Riza Falepi ST. MT Berikan Orasi Ilmiah Pada Wisuda Ke 65 2019 Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat


N3 Payakumbuh - Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi, ST, MT didaulat memberi  orasi ilmiah dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) dalam rangka Wisuda Ke-64. Acara berlangsung di Convention Hall Kampus tersebut, Sabtu (22/6). Walikota mengangkat Tema “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia”.
Rapat senat yang dipimpin langsung Rektor UMSB, Dr. Riki Saputra, M.Ag dihadiri banyak kalangan, diantaranya Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, Kepala LL Dikti, Yandri Anas, Pengurus PP Muhammadiyah, Prof. Sutrisno, Pimpinan Koordinator Kopertais VI, Erwin M.Ag, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Prof. Sofwan Karim, serta para dosen dan karyawan serta wisudawan/ti UMSB.
Diawal paparan, Walikota menyampaikan potensi besar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia baik dari sisi sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan terbanyak ke-4 didunia setelah China, India dan Amerika Serikat.
“Negara kita sangat kaya baik dari sisi potensi alam dan juga manusia. Hal itu membuat Indonesia ini menjadi market (pasar,red) paling potensial oleh negara negara maju baik untuk pemasaran produk mereka maupun mengambil keuntungan dari kekayaan alam kita,” ujar Walikota Riza membuka paparan.
Dikatakan, makanya sejak dahulu Indonesia hendak dikuasai atau dijajah oleh negara negara barat untuk mengambil keuntungan geografis dan demografis tersebut. Dijelaskan, jika dahulu Indonesia dijajah secara fisik atau langsung, maka hari ini Indonesia hendak dijajah secara tak langsung.
“Sekarang ada namanya proxy war atau perang asimetris. Dimana untuk menguasai suatu daerah tidak perlu dengan perang terbuka, sebab akan memakan biaya banyak, cukup dengan melemahkan SDM wilayah tersebut dan menguasai simpul-simpul kekuasaan untuk menarik keuntungan dari sana. Ini dampaknya jauh lebih besar bagi negara kita,” ujar Walikota Riza Falepi.
Diterangkan walikota, diantara cara atau metode proxy war atau pelemahan SDM itu adalah melalui serbuan Narkoba. Dikatakan, saat ini Indonesia sudah darurat narkoba. Tidak hanya generasi muda, semua kalangan mulai dari pejabat, pelajar, bahkan anak SD pun sudah sudah ada yang terpapar narkoba.
“Pelemahan SDM kita melalui Narkoba ini sudah sangat membahayakan. Presiden Jokowi bahkan sudah menyatakan darurat Narkoba dan perang dengan Narkoba, ini butuh dukungan kita semua termasuk warga Muhammadiyah,” ajak Walikota.
Walikota juga melihat hutang menjadi salah satu jerat yang akan melemahkan negara sebagai bentuk proxy war lainnya. Dikatakan, hutang luar negeri yang tak terkendali akan menyebabkan negara takluk dan tunduk kepada pihak kreditor dalam.hal ini negara maju atau lembag keuangan internasional.
“Hutang luar negeri kita sudah diatas 5000 trilyun. Dibandingkan negara lain, masih normal, akan tetapi ini harus dikelola dengan baik dengan cash flow yang berimbang, sebab jika tidak, utang akan bertambah tiap tahun dan akan sangat berbahaya bagi masa depan bangsa kedepan,” terangnya.
Walikota Riza menganalisis, cash flow keuangan negara saat ini belum berimbang atau minus. Dari analisis berdasarkan catatan keuangan negara, terjadi defisit antara pemasukan dan omengeluaran negara pertahun sebesar 500-700 trilyun. Defisit itu biasanya ditutupi melalui hutang.
“Jika berpedoman kepada pendapatan negara tahun sebelumnya diangka Rp. 1.200 – 1.500 Trilyun berbanding pengeluaran mencapai Rp. 2.000 trilyun, maka ada defisit yang cukup besar. Selama ini ditutupi lewat hutang. Kalau seperti inj terus maka Indonesia bisa kolaps,” paparnya.
Oleh karena itu, Walikota Riza melihat Indonesia saat ini sudah darurat hutang. Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menyelesaikan problem hutang luar negeri tersebut.
“Sosok pemimpin nasional yang dibutuhkan Indonesia hari ini adalah pemimpin yang memiliki visi strategis tentang hutang. Bagaimana menyelesaikan masalah hutang ini, sebab hutang adalah masalah kemerdekaan. Kita tidak sepenuhnya merdeka jika terus dililit hutang tersebut,” ujarnya.
Ditambahkan, disamping pemimpin yang bisa mengatasi problem hutang luar negeri, Indonesia juga butuh pimpinan yang kuat dan mampu mengelola politik, ekonomi dan keamanan nasional.
“Kepemimpinan nasional kita harus kuat. Mampu mengelola sumber daya yang ada, memahami dan memiliki akses kepada sumber keuangan global, dan memiliki kemampuan lobbying yang kuat. Nah, dalam proxy war, negara maju tidak ingin kita punya pemimpin yang kuat, agar kepentingan mereka bisa terus terjaga dan terus bisa meraup keuntungan dari bumi Indonesia ini,” jelas Riza.
Dikatakan, jika potensi SDA dan SDM Indonesia ini dikelola secara benar dan serius, maka Indonesia akan mampu mengatasi persoalan hutang yang hari ini merampas kemerdekaan bangsa secara tidak langsung. Menurutnya, pemimpin nasional harus punya strategi dan fokus kepada pembangunan yang bisa meningkatkan daya saing bangsa.
Diterangkan, pemimpin nasional harus mampu meningkatkan daya saing bangsa yang saat ink berada diperingkat 45 dunia dan hanya nomor 4 di Asean. Indonesia harus mampu membangun sektor yang bisa meningkatkan pendapatan negara sekaligus melunasi hutang negara ini. Dikatakan, dirinya melihat industri minyak sawit (CPO) dan potensi laut (Aquaculture) menjadi dua sumber daya alam yang bisa menjawab tantangan itu.
“Sumber pendapatan nasional kita sangat banyak. Cuma harus dikelola dengan benar. Saya contohkan industri Sawit saja. Ini industri yang made in Indonesia, kenapa? Sebab, dari penelitian, sawit hanya tumbuh di daratan landai dan berada maksimal dalam area 5 LU dan 5 LS dalam peta bumi.dan untuk diketahui hanya Indonesia yang punya wilayah demikian,” ujarnya.
Ditambahkan, “Ada beberapa negara lain yang berada pada kordinat tersebut, sebut saja negara di Afrika. Tetapi sawit tidak bisa tumbuh disana sebab daerah yang berada di dalam koordinat tersebut merupakan daerah pegunungan tinggi, jadi tak cocok,” terangnya.
Lebih jauh, jika fokus membangun industri sawit, maka ada potensi hingga Rp. 5.000 trilyun pertahun yang bisa diraup Indonesia.
“Jika sudah demikian, saya kira Indonesia bisa dibebaskan dari hutang-hutang yang membebani kita selama ini. Belum lagi kita bicara potensi laut Indonesia yang sangat besar. Tinggal bagaimana memaksimalkan potensk itu untuk mendatangkan pemasukan negara sehingga cash flow kita bukan lagi defisit tapi surplus,” ucapnya.

