Dukungan Atas Potensi Masyarakat

Oleh : Lilis Sumyati 
(Pendidik dan Aktivis Dakwah)

Pemerintah Provinsi Jabar merancang kawasan segitiga emas Rebana, yakni Cirebon, Patimban, dan Kertajati sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur Jabar. Konsentrasi pembangunan difokuskan di tiga wilayah tersebut seiring dengan mulai dibangunnya Pelabuhan Internasional Patimban di Subang, serta beroperasinya BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) Kertajati yang terkoneksi dengan tol Cipali dan Cisumdawu.

Di Jawa Barat sendiri khususnya Sumedang merespon ini dengan dilakukan support oleh Disperindag kepada para pelaku usaha. Salah satunya pelaku usaha mebel agar berinovasi dari sisi kualitas karena memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang. Mengingat didukung sumber bahan baku yang melimpah. 

Dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut digadang-gadang akan memiliki peran peting bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar). Salah satunya dalam bidang industri perkayuan di Sumedang. Maka industri kecil mebel atau perkayuan di Jawa Barat dituntut berinovasi dan berkreasi dalam membuat desain  dengan memanfaatkan limbah kayu menjadi produk yang bernilai. 

Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan lebih besar lagi industri mebel. Tidak hanya karena memiliki sumber bahan baku melimpah, tapi juga pengrajin yang terampil. Misalnya dari sisi bahan baku dari rotan, Indonesia memiliki potensi besar karena merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia dengan 312 jenis spesies rotan yang dimanfaatkan. 

Secara geografis wilayah Kabupaten Sumedang berdekatan dengan zona segitiga emas Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) sebagai zona pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur Jawa Barat, yang terkoneksi dengan transportasi tol Cipali, tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Dengan hadirnya segitiga rebana ini, wilayah Sumedang khususnya dan wilayah-wilayah lain di Jawa Barat akan mendorong semua pebisnis untuk mengoptimalkan usahanya.

Dengan dibangunnya pelabuhan laut dan  pelabuhan udara Kertajati di Malalengka menjadikan Sumedang sebagai salah satu daerah  penting di Jawa Barat, khususnya untuk aktivitas industri dan perdagangan. Kondisi ini menjadi suatu peluang bagi IKM perkayuan Sumedang untuk meningkatkan produksi mebel dan kerajinan kayu dengan kualitas dan desain yang menarik.

Sebuah langkah yang menggembirakan ketika pemerintah dalam hal ini Disperindag memberikan angin segar bagi para pelaku bisnis kecil dan menengah lokal untuk memperbaiki kualitas produksinya. Namun dukungan tersebut patut ditambah dengan meng-cover dari ranah kebijakan nasional yang saat ini cenderung mengikuti arahan dari dua negara raksasa dunia yakni Amerika dan China. Jangan sampai kelak masyarakat kembali dikecewakan dengan ditetapkannya regulasi yang justru akan membuka kran lebar-lebar impor asing sebagai konsekuensi dari diberlakukannya pasar bebas dunia.
Namun perlu diingat bahwa hal-hal di atas membutuhkan support lain, yakni peran pemerintah yang melindungi dan melestarikan para pengusaha kecil dan menengah agar terjadi pemerataan pendapatan dalam hal perekonomian. Hal ini berbanding terbalik dengan adanya infrastruktur yang diberlakukan untuk siapa. Bukan sekali dua kali dikritik karena tidak saja membebani masyarakat secara ekonomi (berbayar), tidak juga menjamin terpenuhinya hajat kebutuhan publik juga berdampak sosial yang luas dan serius seperti alih fungsi lahan pertanian yang massive, di samping penguasaan asing terhadap berbagai infrstruktur strategis.

Hampir menjadi pengetahun umum bahwa Indonesia hari ini berada dalam tekanan kekuatan ekonomi global yang dikendalikan oleh ideologi sekularisme, kapitalisme baik yang berada di Barat maupun di Timur. Di Barat khususnya Amerika, di Timur khususnya Cina. Sehingga Indonesia dalam hal perekonomian tidak pernah mandiri. Ini tampak dari berbagai agenda politik dan program pemerintah yang tidak berbasis tuntutan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. 

Hal ini berbeda ketika sistem Islam dipraktekan dan dicontohkan langsung oleh baginda Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin dalam bentuk institusi yang sah yakni Daulah Khilafah Islamiyah. Hasilnya? Selama 13 abad dunia dilimpahi kesejahteraan dan kemuliaan khususnya dua pertiga dunia yang menjadi wilayah kekuasaan Islam. Khilafah tidak saja menjadi penentu arah politik dunia, tetapi juga mengakhir segala bentuk penjajahan dan berbagai penderitaan umat manusia. Diganti dengan tersebarnya cahaya Islam yang berlimpah dengan rahmat dan kesejahteraan. Tinta emas sejarah peradaban Islam telah mengabadikan kebaikan yang agung ini. Yang dengan izin Allah SWT dalam waktu dekat akan kembali terulang. 

Allah SWT menegaskan hal itu dalam QS At Taubah [9]:33, yang artinya, ”Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Quran) dan diin yang benar untuk memenangkannya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukainya.
”Wallahu a’lam bi ash-shawab”.
Previous Post Next Post