Suara Yang Di Cela

Oleh: Sumiati  
(Praktisi Pendidikan dan Member AMK )

Suara adalah anugrah Allaah ta'ala, sepantasnya bersyukur kepadaNya atas nikmat yang luar biasa. Banyak di luar sana Allaah ta'ala tidak anugerahkan suara kepada sebagian manusia. Tentunya suara yang di anugerahkan adalah amanah pula, yang akan Allaah ta'ala hisab.

Di tengah masyarakat yang tidak mengerti akan aturan Islam, banyak di antara mereka akhirnya terjerumus jurang dosa, suara yang indah cenderung untuk ajang pamer atau untuk mencari nafkah.

Salah satunya dengan bernyanyi, berbagai audisi pun di ikuti. Laki-laki tentu tidak terlalu bermasalah dalam hal ini, karena tidak ada aurat untuk laki-laki. Berbeda dengan perempuan, Islam memberlakukan aturan berbeda dengan laki-laki. 

Apalagi banyak perempuan perempuan yang tidak menjaga dari sisi suara, dari sisi lainnya yaitu berteriak, menjerit, tertawa terbahak-bahak, padahal itu di larang oleh Allaah ta'ala dalam beberapa dalil al Quran dan hadits Rasulullah saw. 

Misalnya:
Allah ta'ala  mencela meniru suara keledai, karena suara ini paling tidak baik.

Allah berfirman,

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Sederhanalah kamu dalam berjalan dan turunkan nada suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)

Di bagian awal Allah perintahkan kita untuk merendahkan suara, sementara di bagian akhir Allah mencela suara keledai. Suara keledai ketika meringkik seperti suara teriakan yang melengking atau tertawa yang seperti keledai meringkik.

Dalam tafsir Ibnu Asyur – at-Tahrir wa at-Tanwir – dinyatakan,

وجملة إن أنكر الأصوات لصوت الحمير تعليل علل به الأمر بالغض من صوته باعتبارها متضمنة تشبيها بليغا ، أي لأن صوت الحمير أنكر الأصوات . ورفع الصوت في الكلام يشبه نهيق الحمير فله حظ من النكارة

Kesimpulan bahwa suara yang paling mungkar adalah suara keledai merupakan alasan yang melatar belakangi perintah untuk merendahkan suara. Karena berteriak atau ringkikan sangat mirip dengan suara keledai. Artinya, mengingat suara keledai adalah suara yang paling buruk, dan teriak-teriak ketika berbicara atau tertawa mirip seperti ringkikan keledai, menunjukkan bahwa teriak-teriak termasuk kemungkaran. (at-Tahrir wa at-Tanwir, 21/111).

Dalam islam, kita diajarkan agar tidak meniru makhluk yang lebih rendah dibandingkan diri kita sebagai muslim. Termasuk diantaranya adalah larangan meniru binatang. Karena binatang lebih rendah dibandingkan manusia. Jika teriak-teriak mirip seperti keledai atau tertawa yang seperti merngkiknya keledai, menunjukkan bahwa selayaknya ini ditinggalkan.

Abdullah bin Wahb meriwayatkan dari Ibnu Zaid, bahwa ketika menafsirkan ayat ini beliau mengatakan,

لو كان رفع الصوت هو خيرا ما جعله للحمير

Andaikan teriak itu atau ringkikan baik, tentu Allah tidak akan menjadikannya untuk keledai. (Tafsir at-Thabari, 20/147)

Wallaahu a'lam bishawab.
Previous Post Next Post