No title


Narasi Radikalisme Menghantui Keluarga Muslim
Oleh : Qonitta Al-Mujadillaa (Aktivis Dakwah Islam)

Bak buah simalakama, narasi radikalisme kian disematkan pada ajaran Islam dan keluarga muslim. Ini menjadi alarm untuk negeri ini bahwa narasi yang belum jelas definisinya semakin mencuat.
Sebagaimana dilansir oleh CNNIndonesia.com , Ledakan bom di Surabaya beberapa waktu didalangi oleh oknum-oknum berpaham radikal. Dalam modus terbaru para teroris ini, mereka memanfaatkan anak-anak. Dalam kondisi tertentu, sebaran ajaran radikal menyusup ke berbagai jaringan dan lapisan masyarakat di tempat yang tak terduga. Untuk mencegah masuk dan berakarnya paham radikalisme dalam diri anak, orang tua harus punya peran yang kuat dalam kehidupan anak. (CNNIndonesia.com , Selasa 15/05/2018).
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar dari keluarga muslim hari ini semakin menyadari akan kebutuhan mempelajari Islam secara menyeluruh. Keluarga muslim semakin terpacu untuk mencintai nabi dan mencintai syariah Allah. Keluarga muslim yang tidak hanya mengejar kesejahteraan dan kemapanan dunia tetapi juga mengejar ridhonya Allah SWT dan ingin membangun rumah di Surga. Terlebih di era sistem kapitalisme demokrasi hari ini kehidupan keluarga muslim begitu kompleks dengan berbagai problem kehidupan hingga mengancam ketahanan keluarga muslim. Sebelum dan semasa pandemi saat ini tengah terjadi kasus perceraian, komplik rumah tangga akibat ekonomi, dekadensi moral, perselingkuhan, pelecehan seksual dan sebagainya yang menerpa rumah tangga keluarga muslim. Hal ini mengambarkan bahwa ada yang salah dalam ketahanan keluarga muslim saat ini. Namun, mirisnya adalah di tengah problem yang kompleks yang dalam keluarga muslim malah munculnya narasi radikalisme justru bergulir di tengah masyarakat. Narasi radikalisme ini kemudian menjadi penghalang keluarga muslim untuk mengenal Islam Kaffah dan mengimplementasikan syariah Islam dalam kehidupan. 
Narasi Radikalisme selalu disematkan kepada ajaran Islam dan umat Islam. Radikalisme dianggap cikal bakal tumbuhnya terorisme dan dianggap berpotensi memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Padahal radikalisme justru narasi yang membuat keluarga muslim semakin rapuh, sebab penafsiran radikalisme sendiri tidak tepat jika disematkan kepada ajaran Islam dan kaum muslim. 
Jika mau menelisik, justru radikalisme sendiri merupakan tipu daya barat agar kaum muslim menjadi phobia dengan ajaran Islam dan mengikuti langkah mereka dengan meninggalkan Islam dalam kehidupannya. Barat sengaja menciptakan narasi ini, sebab kaum muslim jika bersatu maka akan membuat barat cetar-cetir dan mereka tidak akan mampu lagi menjarah kehidupan kaum muslim. Barat pula menghadirkan Islam moderat yang justru membuat jauh hakikat Islam sesungguhnya. Wajar narasi radikalisme hadir di negara ini sekalipun mayoritas muslim, namun sistem kapitalisme (sekularisme) demokrasi yang diterapkan saat ini selalu mendukung berkembangnya narasi radikalisme. Sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme yakni memisahkan Islam dari kehidupan. Agama hanya dipandang sebagai aspek spiritual saja, namun ketika di luar dari aspek spiritual maka akan diatur oleh akal manusia. Manusia memiliki hak kebebasan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka, konsekuensinya ketika keluarga muslim menginflementasikan Islam Kaffah dalam kehidupan maka akan dihalangi sistem, seperti mengharuskan narasi ide radikalisme. Inilah tabiat negara yang menerapkan sistem kapitalisme (sekuler) demokrasi seperti ini akan selalu meniscayakan tumbuh subur narasi radikalisme dan selalu menyematkannya narasi ini kepada ajaran Islam kaffah dan kaum muslim. Sungguh begitu miris, keluarga muslim ingin mengenal, mempelajari dan menerapkan Islam kaffah dalam kehidupan sebagai solusi di tengah kondisi yang masalah begitu kompleks dan kerusakan dari sistem kapitalisme (sekuler) demokrasi hari ini malah terhalangi oleh narasi negatif yang dibangun oleh penguasa. 
Adapun, Islam merupakan agama sekaligus ideologi yang melahirkan syariah sempurna dari Allah Swt. Bahwa Allah Swt memerintahkan kaum muslim untuk masuk ke dalam Islam secara menyeluruh (kaffah). Sebagaimana firmanNya : "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu". (TQS. Al-Baqaroh : 208). Maka, jelas sekali bahwa Allah memerintahkan untuk seorang muslim untuk masuk dan menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan, sebab Islam kaffah adalah solusi paripurna atas berbagai problem kehidupan hari ini. Meskipun wacana radikal ini muncul dari negara Barat kafir. Ketakutan Barat terhadap keyakinan umat Islam akan tegaknya khilafah Islamiyah sebagai fase akhir umat Islam di dunia telah melahirkan kebencian mendalam, ketakutan dan sikap arogan Barat terhadap kaum muslim hingga menstigma ajaran Islam dan kaum muslim dengan narasi radikalisme ini. Kebencian kepada dakwah khilafah akhirnya meluas dan dibentengi manusia di dunia dengan dukungan sistem kapitalisme (sekuler) demokrasi. Allah Swt berfirman : “Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha’ kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka” (TQS. al-Baqarah: 120). 
Bagaimanapun kebencian mereka akan terus ada terutama kepada dakwah Islam kaffah dan menghalangi akan tegaknya Khilafah Islamiyah dengan menakut-nakuti dengan berikan narasi radikalisme ini, maka keluarga muslim sudah saatnya menyadari akan narasi rusak radikalisme ini dan seharusnya bersikap bijak dan berpikir mendalam akan perang opini, dengan berbagai langkah, antara lain : Pertama, keluarga muslim tentu menguatkan akidah Islam setiap anggota keluarga dengan terus mengkaji Islam, mengamalkan dalam kehidupan. Kedua, tidak mudah termakan pada opini yang menyesatkan hingga akhirnya melemahkan kepercayaan dan keyakinan pada Islam Kaffah. Ketiga, tetap berkhusnuzon kepada sesama muslim yang mendakwakannya, menguasai serta memahami politik global agar mengetahui siapa yang berada dibalik narasi radikalisme ini. Tak lebih penting adalah ikut serta dan bersama umat Islam lainnya dengan terus menjaga ukhuwah dan berpegang teguh pada Ikatan akidah Islam untuk memperjuangkan hingga terwujudnya syariah Islam Kaffah dalam sistem Khilafah Islamiyah.

Sebagaimana dalam Firman Allah Swt : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."(TQS. Ali -Imron 110). Demikianlah sikap yang semestinya dilakukan oleh keluarga muslim untuk tetap kokoh konsisten dan menegaskan bahwa sumber solusi atas segala problematika saat ini adalah Islam kaffah bukan yang lain. Wallahu 'alam bishowwab. [].

Post a Comment

Previous Post Next Post