Close Friend vs Best Friend

Oleh: Nabillah Syifa, S.Kom.

Alumni Universitas Gunadarma

 

 

Media sosial Instagram kini terus mengembangkan fitur-fitur barunya. Salah satunya adalah Story Close Friend. Fitur Close Friend di story Instagram memungkinkan para pengguna mengatur audience atau penonton yang dibatasi hanya kepada teman dekat yang dipilih.

Belum lama ini beberapa public figure di Indonesia membuat heboh netizen di medsos, usai unggahannya di Instagram Story di Close Friend tersebar. Screenshot dari unggahan Close Friend di Instagram ini malah menyebar dan membuat ramai  di media sosial. Sebab, meskipun sudah diatur Close Friend, para audience tetap mampu melakukan tangkapan layar dan bahkan merekam konten Story Close Friend tersebut. Dari fitur close friend inilah muncul berbagai macam fenomena close friend yang menyebarkan aib dan juga tidak dapat menjaga rahasia atau bahasa yang dikenal zaman sekarang adalah “cepu”.

Jika dilihat-lihat dari fenomena close friend tersebut kira-kira apa penyebab dari semua ini? Sehingga seolah-olah istilah close friend sekarang tidak betul-betul menjadi teman yang sesungguhnya, sebaliknya lebih suka jika aib temannya tersebar dan diketahui banyak orang atau bahkan menciptakan lingkaran pertemanan yang tidak sehat (suka ghibah/berbicara dibelakang, munafik dan sebagainnya).

Faktanya, saat ini kita menjalankan hidup memakai aturan atau sistem sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Dari sistem inilah akan menghasilkan aturan-aturan yang rusak dan tidak sesuai dengan apa yang Allah perintahkan. Misal, gaya hidup bebas yang tidak mau diatur oleh agama, agama tidak boleh dibawa ke ranah umum hanya boleh di tempat ibadah saja. Sehingga dari sinilah sistem sekuler menciptakan gaya pertemanan yang sekuler juga. Pertemanan yang tidak dilandasi karena Allah, hanya berlandaskan azas manfaat.

Dalam Islam ketika berteman senantiasa dilandasi karena Allah. Jika persahabatan ditautkan atas cinta karena Allah, betapa indah rasanya. Mengapa? Karena tidak hanya di dunia bisa saling menjaga, memudahkan dan membantu, tetapi menjadi jalan untuk menolong kita dari neraka. Imam Syafi’i pernah berkata, “Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat dia. Jangan pernah engkau melepaskannya. Karena mencari teman baik itu susah, tapi melepaskannya sangat mudah.”

Allah SWT memerintahkan kepada kita hendaknya pandai-pandai dalam memilih teman bergaul, karena pengaruh baik dan buruk tergantung dari teman-teman dan sahabatnya. Memiliki sahabat yang baik, sahabat yang senantiasa menunjukkan ke jalan Allah SWT, sahabat yang senantiasa mengingatkan kepada kebaikan dan manfaat adalah sebuah keharusan. Sahabat yang baik tidak hanya memberikan manfaat di dunia tetapi memberi manfaat di akhirat. Mencari sahabat janganlah berdasarkan kepentingan semata yang sesaat, tetapi demi kemaslahatan bersama yang abadi, maslahat di dunia, terlebih maslahat dan manfaat di akhirat.

Rasulullah SAW pernah bersabda, dari Abu Musa ra berkata, ”Perumpamaan kawan yang baik dan yang jelek bagaikan pembawa misk (minyak wangi) dengan peniup api tukang besi, maka yang membawa misk adakalanya memberimu atau engkau membeli padanya, atau mendapat bau harum dari padanya. Adapun peniup api tukang besi, jika tidak membakar bajumu atau engkau mendapat bau yang busuk dari padanya” (HR Bukhari dan Muslim).

Sementara Imam Syafi’i berkata, “Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskan. Karena mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.”

Jadi penting mempunyai sahabat taat karena akan memberikan kita syafaat di hari kiamat. Dan ketaatan itu tidak hanya pada setiap individu saja tapi ketaatan di setiap aspek kehidupan. Maka dari itulah perlu didukung dengan sebuah sistem yang senantiasa menciptakan ketaatan yaitu dengan sistem Islam di bawah naungan khilafah yang bisa menerapkan aturan sesuai dengan syariat Allah.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post