Pada kesempatan itu kepada www.nusantaranews.net Mutia menjelaskan, meskipun pemerintah kota saat ini hanya mampu memberikan penghargaan dan perhatian berupa pelatihan – pelatihan terhadap Paud, akan tetapi masyarakat kota yang mengikut sertakan anak-anaknya dalam paud di harapkan pengertianya dengan segala keterbatasan prasarana yang ada.
Ditambahkannya, berdasarkan anjuran dari Dirjen Paud, se-Indonesia telah dianggarkan dana sebesar 1,7 triliun. Sedangkan untuk kota Padang, melalui APBD telah dianggarkan kurang lebih 600 juta bagi 125 Paud dengan tim penggerak PKK. Maka dari itu, dengan jumlah anggaran yang minim tersebut, kami akan berusaha untuk mengembangkan Paud menjadi TK sesuai dengan permintaan Departemen Kementrian Pendidikan Nasional.
Menurutnya, anak usia dini tidak cukup dengan hanya mendapatkan program belajar dan bermain dari Paud atau TK tempat mereka dititipkan saja. Tetapi, perlu penguatan kepribadian anak dan jaminan kesehatan dari Paud sendiri. “Untuk itu, diharapkan kepada orang tua anak agar tidak memaksakan kehendak kepada anak”.
Ketua tim penggerak PKK Kecamatan, Yus Elmida, S.Pd yang didampingi Camat Lubeg, Drs. Yalmasril menambahkan, berdasarkan keterbatasan anggaran yang tersedia, semua sarana dan prasarana pendidikan anaka usia dini masih belum sepenuhnya terealisasi, dan bahkan tidak semua guru pendidik yang mendapatkan insentif.
Untuk itu, kedepan kami berharap agar diberikan berupa upaya seperti bantuan insentif terhadap keberadaan Paud di kota Padang. Mengharapkan guru pengajar yang sudah berperan dalam memberikan bimbingan kepada Paud agar bias diberikan insentif secara merata sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat, sehingga para guru bias menunjang dan memberikan pendidikan yangblebih baik lagi, pintanya. San2
Post a Comment