Pejuang Islam Syahid, Korban Jebakan Demokrasi



Oleh: Nur Fitriyah Asri
Penulis Buku Opini Akademi Menulis Kreatif

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun telah berpulang ke rahmatullah mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi seusai menjalani persidangan, Senin (17/6/2019) di Mesir.

Dilansir dari Al Jazeera yang mengutip tayangan TV milik pemerintah Mesir. Mursi disebutkan sempat menjalani sidang seperti biasa. Mursi pingsan sesaat setelah berbicara dihadapan para hakim dengan semangatnya selama 20 menit. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia.

Muhammad Mursi adalah tokoh terkemuka di Ikhwanul Muslimin, yang maju ikut kontestan pemilu presiden Mesir, Mei-Juni 2012. Pada tanggal 24 Juni 2012, Mursi diumumkan sebagai pemenang pemilu dengan 51,73% suara.

Muhammad Mursi berhasil memenangkan pemilu secara jujur dan dikehendaki oleh mayoritas rakyat mesir. Namun karena visi Mursi dan Ikhwanul Muslimin adalah Islam, menjadikan rezim sekuler Mesir menggerakkan massa untuk merongrong kekuasaan Mesir dan mengambil alih (kudeta) kekuasaan Mursi secara paksa.

Saat terjadi kudeta militer (rekayasa Amerika), tidak ada dunia international yang bersuara. Justru Amerika memberi dukungan kudeta atas dalih menjaga demokrasi. Mengapa? Amerika merasa terancam karena Mursi seorang muslim yang berakidah kuat ingin menerapkan syariat Islam untuk mengatur kehidupan bernegara.

Amerika nampaknya ketakutan dengan adanya kebangkitan Islam yang ingin menerapkan aturan Allah, serta Amerika sangat meyakini khilafah akan tegak tahun 2020 menurut ramalan NIC (National Intelligen Council). Jika khilafah tegak bisa menghilangkan eksistensi Amerika sebagai negara adidaya imperalisme bersama ideologi kapitalisme bakalan lenyap di dunia ini.

Sehingga semua upaya dan cara dilakukan untuk menghadang dan menghancurkan benih khilafah yang mau bersemi. Itulah wajah buruk demokrasi yang sering dipertontonkan di muka bumi.

Sesungguhnya perjuangan Islam kaffah melalui jalan demokrasi akan mendapati 4 jebakan demokrasi yaitu:

Pertama: Kemenangan ditentukan oleh suara terbanyak. Ketika rakyat awam politik, maka akan terjadi jebakan yang tidak rasional. Contoh, Caleg artis akan menang karena lebih banyak memperoleh suara disebabkan ketenarannya, dibanding tokoh politik atau intelektual muslim yang sudah berjasa tapi tidak banyak dikenal oleh orang awam. Akibatnya negara diatur oleh orang-orang yang tidak paham syariat.

Kedua: Ternyata pihak yang mendapat suara terbanyak tidak otomatis akan didukung dalam segala sikap politiknya ketika mereka dalam kesulitan. Contoh:

1. Kasus FIS di Aljazair tahun 1991 menang pemilu 188 dari 231 kursi parlemen Aljazair, yang kemudian dianulir oleh militer yang direstui Perancis dan menangkapi pemimpin FIS.

2. Demikian juga yang terjadi pada Partai Refah pemenang pemilu di Turki tahun 1996. Kemudian, tahun 1997 dikudeta oleh militer karena Refah memiliki agenda Islam yang bertentangan dengan konstitusi. Pada tahun 1998 Refah dinyatakan sebagai partai terlarang oleh Mahkamah Agung Turki.

3. Kasus di Mesir, Muhammad Mursi menjadi Presiden melalui pemilu sah, setahun kemudian dikudeta oleh militer.
Pada ketiga kejadian tersebut, mayoritas para pemilih ternyata memilih bersikap pasif, masa bodoh tidak ada pembelaan. Disinilah Mursi terjabak yang membuat kandas akhirnya syahid.

Ketiga: Sesungguhnya pemegang kekuasaan di negara manapun adalah siapa yang dapat mengendalikan kekuatan bersenjata (militer). Pengendalinya bisa orang yang tidak duduk di kekuasaan atau kekuatan asing. Dalam hal ini siapapun yang memenangkan pemilu, baik jujur maupun curang, tidak mampu berbuat apa-apa jika militer tidak netral.

Keempat: Hambatan konstitusi. Fakta di beberapa negara, sekularisme menjadi harga mati yang ditanam dalam konstitusi. Segala upaya yang ingin menggoyang asas ini akan dituduh melangar konstitusi. Contoh, di Indonesia akan dituduh bertentangan dengan 4 pilar negara yaitu UUD 45, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI. Mestinya aturan Allah di atas konstitusi.Terbalik bukan?

Itulah jebakan-jebakan demokrasi. Sungguh amat jelas, bahkan terang-benderang bahwa demokrasi yang bertentangan dengan Islam, bukan merupakan jalan untuk memperjuangkan kemenangan tegaknya khilafah. Demokrasi hanya sebuah ilusi, hanya menebar janji-janji yang tidak mungkin bisa direalisasi. 

Masihkah percaya kepada demokrasi yang terbukti pemilu di negeri ini juga banyak memakan korban jiwa tumbal demokrasi? Demokrasi murni milik sekuler, siapa saja pemimpin terpilih yang rela menjadi budaknya, meskipun bodoh dan penuh kecurangan serta tidak mendapat dukungan mayoritas, demokrasi bisa merekayasa atas kemenangannya. 

