Rahasia Sukses Mengalahkan Mental Block

Oleh: Cutiyanti

Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

Hai Sobat, pernahkah merasa menyerah sebelum bertindak? Seperti ketika kita ingin melakukan aktivitas, tetapi belum apa-apa sudah bilang enggak bisa. Perasaan stuck di tengah jalan atau malah stuck sebelum memulai seperti menyerah sebelum bertempur. Rasa  tuh itu sulit dan enggak mungkin bisa. Kita enggak  percaya diri dan malas untuk memulai. Akhirnya, enggak ada perubahan dan berjalan di tempat.  

Jika kita pernah merasa demikian, maka kondisi itu dinamakan self-militing-belief atau mental block. Mental block ini tentu saja berbahaya bagi seorang Muslim, karena ketika Allah SWT mewajibkan setiap Muslim untuk beribadah,  Muslim terkena mental block jadi merasa enggan untuk taat. Sebelum mulai ibadah, sudah merasa enggak bisa dan males. Ada hukum syara, merasa enggak bisa menaatinya.  Ada perintah dakwah, udah enggak sanggup. Ada kewajiban menutup aurat, itu enggak cocok buatnya dan enggak sanggup menghadapi komentar orang lain. Apabila mental block terus dipelihara dan makin tumbuh dalam diri kita,  ketaatan yang mudah pun mustahil untuk dikerjakan, apalagi ketaatan agung seperti dakwah dan jihad.

Banyak  manusia yang terkena mental block karena keyakinan  terhadap Allah SWT sangat minim.  Hal ini muncul karena kurang yakin bahwa apa pun yang datang dari Allah SWT itu benar. Keyakinan ini muncul dan menyebar di tengah kaum Muslimin disebabkan hidup dalam sistem sekularisme. Sekularisme ini bermakna fasluddin’anil hayah atau memisahkan agama dari kehidupan. Akibat sekuler ini,  manusia akan mudah mengabaikan sebagian atau seluruh syariat Allah SWT.

Padahal, dalam sudut pandang Islam, agama digunakan untuk mengatur kehidupan. Seperti dalam firman Allah,Dan dia tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesulitan atau keberatan” (QS al-Hajj: 78).

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu (QS al-Baqarah: 185).

Jadi, dalam perkara syariat, Allah SWT tidak menurunkan satu syariat pun di luar kesanggupan dan kemampuan manusia. Maka, kita harus yakin sama Allah SWT. Sehingga, tidak ada lagi istilah mental block dalam wujud perasaan berat dan nggak mampu melakukannya. Ketika Allah SWT yang Maha Mengetahui, mengatakan kita mampu melakukan, kenapa kita bilang tidak?

Seandainya, kita masih terjebak dalam mental block ini, hanya akan membuat  penjara tanpa jeruji besi dalam diri. Kita bisa saja kapan pun mendobrak keluar, andai saja ada kemauan. Kita bukan bicara tentang mampu atau enggak, tetapi  mau atau enggak. Mental block segera selesai, jika kita berani berbuat dan mampu membuktikan bahwa kita dijalur yang benar yaitu Islam. Oleh karena itu, kita harus mengubah cara pandang dengan memahami bagaimana Muslim seharusnya berpikir dan bertindak.  Mental block hanya bisa dikalahkan bila kita mau membekali diri dengan belajar Islam secara kaffah melalui pembinaan Islam.

Dengan demikian, mental block enggak akan selesai, jika kita menunggu sampai bisa.  Kita bisa itu ketika kita mencobanya dan yakin akan pertolongan Allah SWT.  Allah SWT berfirman,“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membuka jalan keluar baginya, dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu (QS ath-Thalaq: 2-3).

Namun, mental block ini akan terus menghantui  dan merusak pemikiran kita, apabila kehidupan saat ini masih sekuler. Maka, wajib menbuang jauh sekuler dari kehidupan kaum Muslimin dan diganti dengan Islam kaffah. Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam tataran negara, negara turut andil dalam menjaga akidah masyarakat. Masyarakat pun akan saling memotivasi individu dalamnya untuk bersemangat dalam beribadah kepada Allah SWT. Akhirya, kita bisa mengalahkan mental block ini. Inilah rahasia sukses mengalahkan mental block yaitu belajar Islam kaffah dan menerapkan dalam level negara.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post