Hijrah: Momentum Mewujudkan Identitas Islam Kaffah


Oleh : Sri Mulyani

Saat ini kita memasuki Tahun Baru 1444 H. Seperti tahun - tahun sebelumnya, pada tahun baru hijrah ini ragam kerusakan makin merata terjadi di mana - mana. Krisis ekonomi membuat kehidupan di negeri ini makin terpuruk, korupsi makin menjadi - jadi. Ragam penistaan terhadap Islam masih terjadi. Ketidakadilan hukum makin terang - terangan, serta kerusakan moral para pemuda makin memuakkan. 

Oleh karena itu besar harapan dan keinginan umat agar momen tahun baru hijrah ini dapat mengubah keadaan negeri ini menuju tatanan yang islami, yang di ridhai Allah SWT.

Spirit Tahun baru Hijrah diharapkan bisa merasuk pada segenap jiwa     kaum muslim di negeri ini, khususnya para pemudanya, agar mereka bangga dengan identitas keislamannya. Pasalnya saat ini masih banyak anak- anak muda di negeri ini yang justru bangga dengan simbol - simbol kekufuran dan 
kemaksiatan.

Merebak nya pengaruh Citayam fashion Week adalah bukti betapa rapuhnya persoalan moral para pemuda di negeri ini.

Hijrah adalah pengorbanan. Dengan menelaah Sirah Nabi saw, siapapun akan paham bahwa Hijrah Nabi saw. dan para Sahabatnya adalah peristiwa besar. Hijrah menjadi tonggak tegaknya Islam di muka bumi .Melalui Hijrah, Islam menjadi kekuatan besar yang menebarkan rahmat ke seluruh umat manusia. Kaum muslim menghadapi dua ujian dalam berhijrah. Pertama: Ujian keimanan,  mereka harus meninggalkan negeri asal mereka; meninggal kan harta benda, tempat tinggal bahkan keluarga mereka. Mereka  berpindah ke negeri yang di sana tak ada sanak kerabat. Allah SWT pun memberikan pujian dan pahala berlimpah kepada kaum muhajirin. Orang -  orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar - benar akan Allah beri rezeki yang baik ( surga). Sungguh Allah adalah sebaik baika pemberi rejeki (TQS al- Hajj(2):58).
Kedua; kaum muslim yang berhijrah juga menghadapi ujian pengorbanan dan penentangan dari kaum nya. Zainab binti Rasulullah saw, misalnya. Ia harus berpisah dengan suaminya, Abu al- Ash bin Rabi, yang masih musyrik dan menolak ikut berhijrah. 

Peristiwa Hijrah telah memberikan keteladanan dan pelajaran penting. Betapa perubahan masyarakat menuju tatanan yang penuh rahmat dan keadilan tidak mungkin terjadi tanpa Islam. Umat ini harus bangga dengan keislaman mereka sebagai mana para sahabat Nabi saw. Dulu mereka rela berjuang mati- matian demi mempertahankan identitas keislaman mereka sebagai seorang muslim. Kaum muslim generasi awal telah mencontohkan bahwa kemenangan dan perubahan besar itu hanya bisa karena pengorbanan yang  besar di jalan Allah. Semoga kita bisa mengikuti jejak mereka. Aamiin. 
WalLahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post