Lagi, Penista Itu Muncul Kembali




 
Oleh Mulyaningsih 
(Pemerhati Masalah Anak, Remaja, dan Keluarga) 
 
Lagi, penistaan mulai terjadi lagi di negeri ini. Selalu saja Islam dan kaum muslim selalu dihina dan dilecehkan. Rasa ingin berteriak sekeras-kerasnya, kemanakan perlindungan yang selama ini sering digaungkan? Dimanakah letak toleransi yang sesungguhnya. Terkadang kita selalu saja mengkampanyekan toleransi beragama namun ternyata lagi-lagi kaum Muslim yang dihina.  
  
Publik dibuat heboh oleh uanggahan tweet dari salah satu tokoh masyarakat dan pegiat sosial media. Mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean lewat cuitan di akun pribadinya. "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa Maha Segalanya". 
 
Sontak saja publik geram melihat cuitannya. Tak sedikit yang akhirnya merespon cuitan tersebut. Tak lama setelah tweet tersebut diunggah, Ferdinand Hutahaen mengklarifikasinya dalam bentuk unggahan video. Ia mengatakan bahwa cuitan tersebut tidak menyasar kelompok atau agama tertentu. Ferdinand kemudian bercerita bahwa keadaannya saat itu banyak beban sehingga cuitan tersebut diketik berdasarkan pada dialog imajiner antara pikiran dan hati sebagai respon kondisi tersebut. Diunggahan video Ferdinand meminta maaf kepada semua yang merasa tidak nyaman dan terganggu atas cuitanny, karena dialog tersebut tidak menyerang kepada siapapun. (cnnIndonesia.com, 05/01/2022) 
 
Melihat dari video penjelasan terkait dengan cuitannya maka kita melihat adanya unsur ketidaksengajaan. Namun, bisa jadi ia melakukannya karena ingin melihat reaksi dari kaum muslim ataupun ingin dirinya tenar alias terkenal oleh banyak orang. Kejadian seperti ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi, namun sering terjadi dan menimpa kaum muslim serta islam. Ada yang kemudian menyadari perbuatannya dan langsung meminta maaf. Ada pula yang masa bodoh dengan reaksi umat muslim. 
 
Jika kita tarik akar masalah dari fakta di atas tentunya mendapati bahwa semua ini terjadi lantaran sistem yang diterapkan saat ini. Kebebasan yang selalu digaungkan membuat siapapun berani melakukan tindakan yang melecehkan, menghina, atau mencemooh salah satu agama tertentu. Lagi-lagi selalu Islam dan perangkatnya yang dihina. Baik itu ajarannya, Rasul atau bahkan Sang Pencipta (Allah Swt.). Sungguh tak layak sebenarnya jika kita terus saja membiarkan pemahaman kebebasan ini di tengah-tengah umat.  
 
Kembali ditegaskan bahwa kasus penistaan agama ini bukanlah kasus pertama. Sebelumnya telah banyak kejadian serupa, ada yang mendapat hukuman namun tak sedikit yang lolos dari jeratan hukum. Layaknya sebagai negara hukum, seharusnya negeri ini mampu berbuat adil dan memberikan hukuman yang sesuai terhadap para penista agama. Realitas berbicara lain, para pelaku justru banyak yang melenggang bebas di luaran dan kembali mengulangi perbuatan yang serupa.  Dari sini dapat kita simpulkan bahwa hukum yang ada di sistem kapitalis yang berkawan dengan liberalisme ini tak mampu menyelesaikan persolaan penistaan ini. Lagi-lagi dalih kebebasan individu selalu dijunjung tinggi. 
 
Belum lagi asa yang ada pada sistem ini yaitu sekularisme, membuat agama tak boleh mengatur masalah kehidupan manusia. Agama hanya boleh mengatur pada ranah ibadah ritual belaka sehingga aturan yang diterapkan berasal dari akal manusia. Jika kita pikirkan lebih mendalam, jika aturan yang ada dibuat oleh manusia maka yang terjadi adalah sarat akan intervensi serta kepentingan manusia. Baik itu kepentingan individu maupun golongan. Sehingga yang terjadi adalah aturan dibuat sesuka hati manusia dan yang mendominasi mampu mengutak-atiknya. Artinya hukum yang ada bersifat fleksibel atau mudah berubah sesuai kepentingan dan permintaan. 
 
Di dalam Islam sangat jelas dan lugas bahwa penistaan agama harus ditindak secara tegas. Hal tersebut tercantum di dalam Al-Qur'an 
 
Apabila seorang kafir harbi (yang dengan jelas memerangi Islam) menghina agama Islam, menistakan Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya atau menistakan ayat Al-Qur’an maka diperangi dan dibunuh kecuali ia masuk

Islam. Allah Swt berfirman ; “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu) maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (Qs. al-Baqarah : 193) 
 
 
لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ ۗ اِنْ نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ 
 
"Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa." (QS. At-Taubah ayat 66)
 
Ada fakta sejarah yang bisa kita jadikan perbandingan manakala Islam diterapkan dalam bingkai Khilafah. Pada masa Khilafah Utsmaniyah, terjadi penghinaan kepada Nabi Muhammad saw. Kala itu Perancis akan menampilan drama teater yang bertema cacian kepada Rasulullah saw. Mendengar akan hal tersebut, Sultan Abdul Hamid II sebagai pemimpin kaum muslim saat itu memanggil duta besar Perancis yang ada di Istanbul. Beliau memberikan peringatan keras, “Kami Umat Muslim mencintai Rasulullah saw. hingga rela mengorbankan hidup kami untuknya. Hentikan pertunjukan yang menghina Nabi kami. Akulah Khalifah umat Islam, Abdul Hamid. Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tidak menghentikan pertunjukan itu!” 
 
Mendengar peringatan dari khalifah kaum Muslim, akhirnya Perancis membatalkan pementasan drama tersebut. Inilah bukti begitu luar biasanya Islam dan Khalifah ketika hukum yang dipakai berasal dari Islam. Kekuatan yang begitu dahsyat mampu tercermin dari sikap yang diambil pemimpin Islam hingga membuat gentar musuh-musuh.  
 
Hanya Islam yang mampu menyelesaikan seluruh persoalan kehidupan manusia, termasuk di dalamnya penistaan agama. Islam telah menjelaskan bagaimana sanksi yang seharusnya diterima bagi para penista. Semoga Islam segera diterapkan dalam kehidupan manusia. Aamiin.  

Wallahu a’lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post