Nn, Padang --Di masa mendatang, kaum perempuan di Kota Padang dapat mengembangkan potensi dirinya lebih baik, tanpa meninggalkan fungsinya sebagai ibu rumah tangga, harus bisa menghindari agar tidak terjadinya perceraian dalam rumah tangga. Terlebih di Minangkabau, ibu merupakan “Limpapeh Rumah Nan Gadang, Pai Tampek Batanyo, Pulang Tampek Babarito. Jadi, ibu merupakan tokoh sentral pada masyarakat Minang.
Penuh harapan disampaikan Wali Kota Padang Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si, diwakili Asisten III Drs. Yosefriawan pada acara Peringatan Hari Ibu ke-83 tahun 2011 sekaligus membuka secara resmi lomba pidato yang diadakan GOW Kota Padang, dengan tema ”Dengan Memperingati Hari Ibu Kita Tingkatkan Peranan Ibu Untuk Pengokohan Keluarga”, di Ruang Sidang Lantai II Balai Kota Padang, beberapa waktu yang lalu.
Dihadiri Penasehat GOW Kota Padang Dra. Hj. Mutiawati Fauzi, Ketua GOW Padang HJ. Harnely Mahyeldi, Ketua (BKOW) Badan Koordinasi Organisasi Wanita Sumbar, HJ. Yusmawati Montiq. Peserta yang hadir 150 orang, peserta lomba pidato 18 orang.
Peringatan hari ibu pada hakekatnya dimaksudkan agar kita selalu mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia. Di samping itu, peringatan hari ibu juga meningkatkan dan menyegarkan presepsi kita terhadap keluhuran kodrat, harkat, martabat dan kedudukan serta peran kaum perempuan Indonesia, ujar Fauzi Bahar diwakili Yosefriawan.
Disamping itu dalam rangka meningkatkan moral bangsa yang berkualitas beriman dan bertaqwa sebagai upaya peningkatan peranan dan kedudukan kaum perempuan Indonesia dalam segala aspek kehidupan, terutama dibidang ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan dan ketertinggalan kaum perempuan, tambah Fauzi Bahar diwakili Yosefriawan.
Disamping itu GOW mesti bisa mengajak para donator luar untuk bekerjasama dalam kegiatan sosial. GOW mengharapkan perhatian masalah anggaran kepada Walikota Padang, guna memperlancar progam dan kegiatan. Gow juga peduli dalam kegiatan sosial serta penyambungan tangan dalam program pemerintah hal pembangunan karakter anak serta beras genggam.
Maksud dari acara memperingati Hari Ibu setiap 22 Desember adalah mengenang jasa ibu. Bagaimana pengorbanan para ibu yang telah melahirkan, menyusui, membesarkan serta mendidik kita sampai sukses sekarang dan sehat walafiat.
Hikmah memperingati hari ibu agar menyadarkan kita selaku kaum ibu untuk anak dan rumah tangga. Surga terletak dibawah kaki ibu, wanita adalah tiang negara, apabila baik didikan wanitanya maka baik pulah kedepannya. Namun pada intinya kaum pria tetap menjadi pemimpin dalam rumah tangga.
Disela acara juga ada penyerahan santunan kepada ibu tangguh dari GOW Kota Padang secara simbolis diwakili ibu Pitrahayati sebesar Rp 500 Ribu langsung diserahkan ibu penasehat GOW Mutiawati fauzi Bahar.
Penasehat GOW sangat menentang dengan adanya Panti Jompo, dalam maksud, kita salaku wanita atau anak yang orang tuanya masih hidup, rawatlah orang tua sampai akhir hayatnya, jangan biarkan mereka menghabiskan masa hidupnya di panti jompo, karena ini sudah menjadi tanggung jawab bagi kita selaku anak, tambah Mutia Fauzi.
Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Memperoleh pendidikan dan pengetahuan merupakan hak asasi manusia dengan ditingkatkannya pendidikan perempuan maka kita akan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan sangat kita perlukan menghadapi era globalisasi yang menuntut persaingan secara ketat.
Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi kaum perempuan juga berkembang menjadi fungsi ganda. Pertama sebagai ibu rumah tangga. Kaum perempuan bertanggung jawab sebagai pendamping suami dan membina, mendidik, mengasuh anak-anaknya serta mengatur perekonomian dalam keluarga, Berkiprahlah sebagai perempuan yang baik dalam pembangunan.
Kedua kaum perempuan juga saat ini banyak yang membantu mencari nafkah untuk meningkatkan kesejehteraan keluarga baik sebagai wanita karier di pemerintahan maupun perusahaan swasta serta membuka usaha sendiri. Rcd/rel
Post a Comment