Penista Agama Tumbuh Subur Di Sistem Kapitalis

Penulis: Arnisah, 
Mahasiswi 

Sungguh sebuah ironi yang sangat memilukan ketika penistaan agama hanya dibiarkan. Kebencian kaum liberal terhadap Islam semakin memprihatinkan. Inilah produk dari sebuah sistem yang memisahkan nilai-nilai agama dari kehidupan. Padahal di Indonesia, Islam adalah agama mayoritas. Namun bagaimana pembelaannya terhadap Islam?  Berapa banyak yang peduli dengan kemuliaan Islam?

Penistaan terhadap agama Islam bukan hanya sekali terjadi. Namun sangat sering kita saksikan di muka bumi. Namun pembelaan apa yang sudah kita beri? Jangan-jangan hati kita masih ragu dengan kebenaran Islam, sehingga mulut lebih memilih untuk terbungkam. 

JAKARTA, iNews.id - Jozeph Paul Zhang mengaku sebagai nabi ke-26 membuat sayembara bagi siapa pun yang bisa melaporkannya melakukan penistaan agama. Aksinya itu viral di media sosial setelah rekaman videonya diunggah melalui Youtube.

Video tersebut dibuat dalam forum diskusi zoom. Video berdurasi 3 jam 2 menit itu dia beri judul, Puasa Lalim Islam.  

"Yang bisa laporin gua ke polisi, gua kasih uang lo. Yang bisa laporin gua penistaan agama, nih gua nih nabi ke-26, Josep Fauzan Zhang meluruskan kesesatan ajaran nabi ke-25 dan kecabulannya yang maha cabullah. Kalo Anda bisa laporan atas penistaan agama, Gua kasih loh satu laporan Rp1 juta, maksimum 5 laporan supaya jangan bilang gua ngibul kan. jadi kan 5 juta, di wilayah polres berbeda," ujarnya dalam rekaman video tersebut, Sabtu (17/4/2021).

Inilah hasil dari kebebasan pendapat. Kebebasan yang kebablasan serta tidak adanya sanksi yang tegas sehingga permasalahan ini kerap kali terjadi dalam kehidupan. Bagaimana bisa Rasulullah Saw yang mulia disamai dengan manusia penista Agama? Manusia yang membawa onar serta pemecah belah umat. Siapa yang tidak sakit hati ketika ajaran agamanya dinista?  Siapa yang tidak sakit hati ketika Nabi nya dihina? Siapa yang tidak sakit hati ketika Rabb nya dilecehkan? 

Mengapa hal ini terus terjadi?  Sebab sistem yang diterapkan saat ini tidak memiliki solusi pasti. Terlalu santai dengan masalah bahkan tidak peduli. Sesungguhnya penistaan terhadap agama tidak akan terhenti selama Islam tidak dijadikan solusi. Bagaimana sistem Khilafah memberantas masalah penistaan agama ini?

Sistem Khilafah memiliki sanksi yang tegas untuk memberi efek jera bagi penista Agama. Sehingga orang-orang tidak akan lagi melakukannya sebab hukum Islam akan menjadi tameng untuk setiap tindak kejahatan.  Sebagaimana dalam hadits: 
أَنَّ يَهُودِيَّةً كَانَتْ تَشْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقَعُ فِيهِ ، فَخَنَقَهَا رَجُلٌ حَتَّى مَاتَتْ ، فَأَبْطَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَهَا
“Ada seorang wanita Yahudi yang menghina Nabi Saw, dan mencela beliau. Kemudian orang ini dicekik oleh seorang sahabat sampai mati. Namun, Nabi Saw menggugurkan hukuman apa pun darinya [sahabat itu].” (HR. Abu Daud 4362 dan dinilai Jayid oleh Syaikhul Islam)
Hadis di atas jelas menyampaikan pada kita bahwa penghina Rasulullah saw hukumannya adalah mati. Begitu pun yang pernah ditunjukkan oleh Khalifah Abdul Hamid II terhadap Prancis dan Inggris yang hendak mementaskan drama karya Voltaire yang menghina Nabi Muhammad Saw. 

Namun sanksi ini tidak dapat kita terapkan selama masih menggunakan sistem Kapitalisme yang tidak memberikan tempat untuk hukum Islam diterapkan. Alhasil penistaan agama akan terus berulang. Saatnya kita hentikan rantai penistaan dengan menerapkan syariat didalam kehidupan, yang hanya dapat diterapkan dalam sistem Khilafah. Sistem yang akan membawa kesejahteraan, keamanan serta nyaman dalam menjalani kehidupan.

Post a Comment

Previous Post Next Post