Gembira Sambut Ramadan di Tengah Pandemi


Oleh apt. Yuchyil Firdausi, S.Farm
Pendidik Generasi

Bulan Ramadan di depan mata, hanya hitungan hari, detik demi detik. Bulan Ramadan adalah bulan mulia, bulan penuh keberkahan, bulan bertabur pahala dan pengampunan dari Allah SWT. Banyak keutamaan dan kemuliaan saat bulan Ramadan. Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya di bulan Ramadan. Pernyataan Allah SWT dalam sebuah hadis qudsi berbunyi : 
 ’’Semua amal manusia adalah bagi mereka sendiri. Kecuali puasa Ramadan karena sesungguhnya puasa Ramadan itu milik-Ku. Aku sendiri yang akan memberikan pahala kepadanya tanpa lewat siapa pun (tidak bisa diukur seberapa besar pahalanya dan tidak bisa dipertanyakan).’’
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي. 
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”
Bahkan, Allah banyak memberi ampunan juga bagi hambaNya yang mau bertobat di bulan Ramadan. Sebagaimana hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. 
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Selain itu, pada bulan Ramadan pintu-pintu surga juga dibuka. Sebagaimana hadits yang termaktub dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
 إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ. 
“Apabila Ramadhan datang maka pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.”
Terlebih lagi, pada bulan Ramadan ada 1 malam yang lebih baik daripada 1000 bulan, yaitu malam Lailatul Qadar. Tentu saja dengan berbagai kemuliaan, keutamaan dan keberkahan di bulan Ramadan ini membuat umat menyambut bulan Ramadan dengan gembira, suka cita. Rasa bergembira dan bersiap menyambut datangnya Ramadan ini adalah perintah dari Allah SWT. Oleh sebab itu, menyambut Ramadan harus dipersiapkan dengan totalitas dan penuh kegembiraan. 
Bulan Ramadan juga merupakan bulan perjuangan, dimana umat islam harus berjuang melawan hawa nafsu, berjuang menjadi hamba terbaik, berjuang meraih ketakwaan, dan juga tentunya berjuang agar kehidupan Islam kembali lagi di tengah umat dengan penerapan aturan Islam. Sejarah telah mencataat kemenangan Islam banyak terjadi di bulan Ramadhan. Sebut saja pada tahun kedua hijriyah, yaitu terjadi perang Badar al Kubro dimana kaum muslim memenangkannya melawan kebatilan dan kemusyrikan. 
Peristiwa berikutnya yaitu pada 21 Ramadhan tahun kedelapan hijriyah, terjadi penaklukankota suci Makkah. Peristiwa Fathul Makkah menjadi tanda bahwa Islam mulai tersebar ke seluruh jazirah Arab. Di bulan Ramadhan tahun kesembilan hijriyah, perjuangan dan keikhlasan kaum muslim teruji dalam perang Tabuk. Saat itu, perjalanan menuju wilayah Tabuk sangat berat. Dalam kondisi berpuasa, medan yang berat harus dilalui kaum muslimin, berupa teriknya matahari yang begitu menyengat. Hanya mereka yang ikhlas lah yang berhasil menjadi pejuang sejati hingga akhir. 
Belajar dari kegigihan Rasulullah dan para sahabat dalam menjalani Ramadan yang penuh perjuangan, maka sudah seharusnya kita juga melakukan yang demikian. Meski kondisi Ramadan kali ini berbeda, yaitu di tengah pandemi, namun perjuangan yang dicontohkan harus menjadi teladan bagi umat islam. 2 kali Ramadan berlalu dengan kondisi pandemi Covid19. Di tengah pandemi yang belum kunjung reda ini dan derita umat islam yang makin berkepanjangan setelah 100 tahun tiada kepemimpinan Islam, maka ramadan tahun ini harus lebih ‘istimewa’ dalam perjuangan. Bukan hanya berjuang melawan hawa nafsu dan meraih ketakwaan, namun juga harus berjuang melawan Covid19. Bukan hanya berjuang menjadi hamba terbaik tapi juga berjuang agar islam terus membumi sebagai jalan kehidupan. Mendakwahkan islam  agar masyarakat semakin memahami dan mencintai ajaran Islam. Agar masyarakat mampu menerapkannya dalam kehidupan.
Perjuangan yang dilakukan harus dengan segenap hati dan keikhlasan, sebab meniti jalan perjuangan bukanlah langkah yang mudah, apalagi di tengah pandemi. Tantangan dan aral yang melintang lebih berat. Perjuangan yang berat ini pasti membutuhkan energi besar yang harus disiapkan. Maka, mari menyiapkan diri untuk mengarahkan energi selama ramadan untuk lebih utuh memahami Islam dan menebar kesadaran memperjuangkan tegaknya Islam kaffah. 
Semoga Allah sampaikan umur kita pada bulan Ramadan yang hanya dalam hitungan hari. Dan semoga ibadah kita nanti di bulan Ramadan senantiasa terjaga serta menjadikan diri kita hamba bertakwa yang istiqomah dalam memegang teguh Islam hingga akhir hayat.

Post a Comment

Previous Post Next Post