Haji, Bersatu Dalam Kalimat Tauhid.

Oleh : Ari Wiwin
Ibu rumah tangga tinggal di Bandung.

Tidak lama lagi kaum Muslim dari seluruh dunia akan berkumpul di Tanah Suci Mekah untuk menggemakan kalimat tauhid. Menjadi tamu Allah. Mempersembahkan ibadah haji di hadapan Allah SWT. 

Pelaksanaan haji memiliki banyak hikmah yang penting. _Pertama,_ haji adalah ibadah yang menunjukkan ketaatan dan pengorbanan. Hanya mereka yang kuat tekadnya yang mau berkorban untuk berhaji. 

_Kedua,_ ibadah haji adalah simbol tauhid. Di dalamnya ada penegasan pengesaan Allah SWT dan penafian sekutu bagi Nya. Selama ibadah haji para jamaah senantiasa mengumandangkan kalimat talbiyah yang berisi seruan tauhid. Seluruh jamaah haji tak henti hentinya memohon segala kebaikan di dunia dan di akhirat. Mereka pun memohon ampunan kepada Allah SWT. Karena momen berhaji adalah saat Allah SWT mengabulkan setiap permintaan dan mengampuni segala kesalahan hamba Nya. 

_Ketiga,_ berhaji merupakan napak tilas bersejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as, hinga Rasulullah saw. Kaum Muslim berkumpul di sekitar ka' bah yang di bangun Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Mereka berdoa di Hijr Ismail dan Maqam Ibrahim. Kemudian melaksanakan sa'i dari Shafa ke Marwa. Dan minum kesegaran air Zamzam yang banyak berkahnya. 

_Keempat,_ ibadah haji juga mengajari kaum Muslim untuk mengendalikan amarah dan permusuhan, sebaliknya mengembangkan sikap ramah dan tolong menolong kepada sesama. Ditengah cuaca terik, lelah dan berdesak desakan. Para tamu Allah diminta mengendalikan akhlak. 

_Kelima,_ ibadah haji adalah tempat sekaligus momen meleburnya jutaan Muslim dari segenap penjuru dunia. Mereka berkumpul di Padang Arafah, di Mina, lalu melakukan thawaf dan sa'i. 

Yang menjadi pertanyaan, mengapa ibadah haji tidak memberikan dampak persatuan umat yang berkelanjutan? Mengapa nikmat persatuan itu hilang usai ibadah haji dan umat dalam keadaan porak poranda? Mereka kini telah tercerai berai. Tidak lagi menjadi umat yang satu. Dan banyak permasalahan umat yang harus diselesaikan bersama. 

Ironisnya, hari ini kaum Muslim mementingkan ego kebangsaan masing masing. Mereka tidak peduli pada kondisi saudaranya.

Harusnya kaum Muslim membangun kembali persatuan di antara mereka. Sebagimana dulu diawali oleh kaum Muhajirin dan Anshar yang bersatu dalam ikatan akidah Islam. Allah SWT berfirman . _"Kaum Mukmin itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) kedua saudara kalian itu dan takutlah terhadap Allah supaya kalian mendapat rahmat_" (TQS al-Hujarat [49]: 10). 

Sayang hari ini kaum Muslim berada pada titik terlemah karena terpecah belah. Tak sanggup membela diri dan memberikan perlindungan kepada sesama Muslim. Mereka membiarkan saudara seiman sekarat di tengah penderitaan. 

Contohnya di negeri Syam dilanda peperangan, diperkirakan 370 ribu warga tewas sebagi korban perang. Selain itu akibat Perang Arab Saudi-Yaman, sekitar 70 ribu warga menjadi korban tewas. Di Cina sekitar 1,5 juta warga Muslim Uighur dipenjara oleh Pemerintah Komunis Cina di kam kam konsentrasi. Dan masih banyak lagi. 

Alhasil marilah kita rekatkan kembali ikatan ukhuwah Islamiyah kita. Satukan hati kita. Campakkan ego kebangsaan dan kelompok yang membuat tercerai berai. 

Mari kita jadikan kalimat tauhid sebagai pemersatu kita. Sungguh kita adalah umat yang satu. Bertuhan satu, Allah SWT, dan berhukum satu Al Quran. Dengan persatuan di bawah kalimat tauhid. 

Wallahu a' lam bi showab.
Previous Post Next Post