Kabid Registrasi Kuda Pordasi Payakumbuh Aswit Adnan : Kita Mesti Belajar Dari Iven Pacuan di Pasuruan

N3 Payakumbuh - Iven pacu kuda tradisional yang digelar di gelanggang Kubu Gadang kota Payakumbuh tanggal 4-5 Februari 2018 kemarin berlangsung sukses. Lebih kurang 70 kuda turunan ditambah kelas lokal dan boko ikut memeriahkan alek nagori Kota Payakumbuh.

Iven yang berlangsung selama 2 hari ini berdampak meningkatkan omset penjualan para pedagang tetap dan pedagang musiman. Sebagaimana diceritakan pedagang nasi ampera Yanti.

"Alhamdulillah, dibandingkan penjualan di hari biasa terjadi peningkatan sekitar 150%. Tapi itu masih hitungan kotor. Kami tidak naikkan harga, " sebut Yanti didampingi suaminya Pen kepada wartawan di kedainya, Rabu (7/2).

Sebelumnya, Wawako Erwin Yunaz mengucapkan terima kasih saat penutupan event pacu kuda kepada para peserta yang tergabung dalam Pordasi karena telah ikut berpartisipasi sukseskan olahraga berkuda, Senin (5/2) kemarin.

"Mewakili Walikota Payakumbuh, kami sangat apresiasi setinggi tingginya kepada semua pihak termasuk sponsor. Ini merupakan awal untuk sukses di masa datang. Keterlibatan pemerintah akan menjadi pendorong peminat olahraga berkuda di Payakumbuh," kata Erwin Yunaz.

Ditambahkannya, kita juga harapkan, nantinya kuda pejantan bisa kita miliki mendatang. Menjadi yang terbaik di kelas nya. Terima kasih sekali lagi kepada semua unsur yang telah sukseskan Alek Nagari ini.
Puncak pacu kuda tahun 2018 di Kota Payakumbuh diisi dengan Race Boko yang dimenangkan Princes Kubang Agam.

Hadiah berupa tropi dan tabanas serahkan Pimpinan Bank Nagari cabang Payakumbuh, Agustapria didampingi Erwin Yunaz dan pengurus Pordasi Payakumbuh.

Sementara itu, Kabid Registrasi Kuda Pordasi Payakumbuh Aswit Adnan, menyampaikan, pola penyelenggaraan pacu kuda di Payakumbuh mesti dirubah tajam.

Sejak tahun 1990, penonton pacu kuda sudah seperti saat ini. Tapi adakah perubahan pola? Tentu belum. Kita mesti belajar dari pacuan di Pasuruan. Dan belajar ke arah yang baik itu adalah prestasi.

”Setidaknya mendatang, track pacu kuda itu mesti di pagar walau secara manual, supaya penonton tidak sembararangan melintasi track," jelas Aswit.

Dengan adanya pacu kuda ini kami harapkan jadi pendorong lahirnya Pordasi di Kab 50 Kota. Terkait fasilitas lahan, Kab 50 Kota lebih memadai. “Dan kita sangat mendorong itu, bukan berarti kita berkompetisi. Tapi sudah sepatutnya demikian," pungkas Aswit Adnan. (Rahmat Sitepu)
Previous Post Next Post