Sepenggal Kisah Nabi Adam dan Hikmahnya



Nabi Adam merupakan manusia pertama diciptakan oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi, Allah juga telah memberikan mukjizat kepada Nabi Adam. Beberapa di ataranya adalah menjadi khalifah di muka bumi dan diajarkan pengetahuan yang tak diberikan pada makhluk lain. Sebagaimana dalam Al Baqarah ayat 31 yang artinya "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya."

Dalam Islam, kisah tentang Nabi Adam sebenarnya telah banyak dijelaskan dalam Alquran maupun hadits. Namun, jika berbicara mengenai kisah Nabi Adam, ada banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul baik tentang penciptaannya, wujud Nabi Adam, pertemuannya dengan Hawa, dan bagaimana Nabi Adam menjalani kehidupannya di bumi.

Jika mau mencermati kisahnya, kamu pun bisa memetik pelajaran berharga dan hikmahnya di dalamnya lho. Begitu juga ketika kamu membaca kisah nabi yang lainnya.

Wujud dan usia Nabi Adam.
Nabi Adam diciptakan Allah dengan bentuk yang sempurna dan lengkap. Namun berbeda dengan manusia saat ini, Nabi Adam memiliki tinggi 60 hasta atau sekitar 18 meter.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi SAW bersabda, "Allah menciptakan Adam as dab tingginya enam puluh hasta, kemudian Dia berfirman: Pergilah kamu dan berilah salam kepada para malaikat, maka dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan anak keturunanmu. Maka Adam menyampaikan salam: Assalaamu alaikum(salam sejahtera untuk kalian). Mereka menjawab: Assalaamu alaika wa rahmatullah (salam sejahtera dan rahmat Allah untukmu) Mereka menambahkan kalimat wa rahmatullah. Setiap orang yang akan masuk surga sifatnya seperti Adam as, dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang." (HR Bukhari)

Sedangkan untuk usia Nabi Adam, banyak riwayat menyebutkan bahwa Nabi Adam memiliki umur 1.000 tahun. Namun dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Adam pernah memberikan 40 tahun umurnya untuk Nabi Dawud.

"Begitu melihat seseorang dari mereka Adam kagum akan kilauan cahaya yang ada di atara kedua matanya. Ia lantas bertanya, "Wahai Tuhan, siapakah dia?" Allah menjawab, "Ini seorang umat akhir zaman dari keturunanmu. Namanya Dawud." Adam kembali bertanya, "Wahai Tuhan, berapakah engkau jadikan umurnya?" Allah menjawab "Enam puluh tahun." Adam lantas memohon, "Tambahkanlah padanya 40 tahun lagi dari umurku." (HR Al Tirmidzi)

Penciptaan Nabi Adam.
Allah telah lebih dulu mengabarkan pada malaikat bahwa Dia akan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah? padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau!" Tuhan berfirman, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui," (QS Al Baqarah: 30)

Telah kita ketahui, bahwa manusia tercipta dari seripati tanah. Sebagaimana dalam surah As Sajadah ayat 6-9, "Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian menyempurnakan dan meniupkan ke dalam roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi kamu sedikit sekali beryukur."

Kemudian dalam Al Hijr ayat 26, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) darui lumpur hitam yang diberi bentuk."

Namun tentang bagaimana proses penciptaan Nabi Adam secara khusus dan rinci, ayat-ayat tentang itu merupakan ayat yang tergolong Mustasyabihat, lawan dari Muhkam (jelas). Artinya masih samar dan membutuhkan penafsiran menggunakan ayat lain atau penjelasan dari hadits. Manusia boleh mencari tahu untuk tambahan pengetahuan, namun tak bisa mengambil kesimpulan yang jelas.

Setelah menciptakan Nabi Adam, Allah kemudian memerintahkan malaikat dan iblis bersujud padanya. Semua malaikat menuruti perintah Allah SWT dan bersujud kepada Nabi Adam, namun iblis menolak melakukan hal tersebut. Iblis merasa dirinya lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya karena diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam diciptakan dari tanah.

Hal ini dijelaskan dalam Al Baqarah ayat 34, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir."

Kesombongan iblis pun membuat Allah murka. Iblis yang durhaka pada perintah Allah pun dikeluarkan dari surga. Namun mereka telah bersumpah untuk mengoda Nabi Adam dan seluruh keturunannya agar berbuat keburukan.

Kisah Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.
Meski tinggal di surga, namun Nabi Adam merasa kesepian. Karena itulah, Allah juga menciptakan pasangan untuk Nabi Adam yakni Hawa. Baik Nabi Adam dan Hawa diperbolehkan Allah untuk menikmati apa saja di surga, namun mereka dilarang memakan buah khuldi.

Allah berfirman:

"Wahai Adam! Tinggalah engkau dan istrimu di surga ini. Dan makanlah makanan-makanan yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu mendekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."

Celah inilah yang digunakan iblis untuk menghasut Adam dan Hawa. Menurut tafsir Ibn al-Katsir, Nabi Adam pada awalnya menolak bujukan iblis.

Namun karena rasa penasaran dan keinginan Hawa yang kuat, Nabi Adam pun memakan buah terlarang itu. Mengetahui telah melakukan kesalahan, Adam dan Hawa segera bertaubat dan meminta ampun pada Allah.

Dalam surat Al A'raf ayat 22-23 Allah berfirman, "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu; Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" "Ya Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."

Meski telah menerima taubatnya, Allah tetap menurunkan Adam dan Hawa ke bumi. Hal ini sebagaimana dalam Alquran surat Al Araf 24-25, "Turunlah kalian dari Surga menuju bumi. Dan kalian akan menjadi musuh satu sama lain. Kalian akan memiliki tempat tinggal di bumi sampai batas waktu tertentu."

Saat diturunkan ke bumi, Nabi Adam maupun Hawa tidak diturunkan di satu tempat yang sama. Nabi Adam diturunkan di Sri Lanka tepatnya di puncak bukit Sri Pada. Sementara Hawa diturunkan di daerah di Arab.

Setelah terpisah selama 40 hari, keduanya dipertemukan kembali oleh Allah SWT di Jabal Rahmah. Nabi Adam dan Hawa memulai hidup yang baru di bumi. Nabi Adam juga berlajar bercocok tanam.

Allah juga memberikan keturunan bagi Nabi Adam dan Hawa. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa anak-anak dari Adam dan Hawa lahir kembar berpasang-pasangan.

Hikmah dan pelajaran dari kisah Nabi Adam.
Dari sepenggal kisah Nabi Adam dari proses penciptaan hingga turun ke bumi ini, kita bisa mengambil banyak pelajaran dan hikmah sebagai berikut:

- Manusia adalah khalifah di muka bumi, karena itulah manusia harus senantiasa menjaga kelestarian alam, menghindari permusuhan, menjaga ketertiban, dan masih banyak lagi.

- Iblis akan selalu menentang perintah Allah dan menghasut manusia. Maka, jalankan perintah Allah dan jauhi larangaNya, perbaikilah akhlak dan tingkatkan ibadah.

- Hindari sikap sombong. Sebab Allah SWT telah mengutuk iblis karena kesombongan dan keangkuhannya.

- Segera bertaubat saat melakukan kesalahan, sebagaimana Nabi Adam dan Hawa yang meminta ampun pada Allah saat memakan buah khuldi.

sumber : brilio.net

Post a Comment

Previous Post Next Post