Luka Mendalam di Kanjuruhan Malang


Oleh Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)

Kanjuruhan momenmu tak mudah kulupa
Peristiwa tragis yang menuai banyak duka
Banyak nyawa yang melayang seolah nyawa tak berarti
Tangis pun membuat pilu hati

Selamat jalan saudaraku
Semoga Allah melipatgandakan amal ibadahmu
Bela sungkawa mendalam mengiringi kepergianmu
Duka keluarga yang ditinggalkan menuai banyak luka nan pilu

Tragedi terbesar di Indonesia pada peristiwa pertandingan sepak bola antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya, menuai banyak duka nestapa bagi rakyat. Korban yang meninggal lebih dari seratus jiwa dan korban luka-luka pun berjumlah ratusan orang. Salah siapakah?

Semestinya tragedi ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi semua pihak. Baik bagi Penguasa negeri yang semestinya menjadi peri'ayah urusan rakyat juga kepada seluruh lapisan masyarakat.

Ikut bela sungkawa yang sedalam-dalamnya bagi para keluarga korban. Semoga Allah melipatgandakan amal ibadah para korban yang meninggal dunia dan segera memberikan kesembuhan bagi korban yang luka-luka.

Tragedi Kanjuruhan Malang mestinya sebagai bahan interopeksi semua pihak. Agar kembali kepada aturan Allah Dzat Yang Maha Kuasa. Dimana Allah sebagai Sang Pencipta yang seluruh aturannya wajib untuk kita taati.

Bagaimana semestinya penguasa harus bertindak terhadap rakyatnya. Serta bagaimana umat harus bertingkah laku. Kewajiban penguasa tidak lain adalah untuk mengurusi umatnya. Memberikan pelayanan atas segala kebutuhan warga negaranya. Bukan sebagai mitra bisnis ataupun menjadikan rakyat sebagai ajang untuk berjual beli mencari keuntungan.

Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan aturan yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Dalam Islam seluruh lini kehidupan manusia telah Allah atur dengan sempurna. Telah dijelaskan bagaimana cara bergaul, bermuamalah dan sebagainya. Juga telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Bagaimana cara penguasa negeri mengurusi urusan umat-Nya.

Dikutip dari Republika.co.id, Malang 2/10/2022, pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya menimbulkan duka mendalam bagi dunia pesepakbolaan Indonesia. Ratusan Aremania dinyatakan meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka akibat kejadian ini.

Muhammad Riandi Cahyono merupakan salah satu Aremania yang turut menjadi korban dalam tragedi tersebut. Dia dan kekasihnya sengaja menyaksikan pertandingan tersebut dengan mengendarai motor dari Blitar. "Sekarang saya tidak tahu di mana pacar saya, belum ketemu sampai sekarang," ucap pria yang berusia 22 tahun tersebut di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Ahad (2/10/2022).

Pemicu terjadinya banyaknya korban yang berjatuhan salah satunya karena terjadi semprotan gas air mata yang dilakukan petugas keamanan. Padahal, sesuai peraturan FIFA gas air mata dilarang digunakan. Penggunaan gas air mata dalam pengamanan pertandingan dilarang sepenuhnya oleh FIFA. Larangan tersebut tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pasal 19 b.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used," tulis FIFA yang intinya melarang penggunaan senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan. Tragedi yang terjadi dalam dunia permainan sepak bola ini tentu tak mudah terlupakan dan menorehkan sejarah kelam dan duka yang mendalam.

Perlu disadari bahwa dalam arena permainan sepak bola banyak kemudaratan. Di antaranya campur baur antara pria dan wanita. Para pemain yang tidak menutup aurat. Padahal Islam telah menetapkan bahwa batas aurat laki-laki dari atas pusar sampai ke bawah lutut. Para penonton wanita pun banyak yang tidak berbusana sesuai surah Al Ahzab: 59 dan surah An-Nur:  31. Sering terjadi kasus perjudian (taruhan) dari penonton dalam memberikan tebakan tim mana yang akan menang.

Sering pula melewatkan waktu salat karena asyik menonton. Para penonton yang kadang minum minuman yang memabukkan. Petugas yang tidak mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pemain maupun penonton.

Demikianlah deretan kemudharatan yang menyertai sebuah permainan sepak bola ini. Mestinya permainan seperti ini dihentikan dan cukuplah mengikuti olahraga yang disyariatkan oleh Allah.

Olahraga yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. seperti olahraga berkuda, memanah dan berenang. Permainan ini pun harus terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan mengunakan tempat yang khusus. Sehingga, tidak terjadi campur baur antara laki-laki dan perempuan. Hal ini semata-mata untuk menjaga pribadi masing-masing agar tetap terjaga dan terhormat.

Oleh karena itu, sudah saatnya mencukupkan pertandingan yang penuh kemudharatan dan beralih kepada olahraga yang dicontohkan Baginda Nabi besar kita Rasulullah Muhammad saw.

Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post