Resolusi Umat 2020: Umat Mulia, Sejahtera dan Jaya Dengan Khilafah

Oleh: Nuraminah, S.K.M

CNBC Indonesia - Pemrakarsa Modern Monetary Theory (MMT) Mardigu Wowiek mengatakan negara-negara di dunia, utamanya negara Muslim, memang sedang berupaya melakukan dedolarisasi atau 'membuang' dolar. Mereka mempertimbangkan untuk menjadikan dinar emas sebagai alat pembayaran Internasional. 


Jadi modern monetary theory (MMT) memang melakukan dedolarisasi atau kita berusaha melepas ketergantungan terhadap dolar dan pemrakarsa ini sudah ada sejak tahun 2009." katanya dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia, Kamis (26/12/2019). Mardigu mengatakan ada berbagai alasan mengapa negara-negara dunia mulai membuang dolar. Salah satunya adalah karena mereka menganggap ketergantungan pada dolar sebagai hal yang tidak baik.


Lebih lanjut, Mardigu menjelaskan bahwa alasan lainnya yang membuat negara-negara dunia mempertimbangkan untuk membuang dolar adalah karena dolar bukanlah mata uang riil. Ini dikarenakan dolar dicetak tanpa menggunakan jaminan emas lagi.


Tanggapan yang dikeluarkan oleh Mardigu tersebut disampaikan di tengah-tengah meningkatnya antusiasme negara-negara muslim seperti Malaysia, Iran, dan Qatar dalam menjadikan dinar mata uang internasional.cnbcindonesia/news/20191226133732-8-125723/ukur-dampak-rencana-dedolarisasi-negara-islam.


Dengan munculnya pemikiran penguasa negeri-negeri muslim untuk kembali melirik menggunakan dinar yang berbasis emas sebagai alat pembayaran pengganti dolar, membuktikan adanya kesadaran umat untuk mengambil Islam menjadi solusi penyelesaian persoalan dalam bidang ekonomi. Sebagaimana disadari bahwa ekonomi dunia sedang menuju ambang kehancuran, sistem Kapitalisme yang menjadi biang utama kehancuran ekonomi terbukti tidak mampu memberikan solusi.


Terutama Indonesia yang sebenarnya sejak lama telah menjadi negeri terjajah di hampir semua bidangnya. Adalah isapan jempol belaka jika negeri ini mengatakan telah berdaulat sebagai negara merdeka. Sebaliknya, negeri ini saat mengadopsi ideologi kapitalisme demokrasi sekuler sesungguhnya tengah terjerat dalam neokolonialisme. 


Neokolonialisme kapitalisme justru melakukan penjajahan atas suatu negara melalui berbagai cara yang tidak disadari oleh rakyat. Melalui privatisasi, maka aset-aset strategis negara yang notabene untuk dan milik rakyat umum bisa dikuasai oleh individu asing dan aseng. Sehingga menguasai aset negara hingga 80 persen. rakyat jelata yang mayoritas hanya bisa gigit jari dan selalu menjadi obyek kaum kapitalis untuk terus diperas. Dengan istilah yang biasa didengar bahwa dengan kapitalisme maka yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. 


Sementara Penyelesaian dengan solusi Islam tentu bukan hanya berharap aspek maslahat dan diambil secara parsial di satu aspek. Misal, di bidang ekonomi dengan meninggalkan praktik Bancassurance agar tidak terulang kasus jiwasraya, atau melakukan dedolarirasi dan menggunakan dinar agar nilai tukar uang kita stabil dst.


Penerapan ini membutuhkan penerapan sistem Islam secara total yaitu termasuk pada aspek-aspek lainnya. Karena setiap aspek satu dengan aspek lainnya saling berkaitan. Menerapkan dinar sebagai alat pembayaran, juga harus ditopang dengan sistem ekonomi Islam termasuk juga sistem hukum, pendidikan, sosial, politik, dan seluruh aspek lainnya juga dengan sistem Islam.


Semestinya mengatur negara ini dengan syariah Islam kaffah menjadi resolusi bangsa 2020 dengan membuang jauh-jauh ideologi sampah kapitalisme sekuler apalagi komunisme ateis dan Sistem ini hanya Bisa terwujud dengan adopsi system politik Islam/khilafah karena Secara Imani, kita yakin tegaknya seluruh syariat Allah akan mendatangkan maslahat. Dan secara empiris maupun historis, khilafah adalah system politik yang terbukti mengatasi beragam krisis yg hari ini tak mampu diatasi. Hasil pemberlakuan khilafah adalah kehidupan sejahtera, mulia dan jaya.   Wallahu'allam.

Post a Comment

Previous Post Next Post