Islam Lindungi Remaja Putri


Oleh: Erik Sri Widayati, S.Si. 
(Pengajar, Lumajang-Jatim)


Apa sih yang terjadi pada remaja putri kita hari ini? Mungkin remaja putri di sekitar kita baik-baik saja. Tetapi bagaimana kondisi remaja putri yang lain maka akan tampak dari berita-berita yang muncul di media massa. Anggota DPR di Komisi VIII dari Fraksi PKS, Nur Azizah Tamhid dalam acara Diseminasi Pembatalan Pemberangkatan Haji Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2020 di Kota Depok, 22/12/2020 lalu mengungkapkan 70 persen siswi SMP di Kota Depok sudah tidak lagi perawan. (Eramuslim.com, 24/12/2020)

Sementara menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak, Aries Merdeka Sirait survei lima tahun lalu menunjukkan bahwa sebanyak 93,7 persen siswi SMP dan SMA di Kota Depok mengaku sudah tidak perawan. (CNNIndonesia.com, 28/12/2020).

Tentu kondisi ini bukan hanya terjadi di Depok, tetapi ibarat gunung es yang tidak tampak di permukaan jauh lebih besar. Hampir bisa dipastikan beginilah remaja secara umum di negeri ini.

Sungguh sangat disayangkan. Remaja putri ini kelak akan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Jika ibu tidak memiliki moral yang baik bagaimana mampu mendidik anak menjadi generasi penerus yang berkualitas.

Lemahnya Pilar Pendukung

Lemahnya moral remaja bukan semata salah mereka, tetapi sangat ditentukan oleh beberapa pilar pendukung. Keluarga menjadi pihak pertama yang sangat berperan penting. Tidak ada benteng keimanan yang kuat kepada anak akibat awamnya orang tua, kesibukan dan perhatian orang tua untuk menyelesaikan kesulitan ekonomi keluarga, membuat mereka abai dengan tugas penting ini.

Akses media yang luar biasa semakin memudahkan remaja mengekspresikan kebebasannya, mencari teman dan mencari konten apapun. Bahkan tidak jarang mereka terjebak prostitusi online atau pelecehan seksual setelah ditipu dengan iming-iming menjadi model.

Selain itu pendidikan agama di sekolah yang minim akibat sekularisme menyebabkan prilaku sehari-hari tidak terikat dengan nilai-nilai agama.

Islam Melindungi Remaja Putri

Islam adalah agama yang sempurna yang mampu menjawab segala masalah manusia dengan tuntas. Keluarga memahami peran utama menanamkan pondasi keimanan dan syariat yang harus dipahami anak sejak kecil. Pendidikan di sekolah memiliki kurikulum yang berbasis keimanan.  Siswa akan diajarkan bahwa setiap perbuatan harus terikat dengan syariat. Pun ketika remaja ingin mengekspresikan dirinya.

Media massa tidak boleh menayangkan tontonan yang tidak bermutu, melanggar nilai-nilai agama dan merendahkan moral. Setiap pelaku kriminal mendapat sanksi tegas tanpa pandang bulu. Masyarakat pun harus peduli ketika melihat prilaku para remaja yang menyimpang dari agama. Misalnya tidak membiarkan mereka berpacaran. 

Rasulullah saw. bersabda,
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya (kekuasaannya). Jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu maka tolaklah dengan hatinya. (Hanya saja) yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim).

Demikianlah remaja putri perlu pelindung dari berbagai sisi. Individu mereka sendiri, keluarga, masyarakat, sekolah dan negara dengan standar yang jelas yaitu islam. Sehingga remaja putri ini kelak akan siap menjadi ibu yang menyiapkan generasi berkualitas. []

Post a Comment

Previous Post Next Post