Sehat Memang Mahal

Oleh : Ade Irma

Memang benar, sehat itu mahal. Sehat itu adalah hal yang paling berharga dalam setiap individu. Tidak ada yang mau sakit siapapun orangnya pasti menginginkan sehat. Lucu sekali jika ada yang mengatakan bahwa menaikkan iuran BPJS untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sehat itu mahal tidak murah. Meja butuh perjuangan untuk sehat itu. Pertanyaannya siapa yang mau sakit bahkan anak kecil pun tidak mau sakit.

Di lansir dari laman CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat memahami rencana pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Selain menaikkan iuran, pemerintah akan berjanji turut membenahi manajemen di tubuh BPJS Kesehatan.

Dengan kenaikkan itu, Moeldoko tak ingin masyarakat beranggapan sehat itu murah. Menurutnya, masyarakat perlu memahami bahwa sehat itu mahal dan perlu perjuangan.

"Saya pikir semua masyarakat harus memahami itu (iuran BPJS Kesehatan naik), karena nanti, jangan mengembangkan sehat itu murah, nanti repot. Sehat itu mahal, perlu perjuangan," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden (KSP), Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/9).
Depok, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak akan menyusahkan masyarakat miskin. Justru pemerintah selalu berupaya membantu masyarakat kelompok kecil.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani di depan mahasiswa dan dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Senin (9/9/2019).

Sistem sekuler yang dianut di negara ini memang benar-benar melahirkan para pejabat yang berakhlak buruk. Terlihat sekali tidak ada empati nya sedikitpun atas penderitaan rakyat dan lepas tanggung jawab mereka. Contohnya Moeldoko dan Sri Mulyani mengatakan sehat itu mahal dan tidak menyusahkan masyarakat. Yang mengatakan murah itu siapa? Dan siapa yang mau sakit? . Pada faktanya justru kehadiran BPJS Kesehatan membunuh rakyat itu sendiri. Secara tidak langsung dan tanpa disadarai, Pasien yang seharusnya mendapatkan penanganan yang cepat dan darurat(kritis )malah ditelantarkan dan dibiarkan tanpa ada kejelasan. Padahal sudah menjadi hak bagi rakyat yang sakit untuk mendapatkan layanan kesehatan. Tapi faktanya rakyat ditelantarkan begitu saja.


Kehadiran BPJS Kesehatan pula membuat banyak polemik defisit BPJS di berbagai pemberitaan Nasional. BPJS Kesehatan memproyeksi defisit hingga akhir tahun 2018 mencapai Rp 28 triliun. Namun dengan perhitungan terbaru defisit meningkat menjadi Rp 32,8 triliun. DiketahuiDiketahui, defisit BPJS terjadi lantaran pendapatan iuran dari peserta kesehatan yang tak sebanding dengan pembayaran manfaat.

Bahkan, DPD RI menyebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah gagal dalam tugasnya. Pasalnya, program jaminan kesejatan kepada masyarakat itu masih ambigu dan tidak memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat. Hal itu tertuang dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komite III DPD RI dengan perkumpulan dokter seluruh Indonesia.(Indopos/05122018)

Ketidak seimbangan layanan kesehatan bagi pasien BPJS dengan jumlah pasien yang berdatangan, serta kegagalan BPJS menjalankan tugasnya merupakan bukti bahwa BPJS adalah topeng kebobrokan rezim sekuler demokrasi. Rakyat yang menjerit tidak akan terdengar suaranya di rezim ini. Para aktor rezim sejatinya hanya mementingkan diri mereka sendiri. Tidak peduli apa yang tengah terjadi dengan rakyatnya.

Hal itu membuka tabir kegagalan pemerintah dalam mengurusi kebutuhan hidup rakyat. Program BPJS yang digadang-gadang Pemerintah sebagai solusi penyediaan layanan kesehatan untuk rakyat dengan mekanisme rakyat membayar iuran BPJS setiap bulanya sesuai jenis kelas yang mereka pilih merupakan bentuk lepasnya tanggung jawab pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi rakyat adalah kewajiban negara dan pemerintah dalam mewujudkanya secara cuma-cuma tanpa memungut biaya sepersenpun dari rakyat.


Pada faktanya pemimpin negeri ini telah mengambil keputusan yang akhirnya menjadi beban baru bagi rakyat. Semua ini tak lepas dari sistem yang sekian lama telah menaungi Indonesia. Sistem rusak yang berasal dari paradigma berpikir yang salah melahirkan berbagai kebijakan yang jauh dari nilai-nilai Agama. 


Sistem sekuler kapitalis akan memunculkan pemimpin yang tunduk dengan para kapital. Pemimpin yang rela mengorbankan kesejahteraan rakyat demi memuaskan hasrat berkuasa dan kekayaan semata.


Mudahnya pemerintah negeri ini menyerahkan kekayaan alam Indonesia kepada para kapital menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap mereka. Kekayaan Alam yang notabenenya adalah milik seluruh rakyat negeri ini, menjadi salah satu pos pemasukan negara dengan dikelola secara profesional oleh negara yang kemudian hasilnya diserahkan kepada rakyat mampu membiayai kebutuhan rakyat termasuk penyediaan layanan kesehatan.


Akan tetapi, ketika kekayaan alam itu telah dikelola pihak kapital maka negara telah kehilangan salah satu pos pemasukan yang besar. Maka menjadi hal yang wajar negara tidak memiliki biaya untuk menyediakan layanan kesehatan terhadap rakyat.

Sistem sekuler Kapitalis layak untuk dicampakkan sebagai solusi untuk keluar dari keterpurukan yang menimpa. Maka satu-satunya solusi atau obat bagi rakyat saat ini adalah diterapkannya Islam Kaffah dibawah naungan Daulah Islam(Negara Islam). Karena hanya Daulah Islam-lah yang mampu menjamin kesehatan bagi seluruh rakyatnya. Rakyat akan dijamin kesehatannya oleh Negara.

Terbukti pada masa Kekhilafahan pada masa itu menyediakan banyak rumah sakit kelas satu dan di beberapa kota : Baghdad, Damaskus, Kairo, Yerusalem, Alexandria, Cordova, Samarkand dan lainya. Kota Baghdad memiliki enam puluh rumah sakit dengan pasien rawat inap dan pasien rawat jalan serta memiliki lebih dari 1.000 dokter.


Rumah sakit umum seperti Bimaristan al-Mansuri, didirikan di Kairo pada tahun 1283, mampu mengakomodasi 8.000 pasien. Ada dua petugas untuk setiap pasien, dan pasien mendapat ruang tidur dan tempat makan sendiri. Para pasien baik rawat inap maupun rawat jalan di beri makanan dan obat-obatan secara gratis.


Ada juga apotik dan klinik berjalan untuk perawatan medis bagi orang-orang cacat dan mereka yang tinggal di desa. Sang Khalifah, Al-Muqtadir Billah, memerintahkan bahwa setiap unit apotik dan klinik berjalan harus mengunjungi setial desa dan tetap disana untuk beberapa hari.
Maka sudah selayaknya kita kembali ke aturan Islam yang menentramkan dan membawa kebaikan bagi seluruh alam. Wallahu a’lam

Post a Comment

Previous Post Next Post