Bagaimana Memilih Teman dalam Islam?


Oleh : Sumiati 
Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif 

Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial. Tidak bisa hidup sendiri, hal itu mendorong manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Baik di sekolah, majelis ta'lim, masyarakat dan lain-lain. Tanpa memiliki teman atau sahabat, hidup rasanya  tidak lengkap. Tidak ada seninya. Bahkan tidak sesuai dengan fitrahnya sebagai mahluk sosial.

Namun, terkadang ketika berinteraksi sering terjadi gesekan, baik karena berbeda pendapat, keinginan, ide dan lainnya. Timbul percekcokan yang berakhir dengan permusuhan. Bahkan hingga lebih sadis dari itu. Banyak kasus misalkan istilah teman makan teman. Dijerumuskan, dihianati, ditipu. Hal ini memicu manusia memilih hidup menyendiri. Enggan memiliki teman dan menjaga jarak dari sesama manusia.

Tanpa disadari oleh mereka, bahwa hal ini akan memuluskan propaganda asing yang menjadikan manusia individualis. Hal ini menunjukkan keberhasilan sistem kapitalis demokrasi  dalam menyebarkan pemahaman mereka. Sehingga kini, banyak diantara manusia yang mengaku muslim, tetapi tidak ada sedikitpun empati terhadap derita saudaranya sendiri. 

Sementara syariat Islam telah mengatur, bagaimana hidup menjadi mahluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesama. Berikut beberapa tips memilih teman dalam Islam.

Teman itu layaknya cermin, jika engkau ingin mengetahui dirimu, lihatlah dengan siapa engkau berteman. Rasulullah Saw bersabda :

المؤمن مر آه (اخيه)المؤمن

“Seorang mukmin merupakan cerminan saudaranya yang mukmin.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, no. 239; Abu Dawud, no.4918 [Ash-Shahihah, no. 926])

Memilih teman bukanlah perkara remeh. Islam memerintahkan kita untuk memilih siapa yang menjadi teman kita. Rasulullah Saw bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر احدكم من يخالل

“Seseorang itu berada pada agama teman karibnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapakah yang dia jadikan teman karibnya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

Ketahuilah bahwa tidak semua orang layak dijadikan teman karib. Karena itu, orang yang dijadikan teman karib harus memiliki sifat-sifat yang memang menunjang persahabatan :

1. Berakidah yang benar

Ini menjadi syarat mutlak memilih teman karib. Kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah Saw. Dalam keadaan terbaring menghadapi kematiannya, ada tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah Saw, Abu Jahl, dan Abdullah bin Abi Umayyah. Dua orang terakhir itu adalah tokoh kafir Quraisy.

Rasulullah mengatakan, “Paman, katakan ‘laa ilaha illallah‘! Satu kalimat yang akan aku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah.”

Sedangkan dua tokoh kafir itu menimpali, “Abu Thalib, apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib?”

Tanpa henti Rasulullah Saw menawarkan kalimat itu. Namun, dua tokoh kafir pun terus mempengaruhi. Sampai akhirnya Abu Thalib tidak  mengucap laa ilaha illallah dan tetap memilih agama Abdul Muthalib. Ia pun mati dalam kekufuran. (Hadits riwayat Al-Bukhari, no.1360; Muslim, no.131; An-Nasai, no. 2034)

Betapa buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah membenarkan ajaran Rasulullah Saw di dalam hatinya.

2. Orang yang berakal

Karena akal/kepandaian merupakan modal yang utama. Tidak ada kebaikan bergaul dekat dengan orang bodoh, karena bisa saja dia hendak memberikan manfaat kepadamu tapi justru memberi madharat. Yang dimaksud _“orang berakal”_ dalam konteks ini adalah orang yang mengetahui segala urusan sesuatu sesuai dengan proporsinya. Manfaat bisa diambil dari dirinya atau dari pemahaman yang diberikannya.

3. Baik akhlaknya

Ini merupakan keharusan. Sebab berapa banyak orang berakal yang dirinya lebih banyak dikuasai amarah dan nafsu, lalu dia tunduk padanya sehingga tidak ada manfaat bergaul dengannya.

4. Bukan orang fasik

Orang fasik tidak pernah merasa takut kepada Allah. Orang yang tak takut kepada Allah tentu sulit dipercaya. Selain itu, sewaktu-waktu orang lain tidak aman dari tipu dayanya.

5. Bukan ahli bid’ah

Persahabatan dengannya harus dihindari karena bid’ah yang dilakukannya.

6. Taat beribadah dan menjauhi perbuatan maksiat

واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم با الغداة والعشي يريدون وجحه

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya.” (QS. Al-Kahfi : 28)

7. Banyak ilmu atau dapat berbagi ilmu dengannya

Berteman dekat dengan orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri seseorang.

8. Tidak rakus dunia

Itulah sebagian sifat-sifat teman karib yang harus  diperhatikan. Jangan sampai salah memilih sehingga menyesal di dunia ataupun di akhirat.

الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman -teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf : 67)

Semoga kita sebagai umat muslim, mampu memilih teman yang baik dan benar, yang mengajak kepada ketaatan kepada Allah Swt. Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin. _Wallahu a'lam bishshawab._

Post a Comment

Previous Post Next Post