Pemuda, Tonggak Pelaksana Generasi Mendatang



Oleh: Sandhi Indrati
Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

Ramai diberitakan aksi brutal seorang anak pejabat Dirjen Pajak telah menganiaya putra dari salah seorang kader ormas beberapa waktu lalu.  Musabab masalah pribadi, pelaku yang tercatat sebagai mahasiswa salah satu kampus di Jakarta tega memukul korban hingga tidak sadarkan diri dan memerlukan perawatan intensif di ruang ICU RS. Sebagaimana yang diberitakan dilaman tempo.co, Jumat 24 Februari 2023.

Beberapa sumber berita menyampaikan alasan pelaku tega menyiksa korban terkait urusan dengan seorang perempuan. Kejadian tersebut sering kita jumpai saat ini. Para pemuda negara ini menggunakan kekuatan fisik mereka untuk berkelahi demi urusan sepele dan menghabiskan waktu mereka hanya untuk bersenang-senang.

Miris tentunya. Di berbagai media massa sering kali disajikan berita tentang aksi buruk generasi kaum muda saat ini. Tawuran antar pelajar bahkan antar mahasiswa kerap terjadi dengan alasan tidak jelas. Para penindak hukum pun tidak berhasil sepenuhnya menindak pelaku yang terlibat adu fisik bahkan hukuman yang diberikan tidak membuat jera.

Tidak hanya aksi kekerasan, pemberitaan lain tentang generasi muda saat ini semakin menyedihkan. Dikutip dari tribunnews.com, 23 Juni 2022, terjadi di Taman Merdeka Kota Depok, lebih dari 10 remaja pria dan wanita mabuk karena mengonsumsi minuman keras, bahkan di antaranya ada yang sudah tak sadarkan diri karena pengaruh alkohol. Hal tersebut baru sedikit dari fakta memilukan tentang keadaan nyata sebagian pemuda kita saat ini. Seolah pemuda identik dengan keburukan, seperti itulah kenyataannya. Kekerasan, gaya hidup mewah, pergaulan bebas, nir akhlak, dan masih banyak lagi.

Padahal pemuda memiliki kompetensi dan kapasitas untuk menorehkan prestasi serta menjadi tonggak pelaksana generasi mendatang. Tentu hal tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Sistem pemerintahan sangat berperan dalam menciptakan kualitas pemuda suatu negara.

Pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. (Taufik Abdullah, 1974). Berdasar definisi pemuda tersebut, maka sebagai harapan suatu peradaban semestinya mereka bisa memanfaatkan waktu dan kapasitas. Darah muda mereka layaknya dalam keadaan prima adalah kekuatan utama suatu negara dan kelak di pundak para pemuda harapan pemimpin masa depan. Tenaga dan pikiran yang membuncah sangatlah bermanfaat bagi masyarakat bila dipergunakan secara tepat guna.

Pemuda dalam Islam memiliki peranan istimewa tanpa menyampingkan lapisan generasi lainnya. Islam mengelompokkan seseorang atau individu ke dalam golongan pemuda ketika telah mengalami akil baligh yaitu sempurna berakal dan memahami serta mengetahui kewajiban seorang Muslim sesuai syariat, mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk serta telah mencapai kedewasaan.

Masa keemasan peradaban Islam yang telah terjadi selama rentang abad ke VI hingga XVIII Masehi yaitu ketika masa Daulah Islam berjaya telah berhasil mencetak pemuda-pemuda ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan teknologi, mahir dalam berbagai bahasa, serta pakar berbagai disiplin ilmu agama Islam. Tercatat dalam sejarah dunia, Ibnu Sina atau terkenal dengan nama Avicena, Bapak Kedokteran Modern, adalah seorang pemuda Muslim yang telah mencurahkan pemikirannya dalam dunia kedokteran bahkan ilmunya masih terus dipergunakan oleh dunia Barat hingga saat ini. CEO facebook, Mark Zuckerberg mengagumi ilmuwan muslim Al Khawarizmi yang telah berhasil menemukan ilmu algoritma dan aljabar sebagai dasar berbagai aplikasi modern saat ini (tvonenews.com, 8 Mei 2020).

Daulah Islam telah berhasil melahirkan pemuda hebat dalam berbagai disiplin ilmu di berbagai wilayah bumi ini. Keberhasilan tersebut disebabkan karena penerapan sistem pemerintahan yang dijalankan berdasarkan syariat Islam yang bersumber utama dari Al-Qur'an dan hadist Rasul. Islam menyadari pentingnya generasi dalam membangun peradaban mulia. Semua segi kehidupan dikaitkan dan dibandingkan dengan agama tanpa ada pemisahan sedikit pun. Sangat berbeda dengan keadaan saat ini yang tampak nyata memisahkan agama dari sendi-sendi kehidupan umat.

Termasuk dalam urusan kepemudaan, Islam membentuk suatu karakter manusia sejak usia dini bahkan sebelum kelahirannya ke dunia ini. Melalui pendidikan yang berbasis syariat, ditanamkan nilai-nilai akidah agar menjadi insan bertakwa dan berakhlak mulia, sehingga terlahir manusia yang cerdas akal dan berakhlak baik. Para pemuda pada masa Daulah Islam ditanamakan kesadaran bahwa dunia ini adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak nanti. Sehingga mendorong setiap individu untuk berperilaku sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Tentunya semua itu berpangkal dari Islam adalah agama yang mewajibkan masyarakat dan negara sebagai pilar penjaga umat agar selalu dalam kebaikan. 

Wajar bila banyak pemuda hebat pada masa kegemilangan Islam, karena Islam menjadikan keimanan kepada Allah sebagai benteng penjaga dalam ketaatan pada Allah. Para pemuda terhindar dari perilaku buruk karena kesadaran mereka akan adanya sanksi di akherat dan berupaya untuk terus berbuat baik. Prestasi dan keshalehan para pemuda tercatat dalam sejarah umat Islam bahkan dunia hingga saat ini, betapa Islam berhasil melahirkan generasi terbaik yang pernah ada sepanjang peradaban manusia dalam naungan kesejahteraan Daulah Islam.[]


Post a Comment

Previous Post Next Post