cerpen

Pemutus Luka

foto doc google “Ndak mau!  Kakak maunya dengan Mamak. Ndak mau dengan Pak Long!” Alya meneriaki su…

Sinyal Keburukan

Ilustrasi foto google.com Aku selalu awas saat berada di desa itu. Aku menjaga baik-baik barang yan…

Rona Cinta Bunda

* Yang Dinanti Bidzikri ilahi ta thiibul hayat Dengan mengingat Allah hidup menjadi tenang Tusarru …

Untaian Doa

By Rumaisha Dini hari yang menyejukkan. Hembusan angin menyatu dengan desahan nafas. Bertafakur sej…

Merajut Asa

By Rumaisha "Umi, badannya panas sekali, Umi sakit?" tanya Fatimah sambil memegang kening…

Batas Cinta

By Joulee Terhitung 20 tahun sudah saat kulewati jalan ini bersamamu. Debu jalanan yang tebal tersa…

Maryam Ahmad

By Rumaisha "Sebelum kita melanjutkan pelajaran, saya ingin memperkenalkan dulu murid baru di …

Kecupan Kecubung

By Joulee Linggar, gadis belia berambut keriting gantung itu masih duduk diantara tumpukan batu bak…

Habibi Bukan Untuk Habibah

By Joulee Halaman sekolah terasa ramai pagi itu. Ini kali pertama setelah sekian purnama para siswa…

Rasa dan Asa

By Joulee Aku masih berjalan menyusuri jalan bertanah cadas, kemarau kali ini membuat debu berterba…

Load More That is All