Kepala Bidang Pengawasan Dampak Lingkungan (Wasdal) Bapedalda Kota Padang, Mairizon menyebutkan, pemantauan kualitas udara ambient dilakukan pada 2 lokasi, yaitu di Komplek Perkantoran Balaikota Padang dan di kawasan GOR H. Agus Salim.
"Hasilnya diketahui di kawasan Balaikota Aie Pacah beberapa kandungan unsur kandungan udara parameternya berada di atas baku mutu nasional. Sehingga kondisi ini berada pada kategoti tidak sehat," kata Mairizon kepada padangmedia.com di ruang kerjanya, Senin (13/10).
Dijelaskan Mairizon, PM10 (ten) di lokasi pantau Balaikota Padang berada di atas baku mutu yaitu 220. Diatas baku mutu nasional 150 PM10.
"PM10 adalah partikel atau butiran debu halus di atmosfir dengan diameter kurang dari sepuluh atau sama dengan sepuluh mikrometer. PM10 merupakan standar untuk pengukuran partikulat polutan pada udara ambient,"jelasnya.
Di Kota Padang sendiri menurut Mairizon, tidak terdapat adanya titik api yang menandakan adanya pembakaran huitan dan lahan sebagai sumber kabut tersebut. Namun beberapa tindakan yang menyumbang peningkatan pencemaran itu dianataranya kegiatan industri, sektor transportasi, pembakaran sampah dan jerami serta limbah kotoran ternak.
Sementara itu, hasil pantau di GOR H. Agus Salim menunjukkan kategori baik karena berada pada dibawah baku mutu (63,37 PM10). Menurut Mairizon, hal itu disebabkan posisi kawasan GOR berada di wilayah barat Kota Padang sedangkan angin menuju ke timur. Juga karena masih terdapatnya pohon - pohon yang cukup rapat dn hijau.
"Kita tentunya berharap agar kondisi ini tidak meningkat pada kondisi yang lebih buruk sehingga masyarakat tidak merasakan dampak yang parah dengan terganggunya pernafasan. Namun dampak yang juga dikhawatirkan jangka panjangnya adalah terjadinya pemanasan global," tukas Mairizon.(mond)