Menurut Agus, perwira menengah berpangkat Ajun Komisaris Besar yang bertugas di Direktorat Narkotika Badan Reserse Kriminal Polri ini sebetulnya berprestasi namun akbita tidak sabar akhirnya dia melakukan tindakan pelanggaran, uajarnya di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/4) pagi tadi.
Tindakan pelanggaran ini bermula saat Polri sedang melakukan penindakan di sebuah diskotek di Bandung. Pemilik diskotek menolak ditangkap dan sebagai kompensasinya menawarkan uang Rp 5 miliar kepada perwira tersebut yang ikutserta dalam penindakan di diskotik tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, perwira berinisial PN, telah menerima uang Rp 3 miliar dari pemilik diskotek dan berniat menyelesaikan sisa kesepakatan sebesar Rp 2 miliar, namun tindakannya keburu terendus dan akhirnya diciduk rekan-rekannya dari Kepolisian.
Dari hasil tangkapan pihak kepolisian, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti dari tangan PN, antara lain uang senilai Rp 530 juta lebih, beberapa ribu dolar AS, dan beberapa keping emas. "Apakah totalnya menjadi sekitar itu (Rp 2 miliar), kami belum tahu," kata Agus.
Hingga saat ini Kepolisian masih mendalami kasus sang perwira. Dan sampai berita ini tayang pihak kepolisian belum menyebutkan sanksi apa yang kan dijatuhkan pada PN karena masih menunggu pemeriksaan dan sidang internal.
Jenderal Budi Waseso selaku Kepala Bareskrim Polri, membenarkan bahwa ada keterlibatan salah seorang perwira menengah Polri dalam suap terkait narkoba. Dan sampai saat ini pengembangan kasusnya sedang didalami satuan Pengamanan Internal Polri, pungkas Budi Waseso.(Valhalla)