Menurut Riza, berbagai problem diatas seperti SDM kepeimpinan hingga manajerial SDA dan SDM bangsa bisa diatasi melalui pengelolaan dunia pendidikan yang benar. Dikatakan, dunia pendidikan harus mampu mencetak generasi yang produktif, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Dikatakan, selama ini pendidikan termasuk perguruan tinggi di Indonesia, belum diarahkan untuk mencetak lulusan yang dibutuhkan dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi belum dibekali dengan skil yang spesifik.
“Kebanyakan dunia pendidikan kita baru bisa melahirkan sarjana berijazah, tetapi tidak banyak yang mencetak sarjana yang punya skil dan keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja. Akibatnya, banyak lahur pengangguran terdidik. Mereka sarjana tapi tak bisa bekerja,” urai Walikota Riza.
Riza melihat, setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi demikian terjadi. Dikatakan, disamping belum mengarah kepada pembentukan skil atau keahlian khusus, metode dan outlut kelukusan juga harus dirobah.
“Anak-anak kita kalau ujian dengan pilihan ganda (pilih a,b,c atau d,red) lalu standar kelulusan dari nilai UN (ujian nasional,red),maka tidak tergambar dari sana mana anak yang punga skil mana yang hanya menghafal saja,” ujar Riza.
Menurutnya hal itu harus dikaji ulang. Dunia pendidikan harua diarahkan untuk mencetak lulusan yang memiliki skil spesifik. Dunia pendidikan juga harus mampu melahirkan lulusan yang sejalan dan sinergis dengan rencana pembangunan nasional baik jangja pendek, menengah dan panjang.
“Hari ini kita baru bisa mencetak insiyur level pemakai, kedepan kita harus bisa mencetak insiyur level pembuat dan pemproduksi,” ujar Walikota Riza.
Riza berharap institusi UMSB mampu mewujudkan lulusan yang produktif dan memiliki daya saing tidak hanya di Sumatera Barat tapi juga daya saing nasional bahkan internasional.
“UMSB sebagai bagian dari entitas Muhammadiyah adalah modal ummat terbesar. Tidak ada ormas di Indonesia yang memiliki aset sebanyak Muhammadiyah. Maka mari menjadi pelopor kebangkitan bangsa, mencetak kader pemimpin nasional serta lulusan yang punga skil dan mampu bersaing,” ajak Riza Falepi.
Sebelumnya, Rektor UMSB dalam pidato pembukaannya menyampaikan visi misi dan capaian UMSB selama ini. Dikatakan,
UMSB sebagai bagian dari Gerakan dakwah Muhamamdiyah kedepan akan lebih gesit dan lebih baik lagi demi kemajuan bangsa.

“Alhamdulillah, telah banyak alumni UMSB yang berhasil, ada yang menjadi kepala daerah, pemimpin lembaga pendidikan, pimpinan lembaga hukum.dan politik, dan lain-lain. Semua telah mengharumkan nama UMSB dan Muhammadiyah,” ujarya.
Dilaporkan, dengan pelaksanaan wisuda ke-64, maka jumlah lulusab UMSB tercatat sebanyak 12.441 orang. “Selamat kepada para lulusan, kami lepas saudar kembali ke masyarakat untuk berbuat makruf. Untuk keselamatan hidup umat manusia,” pungkas Dr. Riki Saputra.
Secara khusus, Rektor mengucapkan terima kasih kepada Walikota Payakumbuh yang selama ini banyak membantu perkambangan UMSB. Dikatakan, pihaknya berterima kasih, Walikota turut mendukung rencana pengembangan dan pembukaan kampus Fakultas Kedokteran UMSB di Payakumbuh.
“Atas nama Rektor dan pimpinan UMSB, kami sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Bapak Walikota Riza Falepi yang telah banyak membantu kami, baik moril dan materil. Termasuk mengalokasikan anggaran untuk pembangunan kampus kedokteran kita di Payakumbuh. Semoga ini menjadi amal kebaikan bagi bapak dan Pemko Payakumbuh,” pungkas rektor. (Rstp/rel)
Previous Post Next Post