Hal itu dikemukakan Walikota saat melakukan Jumat Keliling (Jumling) di Masjid Babussaalam, Wisma Indah I Warta Ulak Karang Utara, (11/9).
“Setiap pertanyaan warga di sini selalu menyinggung tentang sampah. Ini artinya warga di sini cukup peduli terhadap sampah,” kata Mahyeldi.
Pantauan Humas dan Protokol Kota Padang, saat dialog dengan jamaah di masjid itu memang cukup banyak pertanyaan warga yang menyinggung tentang sampah. Seperti yang diutarakan Rahmadanis. Lelaki ini mengeluhkan jika riol di sepanjang jalan Sumatera acap tersumbat, sehingga banjir datang cukup cepat apabila hujan turun sangat deras.
“Riol tersumbat akibat sampah,” sebutnya kepada walikota.
Tidak hanya Rahmadanis. Wis juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, sebaiknya di tempat-tempat tertentu agar dipasang larangan buang sampah kepada masyarakat. Dengan itu, warga tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Walikota Padang mengimbau kepada camat dan lurah setempat untuk segera mencatat apa dan dimana saja riol yang tersumbat. Setelah itu camat dan lurah diharapkan untuk mengumpulkan warga agar melakukan gotongroyong di lokasi tersebut.
Tidak hanya itu, Walikota juga mengimbau kepada Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk memasang plang larangan membuang sampah di tempat-tempat tertentu.
“Kalau bisa plang larangan ini lebih banyak sehingga mendorong warga untuk tidak buang sampah sembarangan,” sebut Walikota.
Walikota mengatakan bahwa sampah adalah masalah serius. Masyarakat dianjurkan untuk tidak membakar sampah. Sebab sudah ada Undang-undang yang mengatur jika sampah tidak boleh dibakar.
“Selain itu ke depan kita akan lakukan pemisahan terhadap sampah. Antara sampah organik dan anorganik. Kita harapkan Padang Utara nantinya akan jadi contoh, apalagi di sini akan ada bank sampah,” tandas Walikota.**