Ekonomi Global Terguncang, Mampukah Sistem Kapitalisme Mengatasi?



Oleh  Salsabilla Al-Khoir

 (Aktivis Muslimah Kalsel)

Bak bola salju, seakan menunggu lonceng kematian. Ekonomi global masuk jurang resesi bahkan stagflasi. Hal ini semestinya menjadi alarm bagi negeri yang perekonomiannya sudah sulit dan bergantung pada ekonomi global.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebanyak 26,16 juta orang. Persentase penduduk miskin terbanyak di pulau Jawa yaitu 52,96 persen. “Total penduduk miskin di Jawa yang tercatat sebanyak 13,85. Angka tersebut turun 9,61 persen terhadap September 2021,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 15 Juli 2022. (Bisnistempo.com , 15/7/2022).

Sebagaimana di lansir oleh CNNIndonesia.com (15/7/2022), Lonjakan inflasi di Amerika Serikat menyebabkan harga gas hingga pangan naik drastis. Ribuan keluarga pun berbondong-bondong mengantre makanan bantuan di bank pangan setiap harinya. Ribuan keluarga itu mengantre setiap harinya di sejumlah organisasi  bank makanan yang tersebar di berbagai penjuru Negeri Paman Sam. Juru bicara Bank Makanan St. Mary, Jerry Brown, mengatakan bahwa lebih dari 900 keluarga berbaris di berbagai cabang organisasi mereka setiap harinya.

Melihat bagaimana saat ini dunia mengalami resesi bahkan stagflasi tak terkecuali Amerika Serikat (AS) sebagai negara besar yang dianggap maju. Negara yang dianggap power bagi negara berkembang  lainnya nyatanya juga memasuki kerapuhan mendalam. Bahkan semakin parah semenjak dunia terdampak pandemi Covid-19. Konflik Rusia-Ukraina telah melucuti kebobrokan sistem kapitalisme untuk setiap kalinya hingga dunia jatuh pada kondisi resesi bahkan stagflasi.

Guncangan ekonomi dunia membuat negara berkembang yang juga mengikuti negara Amerika Serikat mengalami resesi dari berbagai aspek. Mulai dari inflasi yang berkepanjangan, melonjaknya bahan kebutuhan pokok masyarakat, tingkat kemiskinan makin tinggi dan persoalan perekonomian lainnya yang terjadi pada negara berkembang termasuk Indonesia.

Adapun sistem ekonomi global saat ini adalah mengadopsi dari sistem kapitalisme. Sistem ekonomi yang berdiri di atas pilar sistem mata uang kertas, sistem utang-piutang berbasis ribawi, dan sistem investasinya berbasis pada perjudian yang menguntungkan pada para kapital oligarki semata.

Sistem ekonomi kapitalisme yang pengelolaan sumber daya alam (SDA) diserahkan dan dikelola oleh para korporasi oligarki. Maka wajar jika kerapuhan dan guncangan ekonomi negara makin tajam. Sebab, realita kehidupan masyarakat sejatinya tidak sejahtera dan makmur, hanya segelintir oligarki kapital saja yang mendapatkan kesejahteraan berupa materialistik.

Kerapuhan dan guncangan ekonomi dunia hari ini tak lain disebabkan penerapan ekonomi kapitalisme yang telah mengakar dalam negeri kaum Muslim.

Ekonomi kapitalisme yang lahir dari sistem kapitalisme meniscayakan akan terjadinya kerapuhan setiap aspek kehidupan. Maka, tak ayalnya jika kerapuhan ekonomi kapitalisme ini membuat kesulitan hidup masyarakat makin tinggi sehingga menciptakan problem - problem baru, seperti maraknya pencurian disebabkan banyaknya kemiskinan, masalah sosial lainnya.

Hal ini menjadi bukti bahwa ekonomi kapitalisme yang lahir dari sistem kapitalisme tidak mampu mengatasi problem perekonomian dunia bahkan mengatasi berbagai problem kehidupan masyarakat karena dampak ekonomi yang sulit.
Maka sangat penting negara-negara tersebut untuk beralih pada solusi paripurna untuk mengatasi problem ini.

Solusi Paripurna

Kegagalan dari sistem ekonomi kapitalisme yang lahir dari sistem kapitalisme semestinya menjadi pembelajaran bagi negeri kaum Muslim. Negeri kaum Muslim semestinya berharap dan beralih pada solusi paripurna untuk setiap problem kehidupan termasuk problem ekonomi.

Islam adalah agama sekaligus ideologi yang melahirkan aturan rinci dan sempurna. Islam mengatur bagaimana perekonomian dalam sebuah negara.
Menurut Islam, sistem ekonomi dalam negara harus sesuai syariah Islam. Ketika Islam diterapkan dalam sebuah negara, maka seluruh aspek kehidupannya akan di atur oleh syariah Islam, termasuk aspek ekonomi.

Negara yang menerapkan syariah Islam yaitu negara khilafah islamiyah. Adapun negara khilafah islamiyah memiliki konsep ekonomi yang khas, yaitu :
Pertama, khilafah akan menjamin kebutuhan pokok masyarakatnya secara tidak langsung dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Kebutuhan dasar masyarakat seperti kesehatan, pendidikan dan keamanan akan dijamin langsung oleh negara dan gratis. Negara tidak akan membuka peluang bagi siapa pun yang mengomersialisasikan kebutuhan ini.

Kedua, negara memiliki sistem moneter yang stabil berbasis dinar dan dirham. Sistem moneter ini tidak akan mengalami inflasi atau guncangan. Mata uang ini stabil karena didukung oleh nilai intrinsiknya.

Ketiga, khilafah memiliki sistem fiskal yang stabil berbasis baitul maal. Baitul maal adalah lembaga keuangan yang memiliki tiga pos pemasukan dari pos kekayaan milik negara, seperti harta kharaj, fai, usyur, jizyah, ghanimah, ghulul dan sebagainya.
Pos kekayaan milik umum yang berasal dari has pengelolaan sumber daya alam. Pos zakat dan shadaqah yang bersumber dari zakat fitrah, zakat maal, shadaqah, infak dan wakaf kaum Muslimin.

Setiap pos baitul maal memiliki jalur pengeluaran masing-masing sehingga negara memiliki anggaran yang lebih dari cukup menjamin kebutuhan masyarakat tanpa hutang dan pajak seperti negara yang menerapkan ekonomi kapitalis saat ini.

Keempat, khilafah mengharamkan praktik ribawi, spekulan dan sejenisnya. Khilafah tidak akan membiarkan sektor nonriil seperti pasar saham, investasi, dan sejenisnya untuk berkembang. Ekonomi daulah akan berbasis pada ekonomi sektor riil, hal ini berlaku bagi perdagangan dalam maupun luar negeri. Sehingga aktivitas perekonomian masyarakat akan stabil bukan malah inflasi. Pengaturan sistem ekonomi seperti inilah yang akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan negara.

Semua ini bisa terwujud tatkala masyarakat menerapkan syariah Islam kafah di bawah naungan daulah khilafah islamiyah yang akan memberikan kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan.

Allah Swt berfirman, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (TQS al-A’raf : 96).

Wallahu a'lam bishawab 

Post a Comment

Previous Post Next Post