Walikota Padang dalam pertemuan dengan Ikatan Keluarga Minang (IKM) Ambon di gedung pertemuan Asari, Kompleks Masjid Alfatah, Ambon, Rabu (6/5). Malam silaturahim yang digelar di sela-sela agenda Rakernas Apeksi itu berlangsung hangat. Wako Mahyeldi Ansharullah menyerahkan alat musik khas Minang kepada perantau Minang di Ambon.

Diserahkannya alat musik khas Minang seperti talempong dan gandang bertujuan untuk membangkitkan kembali kesenian Minang di Ambon. “Tadi Ketua IKM menyebut jika alat musik talempong dan gendang tidak ada di sini. Kalau begitu alat ini kita tinggalkan saja di sini untuk masyarakat IKM,” kata Wako Mahyeldi saat memberi sambutan di depan seluruh perantau Minang.

Malam itu Wako Mahyeldi beserta rombongan dijamu IKM Ambon. Menariknya, rombongan Wako disuguhi tari Indang yang dibawakan remaja Minang yang berdomisili di Ambon. Tarian yang cukup menghibur itu ternyata berkat arahan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang. “Kalau bisa nanti jelang pulang, Dinas Budpar melatih masyarakat di sini memainkan alat musik ini,” kata Wako.

Tali silaturahim antara Wako beserta rombongan dengan masyarakat perantau Minang di Ambon terasa cukup hangat malam itu. Wako Mahyeldi pun tak menyangka jika populasi masyarakat Minang di Ambon cukup banyak. “Terimakasih kepada panitia dan bundo kandung, saya tak menyangka warga Minang di Ambon cukup banyak,” kata Wako.

Wako menceritakan bahwa hubungan antara Minang dan Ambon sudah terjalin cukup erat sejak dulunya. Dengan pertemuan pada malam itu, Wako berharap akan menambah dan sekaligus memperkuat hubungan antar warga Minang di Ambon. “Suatu saat mungkin nanti masyarakat, pejabat atau tokoh Ambon bisa diangkat jadi mamak urang minang,” katanya.

Dari populasi warga Minang yang berdomisili di Ambon, hampir sepuluh persen bekerja di pemerintahan. Ini cukup membuat kagum Wako Mahyeldi. Menurut Wako, orang Minang kalau merantau pastilah mencari ‘dunsanak’ di perantauan. “Saya kira bahasa ungkapan ‘Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang’ itu telah menyatu dalam diri masyarakat Minang. Karena orang Minang kalau sudah merantau tak pernah membuat kampung sendiri, akan tetapi berbaur dan menyatu dengan masyarakat lain. Inilah kelebihan masyarakat Minang sehingga bisa berada dalam banyak kegiatan sehari-hari,” kata Wako.

Sementara, Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Ambon, Isnaidi Rasyid mengatakan sangat senang dengan kedatangan Wako Padang beserta rombongan. “Selamat datang kepada Walikota beserta rombongan. Dengan hati terbuka kami menyambut kedatangan ‘urang kampuang’ karena di sini banyak dunsanak kita,” ungkapnya.(hms/nal)
Previous Post Next Post