Sekulerisme Biang Rusaknya Remaja

Oleh: Fajar Redna Timur 
(Mahasiswi UNSRI)

Belum lama ini kita telah dikejutkan dengan berita tentang penggerebekkan yang dilakukan oleh kapolsek di rumah kos kawasan Jalan Jend A Yani yang mana kosan tersebut adalah tempat kumpul kebo, di dalamnya terdapat 10 orang remaja tanpa ikatan pernikahan, satu pasangan dinyatakan positif menggunakan narkoba (Sripoku.com, 7/07/2019). Kejadian ini merupakan satu dari sekian peristiwa. Hasil survei menyatakan bahwa 21 persen remaja Indonesia lakukan seks setiap hari (Okezone.com, 29/06/2019 ). 

Keadaan ini sungguh sangat miris, padahal remaja adalah salah satu aset yang dimiliki negara, bahkan populasi remaja di indonesia pun sangat besar. Di tangan mereka pula terdapat masa depan bangsa. Namun ketika melihat keadaan remaja saat ini mereka malah disibukkan dengan game, pacaran dan sesuatu yang tidak berguna, bagaimana mungkin mereka dapat membawa kepada masa depan yang lebih baik. 

Sekulerisme sungguh bertanggungjawab atas hal ini, sebab ia adalah ide yang memisahkan agama dari kehidupan. Sekulerisme telah merasuki jiwa-jiwa remaja saat ini, bahkan menghujam pada diri mereka. Dapat dilihat sekarang ini film, hiburan, budaya barat yang sangat kental dengan nilai sekular telah menjadi santapan sehari-hari mereka, yang jauh sekali dari nilai islam, sehingga mereka akan lebih bangga ketika mereka berpakaian, berprilaku dan berfikir seperti orang-orang barat. Contohnya saja, film yang baru-baru ini diangkat ke layar lebar dengan judul ‘Dua Garis Biru’. Menurut tribunnews.com film ini diperkirakan dapat memberikan gambaran bagaimana orang tua menangani buah hati yang masih duduk di bangku sekolah dan hamil di luar nikah dan film ini juga mengangkat kisah tentang sepasang kekasih remaja dimabuk asmara hingga bertindak terlalu jauh (27/6/19). Sungguh kerusakan moral sudah terpampang nyata. Bukannya mencegah, aturan hukum Indonesia lebih suka menanggulangi bahkan memfasilitasi. 

Masyarakat memang telah disuguhkan nilai-nilai sekular sejak mereka dari kecil, karena lingkungan yang sehari-hari mereka dapatkan adalah lingkungan yang serba sekular. Bagaimana tidak, karena dari mulai sistem politik, hukum dan pendidikan kita berbasis sekulerisme. Bahkan beredar saran dari seseorang tokoh kepada presiden yang menyatakan bahwa pendidikan agama tidak perlu diajarkan disekolah, karena menurut nya agama sering dijadikan sebagai alat politik, dan dapat menimbulkan perpecahan diantara para pelajar.

Sekulerisme ini adalah monster yang sangat berbahaya pada generasi muda saat ini, ia dapat menjadikan para generasi muda islam kehilangan identitas mereka sebagai seorang muslim bahkan mereka malu untuk mengaku sebagai muslim, sehingga mereka hanya menjadi pembebek barat yang jauh sekali dari nilai islami. Pemahaman dan pandangan hidup merak pun sekuler. Sehingga perbuatan, prilaku apapun boleh dilakukan walau dilarang oleh agama, karena mereka beranggapan bahwa agama tidak boleh ikut campur dalam kehidupan sehari-hari, agama hanya boleh dibicarakan di masjid dan kajian-kajian agama. 

Remaja dalam islam 
Islam telah banyak melahirkan pemuda-pemuda yang tidak hanya mempunyai kepribadian islam saja tetapi para pemudanya juga dapat menciptakan beragam ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk ummat. Mereka pun sangat giat untuk mendapatkan ridho-Nya. Inilah prilaku seharusnya dari remaja dan pemuda islam. 

Untuk mewujudkan ramaja-remaja yang berislami, saat ini telah banyak bermunculan sekolah-sekolah yang berbasis islam, tetapi kebanyakan dari mereka hanya menerapkan nilai islami ketika mereka berada di sekolah saja, adapaun ketika diluar mereka tidak lagi memperdulikan nilai-nilai islam yang telah mereka pelajari. Kalaupun mereka juga mendapatkan nilai-nilai keislaman oleh orang tua mereka, akan tetapi, lingkungan lainnya tidak mendukung hal ini. Alhasil, mereka dapat terpengaruh kembali, dan ini sangat membutuhkan upaya yang sangat besar dan banyak dari para orang tua. 

Maka, satu-satunya solusi yang dapat memecahkan permasalahan ini adalah harus adanya peran negara. Negara seharusnya menjauhi nilai-nilai sekular itu dengan tidak memakai sistem yang dapat menjadikan ide ini menyebar, dan tidak menjadikan barat sebagai contoh negara yang baik, karena tebukti bahwa sistem sekuler barat yang sedang memimpin dunia ini tidak dapat memecahkan problem – problem masyarakat. Maka, islamlah seharusnya yang dijadikan sebagai sistem hidup yang harus diemban, agar dapat terwujudnya lingkungan-lingkungan yang islami dan para pemuda muslim pun dapat tumbuh sebagaimana mestinya. Maka diperlukan keberadaan suatu negara yang menjadikan islam sebagai ideologi nya. Negara itu tidak lain ialah Daulah Islamiyah.

Wallahu ‘alam.
Previous Post Next Post