Menuju Persatuan Hakiki Dengan Kalimat Tauhid

Oleh : Isna NF
Pelajar Sekolah Menengah Atas
Di Jatinangor - Sumedang

Ibadah haji yang mengumpulkan dan meleburkan jutaan muslim dalam satu tempat dan satu waktu ternyata belum mampu mengantarkan mereka menuju persatuan yang hakiki, padahal ibadah haji merupakan bukti ketaatan dan pengorbanan seorang hamba kepada Rabb-Nya. Hanya mereka yang kuat tekadnya yang mau berkorban untuk berhaji. Karena tidak sedikit yang lemah keyakinannyatudak mau melakukannya meskipun sehat raga dan berlimpah harta. Selain itu ibadah haji merupakan simbol tauhid. Selama ibadah haji seluruh jamaah senantiasa mengumandangkan kalimat talbiyah yang berisi seruan tauhid. Aku menjawab panggilan-Mu, yaa Allah. Tidak ada sekutu bagi-Mu.

Tak lama lagi jutaan kaum muslim dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di tanah suci. Menggemakan kalimat tauhid. Mempersembahkan ibadah haji yang agung ke hadapan Allah SWT. Pada hari itu tak ada kebanggaan selain mendapatkan gelar sebagai tamu-tamu Allah SWT. Nabi saw bersabda : Tamu Allah ada tiga: mujahid, haji dan peserta umrah. ( HR an - Nasa’i ). 

Pelaksanaan haji memiliki banyak hikmah yang penting. Pertama : Haji adalah ibadah yang menunjukan ketaatan dan pengorbanan. Hanya mereka yang kuat tekadnya yang mau berkorban untuk berhaji.

Kedua : Ibadah haji adalah simbol tauhid. Di dalamnya ada penegasan pengesaan Allah SWT dan penafian sekutu bagi-Nya. Ketiga : Berhaji juga menapaktilasi jejak bersejarah dan spiritual mulai dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. Hingga Rasulullah saw. 

Keempat : Ibadah haji juga mengajari kaum muslim untuk mengendalikan amatah dan permusuhan, sebaliknya mengembangkan sikap ramah serta tolong- menolong kepada sesama. Kelima : Ibadah haji adalah tempat sekaligus momen meleburnya jutaan muslim dari segenap penjuru dunia. Tak pandang suku bangsa, warna kulit dan strata.

Yang jadi pertanyaan, mengapa ibadah haji tidak memberikan dampak persatuan yang hakiki dan berkelanjutan? Persatuan umat saat berhaji baru sebatas menciptakan ikatan spiritual tanpa sistem ( rabithah ar- ruhiyah bi la nizman ). Umat berkumpul disatu tempat dan satu waktu, kemudian bubar begitu saja. Tak lagi ada ikatan di antara mereka. 

Ironinya, hari ini kaum muslim mementingkan ego kebangsaan masing- masing. Mereka tak peduli pada kondisi saudaranya. Yang lebih ironus beberapa negara musim memberikan dukungsn kepada pemerintah komunis Cina yang melakuksn kezaliman terhadap umat muslim Uighur. Sayangnya, hari ini kaum muslim berada di titik terlemah karena terpecah belah. Tak sanggup membela diri dan memberikan perlindungan kepada sesama muslim. Mereka malah membiarkan saudara seiman sekarat ditengah penderitaan. 

Alhasil mari kita rekatkan kembali ikatan ukhuwah islamiyah kita. Mari kita jadikan kalimat tauhid sebagai pemersatu kita. Sungguh kita adalah umat yang satu. Bertuhankan satu, Allah SWT. Berhukum satu, Al- quran. Dengn persatuan dibawah kalimat tauhid itulah Allah SWT akan menolong dan memuliakan kita. []
Previous Post Next Post