Tragedi Halloween Itaewon, Renungan Umat Bersama


Oleh: Jasmine Fahira Adelia Fasha
Aktivis Dakwah

 

Tragedi Halloween Itaewon, menjadi duka mendalam bagi masyarakat Korea Selatan. Pasalnya, pesta Halloween yang terjadi pada 29 Oktober 2022  lalu, menewaskan hingga lebih dari 150 korban jiwa meninggal dunia dan lebih dari 80 orang mengalami luka-luka.   

Itaewon, terletak di distrik Yongsan-gu, kota Seoul, Korea Selatan merupakan kawasan yang populer di kalangan anak muda. Lebih dari itu, Itaewon juga merupakan kawasan internasional yang populer dengan makanan-makanan asing seperti makanan Indonesia. Terdapat toko, bar, dan klub yang juga melayani orang-orang asing.

Pada dasarnya, Itaewon memang merupakan kawasan yang ramai pengunjung dan bahkan pesta Halloween sendiri juga pernah ditampilkan melalui drama Korea yang bertajuk “Itaewon Class”. Di drama tersebut memang jelas ditampilkan adanya pesta Halloween yang diadakan di sebuah gang yang tidak terlalu besar.

Dengan diadakannya pesta Halloween di 2022 setelah pandemi Covid-19, membuat masyarakat Korea Selatan antusias untuk turut merayakannya. Antusiasme masyarakat setempat membuat kepadatan tak terbendung hingga diperkirakan terdapat 100.000 pengunjung pada malam tersebut. Namun kepadatan tersebut justru menimbulkan tragedi yang menyebabkan tewasnya lebih dari 150 pengunjung dan selebihnya lebih dari 80 orang mengalami luka-luka tak terkecuali warga negara Indonesia (WNI) yang juga menjadi korban luka ringan dalam pesta Halloween Itaewon.

Dilansir dari BBC Indonesia, Tragedi ini diawali dengan adanya kerumunan orang-orang yang mendorong ke depan hingga membuat orang di depan terjatuh dan terinjak-injak oleh orang-orang yang berada di belakang. Dilansir dari detik.com, keramaian tersebut juga membuat banyak pengunjung mengalami cardiac arrest atau henti jantung.

Petugas medis sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk memberikan pertolongannya, salah satunya dengan melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitaion). Namun korban semakin bertambah dari sebelumnya, bahkan anggota medis pun juga meminta warga setempat untuk melakukan CPR kepada para korban di pesta tersebut.

Saya turut prihatin dengan apa yang terjadi di Itaewon Oktober silam, dan semoga kejadian seperti ini tidak akan terulangi kembali di Korea Selatan maupun negara lainnya. Semoga dari kejadian ini, bisa menjadi evaluasi bagi pemerintah Korea Selatan dalam menyikapi acara-cara serupa di Korea Selatan.

Dari kejadian ini, kita disadarkan kembali akan kondisi anak muda saat ini yang masih mudah terbawa arus kapitalisme serta gaya hidup hedonis yang ternyata tidak memberikan dampak positif dalam kehidupan kita. Pasalnya, pengunjung yang hadir pada malam itu didominasi oleh anak muda usia 20-29 tahun dan didominasi oleh perempuan.

Untuk bisa menghadiri acara Halloween, setiap dari pengunjung pun pasti harus mengeluarkan tenaga, uang dan waktu mereka. Dari mulai membeli kostum, menghias wajah, transportasi, dan lain sebagainya. Tentu membutuhkan usaha lebih supaya bisa hadir di malam tersebut.

Hal ini tentu banyak memberikan banyak mudarat atau kerugian bagi dirinya sendiri. Tidak ada tujuan pasti yang ingin dicapai melainkan kesenagan duniawi saja yang digadang-gadang bisa memberikan kebahagiaan. Belum lagi, korban yang tewas meninggal dengan kostum seadanya membuat saya semakin prihatin karena mereka harus meninggal dengan kondisi seperti itu.

Masalah seperti ini memang harus diperbaiki dari akarnya, yaitu negaralah yang bertanggung jawab untuk bisa memberikan pemahaman yang baik kepada para pemuda di negara tersebut. Arus kapitalisme yang semakin mengguncang, membuat masyarakat juga termotivasi untuk terus berlomba-lomba mendapatkan kesenangan semu yang sia-sia.

Maka syariat Islam jelas menjadi solusi utama dalam kehidupan kita, sebaik-baiknya aturan adalah dari Allah maka itu lah sebaik-baiknya solusi bagi manusia. Segalanya telah diatur dalam Islam baik yang bersifat internal maupun eksternal. Jika syariat tidak dijalankan, maka manusia harus siap menerima sanksi yang akan kita dapatkan selama kita tidak mau mengikuti aturan-Nya.

Allah berfirman dalam surah ar-Rum ayat 41 yang isinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Semoga dengan adanya kejadian Halloween di Itaewon ini, bisa menjadi renungan bersama untuk kita semua agar lebih peduli dengan kondisi penerus bangsa yakni pemuda dan pemudi. Waktu kita terbatas, maka bersungguh-sungguhlah dalam menebar kebermanfaatan bukan kemaksiatan. Melakukan kebaikan dan memperbanyak pahala, buka melakukan maksiat dan menambah dosa.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post