Anak Adalah Amanah, Bagaimana Seharusnya Peran Orang tua?


Oleh: Hamsina Halisi Alfatih

Anak bagi orang tua adalah sebuah anugerah. Adalah salah satu amanah yang dikaruniakan oleh Sang Khalik agar ia dijaga, di didik dan dirawat sebaik-baiknya. Anak dikatakan sebagai amanah orang tua karena anak kelak akan menjadi investasi pahala bagi orang tuanya. 

Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua. Kehadiran anak pun dapat menguji orang tua apakah mereka dapat melaksanakan amanah tersebut atau tidak. Betapa banyak orang tua diluar sana mendambakan memiliki keturunan namun ada pula yang tak ingin menerima kehadirannya. Ada yang terpaksa mengaborsi ada pula yang terang-terangan mengeksploitasi mereka.

Tidak mudah memang berperan sebagai orang tua dalam mendidik anak. Orang tua memiliki kewajiban besar dalam mendidik anak-anaknya agar kelak menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan taat kepada Allah SWT. Namun, kegagalan orang tua  biasanya ketika tidak mampu mendidik  sang anak fatalnya bisa berakhir si anak terjerumus dalam kemaksiatan.

Didalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." ( Surah: At-Tahrim:6)

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman agar menjauhkan dirinya, istri-istrinya, dan anak-anaknya dari api neraka dengan mentaati perintah Allah dan menjauhi kemaksiatan. Dengan kata lain, peran orang tua dalam hal ini seorang suami yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keluarganya yaitu istri dan anak-anaknya dari api neraka.

Lantas bagaimana seharusnya peran orang tua memelihara anak dan menjaga amanah tersebut agar tidak terjerumus dalam kubangan kemaksiatan?

Kita tak bisa pungkiri bahwa arus modernisasi saat ini mampu membius setiap orang apalagi yang berambisi mengikuti perkembangan zaman. Walhasil gaya hidup yang tak selaras dengan kondisi perekonomian menjadikan seseorang bertindak diluar jalur nilai-nilai moralitas. Hal tersebut pun berpengaruh pada anak remaja di era modernisasi saat ini. Akibatnya, banyak anak remaja yang terjerumus dalam seks bebas, menggunakan narkoba dan mengonsumsi miras.

Hal ini pun tak terlepas dari bagaimana didikan orang tua kepada anaknya. Apalagi jika orang tua terlalu mengeluh dan membentak anak ketika menghadapinya masalah. Karenanya perlunya didikan yang pas yang sesuai dengan ajaran Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Berikut 4 tahapan didikan anak seperti yang dicontoh oleh  Baginda Rasulullah saw yakni:

1). Tahapan pertama umur 0-6 tahun (mumayyiz)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh para orangtua untuk memanjakan, menyayangi dan mengasihi anak-anak di usia ini tanpa batas. Berikan mereka kasih sayang dengan adil tanpa ada rasa pilih kasih. Jangan sampai memukul atau melukai anak ketika mereka melakukan kesalahan. Didiklah mereka dengan baik di masa kecil dan jadilah orangtua yang dapat menjadi panutan bagi mereka kelak.

2). Tahapan kedua umur anak-anak umur 7-14 tahun.

Pada tahap ini orang tua wajib mengajarkan kepada anak-anaknya tentang disiplin dan tanggung jawab seperti ibadah sholat 5 waktu. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah saw bersabda: “Perintahlah anak-anak kamu supaya mendirikan shalat ketika berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika berumur sepuluh tahun dan asingkanlah tempat tidur di antara mereka (lelaki dan perempuan)."

Pukulan yang dimaksud dalam hadist tersebut bukanlah pukulan yang menyakitkan tetapi hanya sekedar untuk mengingatkan kepada mereka terkait kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT. Dengan mengajarkan tentang disiplin dan tanggung jawab akan nantinya membentuk karakter pada diri anak agar menjadi pribadi yang berkahlak tidak hanya kepada orang tua tetapi kepada orang lain.

3). Tahapan ketiga umur anak 15-21 tahun

Pada tahapan ini jiwa anak-anak yang menginjak masa remaja akan memasuki masa puber. Dimasa ini dimana mereka masih mencari jati dirinya dan belum mampu menghadapi sebuah masalah. Maka orang tua diharuskan mendekatkan diri kepada anak-anaknya sebagai kawan dan sahabat. Membangun hubungan yang erat dan akrab agar anak tidak memiliki jiwa pemberontak dalam menghadapi sebuah masalah. Dengan pendekatan ini pula sang anak mampu menyelesaikan masalahnya yang tentunya tidak keluar dari jalur syari'at Islam.

4). Tahap keempat anak umur 21 tahun dan keatas

Pada tahapan ini orang tua mampu memberi kepercayaan kepada sang anak. Artinya sang anak mampu memimpin dirinya sendiri ketika diberi kebebasan. Hal ini tentu harus terikat dengan syari'at Islam agar segala perilaku anak tidak kebablasan dalam bergaul dengan lingkungannya. Orang tua pun selalu sigap menjadi pendengar terbaik tata kala sang anak mencurahkan isi hatinya dengan begitu hubungan antara anak dan orang tua selalu harmonis dan anak pun mampu memikul tanggung jawab serta kepercayaan dari orang tua.

Keempat tahapan didikan anak yang dianjurkan dalam sunnah Rasulullah saw diniscayakan akan mampu membentuk karakter anak dengan kepribadian yang islami. Maka dengan demikian orang tua pun akan mampu merawat dan mendidik amanah yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. 

Mendidik anak sesuai dengan anjuran Islam tentu akan menjadikan anak tersebut dekat dengan Sang Pencipta. Selain memiliki akhlak yang baik anak pula akan menjadi investasi pahala bagi orang tuanya. Dalam sebuah hadist dikatakan diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya."

Patut pula digaris bawahi untuk membentuk karakter anak sesuai dengan kepribadian Islam maka keshalehan orang tua harus sepadan karena hal ini berpengaruh pada didikan anak. Jika orang tua patuh dan taat akan perintah Allah maka niscaya sang anak pun akan memiliki dampak yang sama. 

Demikian bagaimana menjaga amanah sebagai orang tua dalam mendidik anak. Peran orang tua yang begitu besar dalam mendidik anak tentu akan menemui banyak ujian dan hambatan. Jika hal tersebut mampu di jalankan sesuai dengan tuntutan Islam maka tidak akan sulit membentuk karakter anak yang berkepribadian Islam. Wallahu A'lam bishshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post