Demokrasi tidak akan memberikan perubahan karena asasnya sekularisme yang memisahkan agama dengan kehidupan. Agama dilarang mengatur kehidupan dalam bernegara. Lihatlah, bukan kesejahteraan yang didapat rakyat, tapi justru memunculkan problematika umat di semua lini kehidupan, umat dibuat sekarat.

Wafatnya Mursi adalah syahid, korban jebakan demokrasi. Beliau bukan mati dibalik jeruji selama lebih 6 tahun dikurung sendiri. Diperlakukan tidak manusiawi, tidak boleh dijenguk dan tidak mendapat hak medis padahal sakit. Demokasi benar-benar sadis dan bengis.

Beberapa hal terpenting yang beliau sampaikan dalam pidato terakhirnya sebagai berikut:

1. Kalian telah menuduh saya melakukan aksi mata-mata kerjasama intelijen bersama Hamas, sekarang (pemerintahan) kalian berinteraksi dan bekerja sama juga dengan HAMAS. 

2. Kalian telah menuduh saya atas apa yang terjadi di Sinai, dan sekarang kalian menyaksikan juga yang terjadi di Sinai (penyerangan & pembunuhan ), sementara saya sudah ada di dalam penjara.

3. Kalian menuduh saya terkait insiden kekerasan di Mesir, sekarang kalian menyaksikan apa yang terjadi di Gereja-gereja dan Masjid (serangan pemboman), dan pengusiran penduduk dari beberapa kampung dan daerah di Mesir.

4. Kalian mengkudetaku dan tak pernah membiarkanku sehari saja tanpa penyiksaan di dalam penjara, dan kalian pura-pura bodoh dengan apa yang terjadi. Kalian ingin membunuhku dengan berbagai macam cara, tapi pada saat yang sama kalian juga ketakutan akan kerasnya reaksi yang akan muncul saat itu terjadi.

5.Tidak ada yang tahu kapan ajal seseorang kecuali Allah. Dialah yang berkuasa atas segala urusan. Dan tidaklah kami ucapkan selain  "Cukuplah Allah sebaik-baik pelindung dari setiap pelaku kezaliman dan antek-antek penjahat kudeta".

6. Sungguh aku sangat yakin, aku akan bertemu Allah dalam kondisi bersabar dan berharap mendapatkan pahala. Aku yakin sepenuhnya akan bertemu dengan para penjahat itu di hadapan Allah, dan pada sisi-Nya akan tuntas segala perselisihan (dengan keadilan).

7. Pesanku kepada anak-anak dan istriku, Allah menyaksikan bahwa sungguh aku mencintai kalian, dengan sebuah cinta yang tidak akan mengetahui (kedalamannya) kecuali hanya Allah semata. 
Betapa sering aku menderita, kesakitan, menjalani kehidupan dalam penjara tanpa obat dan pengobatan, tapi saat itu aku memikirkan kalian siang dan malam. Aku tak tahu kapan kita akan bertemu, dan sungguh mungkin pertemuan kita kelak di Surga. Kita mohon itu kepada Allah, dan kita adukan kepada-Nya kezaliman mereka yang zalim. 

8. Sungguh aku sampaikan kepada kalian bangsa Mesir yang agung, aku ulang kembali pesan ini dan senantiasa aku kuatkan: bahwa kalian mampu  menjalankan perubahan wahai pemuda-pemuda Mesir. Jangan meninggalkan dan mengecewakan para ibu-ibu yang anak-anaknya syahid dalam perjuangan ini, juga mereka saudara--saudaramu yang telah terzalimi. Sesungguhnya kezaliman tidak akan abadi, dan mereka para pengkudeta akan datang kepada mereka di hari kepastian.Tidak ada yang abadi, karena hanya Allah-lah yang kekal abadi. 

9. Pemerintahanku belum berjalan satu tahun lamanya, dan banyak sekali upaya interfensi dari banyak negara, baik itu Zionis, Amerika dan Arab, mereka menginterfensi banyak urusan Mesir dan membeli para pengkhianat bayaran untuk menghancurkan negeri ini. Dan sekarang ini Mesir sebagaimana kalian saksikan setiap hari, kejadian perusakan demi perusakan terjadi, dan bangsa ini tidak pernah tenang kecuali dengan hilangnya pelaku kezaliman, dan kembali bebasnya mereka yang terzalimi. 

10. Dan point terakhir yang disampaikan Mursi sebelum jatuh ke lantai. Media televisi Mesir merekam peristiwa/ucapan tersebut, tanpa menyiarkannya, yaitu : Aku hanya menunggu perjumpaan dengan Allah semata. Wahai para hakim, celakalah hakim dunia (akan diadili) oleh hakim Langit. Kemudian saat itu beliau tidak bisa melihat lagi siapa yang di hadapannya, beliau mengangkat jari telunjuknya ke atas tinggi-tinggi dan jatuh ke lantai (diterjemahkan dari sumber liputan netizen berbahasa arab via grup WA).

Itulah bukti bagaimana buruk dan busuknya demokrasi yang penuh jebakan-jebakan menjijikkan membius perjuangan. Demokrasi bukan jalan untuk berjuang menuju tegaknya khilafah.
Marilah kita ambil hikmahnya dan kita buang sistem demokrasi ke tempat sampah. Ganti dengan dakwah yang dicontohkan Rasulullah Saw. Wallahu 'alam bish shawab.
Previous Post Next Post